Pandemi COVID-19 sudah melanda lebih dari 2 tahun, sejak Februari 2020 lalu. Hampir seluruh sektor dirugikan dengan adanya pandemi berskala besar ini. Tidak hanya di Indonesia, seluruh dunia pun ikut merasakannya.Â
Salah satu sektor yang terkena dampak dari adanya pandemi ini adalah sektor pariwisata, pandemi ini membuat banyak kegiatan lintas nasional maupun lintas negara menjadi terbatas.Â
Dilansir dari Organisasi Pariwisata Dunia (United Nations World Tourism Organization), sektor pariwisata global telah mengalami kehilangan pendapatan lebih dari US$1,3 triliun akibat pandemi Covid-19. Angka tersebut merupakan angka yang besar dan lebih besar 11 kali lipat dari kerugian pada saat krisis keuangan global tahun 2009 lalu.Â
Situasi pandemi ini juga menyebabkan sepertiga dari total destinasi wisata di dunia tutup untuk wisatawan. Pandemi COVID-19 menjadi momentum terburuk bagi sektor pariwisata, pasalnya kedatangan turis internasional menurun mencapai 74% akibat adanya virus ini.
Menurunnya sektor pariwisata diperparah dengan adanya penyebaran virus COVID-19 yang semakin mudah cara penularannya. Hal tersebut membuat lebih dari 70 negara memutuskan untuk menutup lintas penerbangan yang datang dari dalam maupun luar negeri. Tak hanya itu, mereka juga membatasi pergerakan yang terjadi di dalam negara mereka, terlebih kala itu belum ditemukannya vaksin COVID-19.
Negara di seluruh dunia ikut merasakan dampak pada sektor pariwisata, tak terkecuali Indonesia. Menurut data Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia pada tahun 2020 yakni mencapai 4.052.923 kunjungan, data tersebut mengalami penurunan hampir 75% dibandingkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun sebelumnya.Â
Jika kita melihat kerugian ini dalam rupiah, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat pada April 2020 lalu, total kerugian industry pariwisata Indonesia mencapai Rp85,7 triliun, dan pada akhir tahun 2020 kerugiannya mencapai lebih dari Rp100 triliun.Â
Semakin bertambahnya kerugian ini juga disebabkan karena adanya pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi adanya penyebaran virus COVID-19.Â
Adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar dan diiringi keluarnya kebijakan ditutupnya akses penerbangan dan wisata di Indonesia turut menyebabkan penurunan pendapatan negara, sektor ini hanya mampu menyumbang sebanyak Rp20,7 miliar, angka ini jauh berkurang dari sebelumnya.
Meskipun virus COVID-19 belum sepenuhnya hilang, pemulihan sektor pariwisata global dan Indonesia terus dilakukan. Status pandemi yang kini sudah berubah menjadi endemi telah membuka peluang besar bagi pemulihan pariwisata.Â
Berdasarkan data UNWTO, peningkatan ekonomi pada negara anggota G20 hampir sebagian besar dipangaruhi oleh sektor pariwisata, termasuk Indonesia. Pemulihan terus dilakukan oleh pemerintah guna meningkatkan pendapatan dan peningkatan kunjungan mancanegara, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memusatkan pemulihan pada bagaimana sektor pariwisata bisa bertahan, perlu adanya inovasi serta kesiapan yang lebih matang untuk perkembangan pariwisata pasca pandemic.Â