Ancaman krisis serta resesi ekonomi pada tahun 2023 semakin terlihat hilalnya. Resesi merupakan sebuah kondisi dimana terdapat penurunan aktivitas ekonomi yang terjadi secara signifikan dan dalam waktu yang lama. Melihat pada 2020 lalu, resesi terjadi sebagai akibat dari Pandemi COVID-19, menyebabkan banyak manusia kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan, hingga roda ekonomi macet.
Lantas, apa yang menjadi penyebab "ramalan" Resesi Ekonomi 2023? Lalu apa kata World Bank mengenai hal itu, serta upaya apa yang harus dilakukan?
Lonjakan inflasi yang tengah terjadi saat ini, pasca pandemi, menjadi salah satu indikator ramalan Resesi Ekonomi 2023. Pasalnya, Bank Sentral di seluruh dunia dalam mengatasi lonjakan inflasi ini telah menaikkan suku bunga.
World Bank melihat kenaikkan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral seluruh dunia jika diteruskan tentu akan menjadi indikator terjadinya Resesi Ekonomi 2023.
Presiden World Bank, David Malpass, memprediksi tren kenaikkan suku bunga ini akan terus terjadi dan membawa dampak kepada perlambatan ekonomi dan banyak negara akan merasakan Resesi 2023. Tren yang terus berlanjut juga akan mengancam pasar di negara berkembang dan ekonomi negara berkembang hancur.Â
Sementara jika melihat kepada perekonomian Indonesia, Sri Mulyani, Menteri Perekonomian Indonesia yang pernah menjabat sebagai direktur pelaksana World Bank, memaparkan bahwa saat ini perekonomian Indonesia masih dapat dikatakan dalam keadaan yang cukup sehat dan diperkirakan aman dari Resesi Global 2023. Namun, memang Indonesia masih dapat mengalami resiko resesi ekonomi yang diperkirakan dalam angka 3%.
Kita kembali pada prediksi dan pandangan World Bank mengenai Resesi Ekonomi 2023, World Bank Group melalui Presidennya yakni David Malpass, mengungkapkan bahwa Resesi 2023 ini akan membuat pertumbuhan ekonomi global melambat tajam dan sangat memungkinkan bagi banyak negara untuk jatuh ke dalam resesi.
Sementara itu, World bank memberikan upaya yang dapat dilakukan bagi seluruh negara untuk nantinya dapat menangani resesi global pada tahun 2023 dalam hal memperbaiki pertumbuhan ekonomi masing -- masing negara.Â
Presiden World Bank mengungkapkan bahwa agar terciptanya tingkat inflasi yang rendah, adanya kestabilan mata uang serta pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, maka penting bagi para pembuat kebijakan untuk mengubah fokus mereka kepada peningkatan produksi dibandingkan memikirkan bagaimana cara mengurangi tingkat konsumsi.
Selain itu, dalam upaya mengurangi inflasi sebagai salah satu penyebab resesi global 2023, Ayhan Kose, selaku World Bank Acting Vice President for Equitable Growth, Finance, and Institutions, menjelaskan bahwa upaya lain yang dapat dilakukan yakni menggunakan pengetatan kebijakan yakni kebijakan fiscal dan moneter.Â
Selain itu, penting bagi para pembuat kebijakan di suatu negara untuk memperhatikan cadangan devisa dan memperkuatnya juga memberikan fasilitas pada pekerja yang diputus kerjanya. Perlu juga adanya edukasi mengenai konsumsi energi yang baik agar segera terciptanya percepatan transisi ke sumber energi dengan carbon yang rendah, serta dalam sektor perdagangan perlu adanya penguatan kerja sama untuk membentuk jaringan perdagangan global.