Mohon tunggu...
Aliyyah ZatuMirrah
Aliyyah ZatuMirrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

jalan”

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Little Woman 2019, Karya Adaptasi tentang Keluarga dan Perempuan

15 September 2024   23:25 Diperbarui: 16 September 2024   01:11 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez


Little Women yang dirilis pada tahun 2019 ini merupakan film terbaru yang diadaptasi dari novel klasik karya Louisa May Alcott yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1868. Greta Gerwig, sang sutradara, menceritakan film ini tentang kehidupkan kisah  empat saudara perempuan March (Meg, Jo, Beth, dan Amy) yang tumbuh dewasa selama Perang Saudara. Adaptasi Gerwig memberikan perspektif baru terhadap tema-tema kunci seperti cinta, kebebasan, identitas perempuan, dan impian individu abad ke-19.

       Kisah Little Women berkisah tentang keluarga March, khususnya keempat putrinya, yang  menghadapi berbagai tantangan hidup. Film ini merupakan kisah pribadi seorang wanita muda yang berusaha menemukan jati dirinya di tengah dinamika keluarga, hubungan persaudaraan, dan ekspektasi masyarakat yang seringkali membatasi peran perempuan. Putri tertua, Meg March (Emma Watson),  digambarkan sebagai seseorang yang ingin menikah, dan membangun rumah tangga. Sementara itu, tokoh protagonis cerita, Jo March (Saoirse Ronan),  berjuang untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang penulis dan menolak stereotip tradisional tentang perempuan pada masa itu. Beth March (Eliza Scanlen), saudara perempuan yang paling pendiam di antara saudaranya yang lain, lebih fokus pada keluarga dan kecintaannya pada music khususnya piano, sedangkan yang termuda, Amy March (Florence Pugh), menjadi artis hebat dan menikmati kemewahan yang ia impikan untuk hidup Bahagia.


Film ini bergerak bolak-balik antara masa lalu dan masa kini, menunjukkan bagaimana pengalaman masa lalu mempengaruhi keputusan dan pengembangan pola piker karakter di masa sekarang. Teknik ini tidak hanya menambah dimensi yang lebih dalam pada perkembangan karakter, tetapi juga menunjukkan bagaimana  perasaan kenangan, nostalgia, dan penyesalan membentuk kehidupan mereka sebagai orang dewasa.
Contoh penting dari teknik ini adalah hubungan antara Joe dan Laurie (Timothée Chalamet). Laurie adalah seorang teman sekaligus tetangga yang kemudian berubah menjadi cinta yang tidak tersampaikan. Dalam cerita non-linier, kita menyaksikan hubungan mereka berkembang dan berubah seiring berjalannya waktu, memperkuat kesan bahwa hidup jarang berjalan sesuai harapan.
         Film ini menggambarkan tema yang sangat kuat mengenai kebebasan dan peran perempuan. Misalnya, Joe menggambarkan seorang wanita yang berjuang untuk kemerdekaan hak Wanita dan menolak untuk mengikuti ekspektasi masyarakat bahwa pernikahan adalah satu-satunya jalan menuju kebahagiaan bagi wanita. Dalam  beberapa adegan yang sangat berkesan, Jo secara emosional mengungkapkan bahwa dia lelah merasa sendirian dan bingung di dunia di mana perempuan tampaknya hanya dinilai berdasarkan seberapa terjebaknya mereka dalam peran tradisional dan tidak memiliki hak untuk meyuarakan pendapat. Klimaks inilah yang menyoroti konflik batinnya antara ambisi pribadi dan tekanan sosial.


Meski Meg punya kesempatan untuk hidup mewah, dia memilih jalan hidup yang lebih mudah bersama pria yang dicintainya. Sedangkan Amy tampak materialistis pada awalnya, dia akhirnya  menemukan keseimbangan antara ambisi artistik dan cinta sejati. Melalui karakter-karakter tersebut, Gerwig menawarkan pandangan yang lebih luas tentang apa artinya menjalani hidup yang bermakna dan seimbang.


         Desain kostum Jacqueline Durand yang memukau juga berperan penting dalam menonjolkan karakter dan periode terjadinya cerita. Gaun yang dikenakan wanita March tidak hanya mencerminkan era Perang Saudara, tetapi juga  kepribadian mereka. Sedangkan dalam segi visual, Film ini merupakan karya yang sangat indah. Dimulai dari menggunakan pencahayaan yang hangat dan pemilihan Lokasi yang sangat indah.


          Little Women menerima pujian kritis dan sukses secara komersial. Film ini dinominasikan untuk enam Academy Awards, termasuk nominasi film terbaik dan sutradara terbaik untuk Greta Gerwig, dan memenangkan desain Kostum Terbaik. Selain itu, Saoirse Ronan dan Florence Pugh dinominasikan untuk Aktris Terbaik dan Aktris Pendukung Terbaik atas penampilan  luar biasa mereka sebagai Joe dan Amy. Setiap aktor memberikan penampilan yang mendalam serta menjiwai yang membuat karakter klasik ini terasa hidup dan relevan bagi penonton modern.


         Secara keseluruhan, Little Women adalah adaptasi  cerdas, indah, dan penuh perasaan dari novel klasik Louisa May Alcott. Melalui penokohan yang kuat, dan sinematografi yang memukau, Greta Gerwig menawarkan sudut pandang baru terhadap Little Women dengan tetap mempertahankan esensi emosional yang menjadikannya sukses abadi. Film tersebut tidak hanya membangkitkan nostalgia  para penggemar novelnya, tetapi juga relevan bagi generasi baru yang terus berjuang  menemukan jati diri dan tempatnya di dunia khususnya bagi wanita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun