Hati Yanny bergejolak hebat waktu itu, dia menangis dan berteriak "bukan aku yang membunuhnya..". Jangan tuduh aku membunuh adikku.. Bagaimana aku bisa membunuh adikku.. Aku tak tahu.. Tolong jangan tuduh aku membunuhnya...
Melihat kondisi yang seperti itu, yanny di istirahatkan disuatu ruangan interogasi yang mempunyai cermin dua sisi agar kegiatanya dapat diterus dipantau. Dia pun di beri obat anti depresan agar jiwanya tidak bergejolak yang beresiko memunculkan sosok Aryn dalam tubuh Yanny..
Tapi Yanny terus saja menangis,, sesekali dia berdiri didepan cermin sambil berkata..
"Kamu siapa..?"
Dia selalu mengulang-ulang pertanyaan itu sambil memegang cermin, dia mengusap bayangan wajahnya.. Dan kembali berkata "kamu siapa..? "
Hal itu yang membuat hati para penyidik seakan hancur.. Mereka yang melihat Yanny dari balik cermin. Mereka tau sorot mata Yanny bukan sorot mata seorang pembunuh dan pembohong..
Tapi sorot mata itu,, sorot mata yang penuh keputusasaan..
Selepas itu Yanny didapati tertidur sambil duduk meletakkan kepalanya ke meja..
Dia sangat lelah kelihatanya..
hari sudah banyak berlalu..
Psikiater itu membawa seorang ahli terapis. mereka dijadwalkan melakukan pendalaman terhadap kesaksian Yanny. Secepatnya kasus ini harus segera di ungkap agar tidak menimbulkan opini publik yang bukan-bukan..