Mohon tunggu...
aliyya xaviera
aliyya xaviera Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Indonesia. Saya memiliki kegemaran menulis opini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Potensi Hijauan di Desa Turi Melalui Program Sepakad

22 Agustus 2023   07:42 Diperbarui: 22 Agustus 2023   07:59 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Turi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Jetis dengan potensi pertanian yang mendominasi. Bertani menjadi salah satu pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Desa Turi. Oleh karena itu, Desa Turi menjadi salah satu produsen hasil pertanian yang berlimpah.

Selain sektor pertanian, sektor peternakan di Desa Turi turut berkembang. Masyarakat Desa Turi mulai banyak yang membuka peternakan kambing, bukan hanya untuk hobi semata, tetapi juga diperjual belikan untuk berbagai kebutuhan. Para peternak di Desa Turi sebagian besar masih menggunakan cara tradisional untuk memberi nutrisi (pakan) kepada hewan-hewan ternaknya. Mereka masih memberi rerumputan dan jerami yang mudah diperoleh dari sekitar tempat tinggal untuk pakan ternak.

Mendapati hal ini, mahasiswa KKN IPB berinisiatif untuk mengadakan program penyuluhan dan pelatihan pembuatan pakan silase kepada para peternak yang ada di Desa Turi. Pembuatan pakan silase ini sebagai salah satu bentuk pemanfaatan potensi hijauan secara optimal, dan juga membantu peternak untuk dapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan hewan ternaknya. Kegiatan penyuluhan ini bernama SEPAKAD (Silase Pakan Kambing-Domba) yang dilaksanakan pada hari Senin, 12 Juli 2023, dan dihadiri oleh dua puluh orang yang merupakan perwakilan masyarakat dari setiap dusun yang ada di Desa Turi.

Silase merupakan teknologi fermentasi yang biasa digunakan untuk mengawetkan hijauan makanan ternak, berupa hijauan segar, hasil samping pertanian, atau biji-bijian. Bahan yang digunakan untuk membuat silase berupa hijauan, konsentrat (dedak, bekatul, onggok), molases atau tetes tebu, dan EM4 atau dekomposer. Hijauan yang telah disiapkan dicacah terlebih dahulu. Pencacahan dapat dilakukan menggunakan alat cacah otomatis (chopper) atau secara manual. Setelah dicacah, hijauan dimasukkan ke dalam silo (wadah penyimpanan) sembari diselingi dengan campuran molases dan EM4 serta konsentrat. Penyimpanan dilakukan dalam kondisi anaerob (tanpa udara) selama 2-3 minggu sampai pakan dapat diberikan ke hewan ternak.

Metode pengawetan silase ini bertujuan untuk menjaga nutrisi yang ada di hijauan dalam jangka waktu yang lama. Pakan silase dapat bertahan hingga setahun selama wadah penyimpanan tidak dibuka atau hijauan tidak terpapar udara. Di samping itu, metode ini dapat digunakan sebagai alternatif para peternak untuk menjaga kuantitas dan kualitas pakan yang dimiliki serta nutrisi hewan ternak dapat terpenuhi dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun