Kesaksian yanny itu memunculkan dugaan baru bagi pihak kepolisian. Sepertinya yanny mengalami gangguan kejiwaan. Tapi pihak kepolisian tidak bertindak gegabah meskipun harus menjunjung azas praduga tak bersalah namun kesaksian yanny ini bisa saja dibuat-buat agar dia bisa lepas dari jeratan hukum.
Akhirnya setelah dibiarkan beristirahat beberapa jam dan diberi makan, yanny di introgasi lagi dengan melakukan serangkaian test kejiwaan.. Untuk mengetahui apakah yanny ini memang gila..?
Ataukah memang normal kejiwaanya..??
Setelah tes selesai, dapat disimpulkan bahwa yanny mempunyai kejiwaan yang normal..
Tapi...
Yanny mempunyai masalah.. Ya masalah dengan ingatan. Dia terkadang tidak bisa mengingat akan suatu hal yang pernah ia alami. Terkadang dia sadar sudah berada disuatu tempat yang asing. Terkadang dia kaget dengan gaun yang ada di almarinya, padahal dia merasa tak membelinya. Ke pesta sekalipun dia tak pernah karena kehidupan mereka apa adanya.tapi dia merasa itu hadiah dari adiknya. hal itu terus berulang walaupun yanny tak menyukainya dan adiknya pun selalu bilang kan kakak yang membelinya sendiri..
Mengetahui akan hal itu polisi pun bertindak cepat dengan menghadirkan seorang psikiater yang diharap bisa menggali informasi lebih dalam lagi tentang amnesia yang di derita yanny..
Yaa.. Sejauh ini polisi beranggapan yanny mengalami amnesia dan keteranganya sangat dibutuhkan..
Yanny dijadwalkan harus melakukan sejumlah tes lagi dengan psikiater..
Hari-demi hari berlagsung, sedikit-demi sedikit ada hal yang diperoleh dari yanny..
Tentang kehidupanya, massa kecilnya, massa remajanya, orang tuanya.. Diketahui yanny semasa kecil kerap menerima siksaan dari orang tuanya. Terbukti dengan bekas luka ditubuh yanny yang sangat mengerikan. Bahkan bekas setrika di bahu kiri yanny pun masih tampak jelas. Yanny mempunyai masa kecil yang suram, ayah yang kerap menyiksanya adalah seorang ayah tiri, ibunya pun sama kejamnya karena memang yanny adalah anak yang tidak di harapkan..