Minggu - minggu in perasaan sang calon amat sangat menegangkan, tidak bagi Ridwan Kamil. Dengan adegan yang penuh dramatis, kemarin tanah air ku dipertotonkan suatu atraksi moral yang cukup mendapat rating tinggi, penuh sensasi. aktor utamanya seorang putra bangsa tanah air yang baru saja dicopot dari jabatan prestige dengan hasil yang jauh dari tatanan profesional.
Dengan modal pendidikan, finansial yang tak terhitung bisa tidur ditengah khalayak ramai tapi bisa menulis naskah kepemimpinan dari balik jeruji besi. Koq bisa - bisanya para anak buahnya merespon surat wasiat tersebut dengan serius. Dengan telah diadilinya mantan Ketum Partai Golkar dan mantan Ketua DPR, Partai Golkar berubah haluan 200% dari strategi awal.
Yang semula mendukung penuh Cawagub untuk Jabar 1, setelah Setnov dipertotonkan di pengadilan Tipikor tak ayal lagi dukungan tersebut dicabut dan peluang Dedi Mulyadi tumbuh kembali. Berita gembira ini cukup melegakan, mensyukuri bagi Dedi Mulyadi yang dari kemarin cukup mengecewakan, membingungkan hampir - hampir frustasi berat.
Bagi Ridwan Kamil tidak ada perubahan sama sekali atas dicabutnya dukungan dari Partai Golkar, orang luar melihat atraksi - atraksi oknum - oknum dari Partai Golkar sudah cukup banyak paham piawai oknum - oknum tersebut, pagi tempe sore kedele.
Sebagai partai besar, tua dan kumpulan orang - orang beken, pintar, kaya, sudah pasti ada paksi - paksi. Bukan partai besar kalau anggotanya tidak ada perbedaan - pebedaan yang tajam. Bagi Ridwan Kamil memilih Cawagub yang bermutu mudah sekali, sesuai ilmu pengetahuannya.
Type yang dipilih untuk Cawagub Ridwan Kamil tentunya yang besar dipendidikan bukan hanya dibidang politik tapi yang dapat mengelola masyarakat seutuhnya. Dari sekian banyak ilmuwan, agamais, patutlah Ridwan Kamil memilih tokoh yang amat sangat sederhana, yaitu: Mahmudi Ismail. 2 (dua) periode tanpa ada catatan - catatan hitam. Dulu kader bermutu dari parpol, sehingga Ridwan Kamil perlu silahturahmi dulu ke partai tempat Mahmudi Ismail berinteraksi cukup intens. Mudah - mudahan kalaiu Ridwan Kamil di markas Mahmudi Ismail membawa berkah yang menyangkut chemistry tidak tersumbat.
Alangkah indahnya apabila Ridwan Kamil dan Mahmudi Ismail dapat menyatukan misi - visi dan niat untuk membangun Jawa Barat kedepan seluruh warga Jabar dapat tersenyum, tata tentram karta raharja.
Nanti kalau di masjid antara Ridwan Kamil dan Mahmudi Ismail selalu bertukar - tukar untuk jadi imam dan makmum. Suatu sore Ridwan Kamil jadi makmum, tengah malam jadi imam.
Semoga dapat terwujud kekompakan antara mereka berdua dan partai para pendukung selama ini dapat berlapang dada seutuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H