Mohon tunggu...
Aliyya Hanafie
Aliyya Hanafie Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Simpel, Sederhana, Ceria dan kata orang sedikit Kaku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Di Alam ku Temukan Indonesia dan Inilah Indonesiaku

16 Mei 2011   01:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:37 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Awal Jumat malam  8 April 14, 2011, kami berangkat dari Jakarta menuju bogor, Saya dan teman – teman satu tongkrongan di kampus berangkat ke arah Bogor dengan tujuan gunung Gede Pangrango atau yang lebih dikenal dengan sebutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), tetapi gunung yang akan kami daki adalah gunung Gede. Ini merupakan  rencana yang sudah dibuat dari kami semester 5 dan sekarang semester 6 baru terlaksana rencana itu, maklumlah semua harus mencocokkan jadwal, dan mencaari waktu yang tepat (sok sibuk, hehehe). Oya sekedar info kami tergabung dalam  komunitas yang diberi nama KOALA (Komunitas Alam Liar) sebuah komunitas pencinta alam, yang  baru terbentuk terdiri dari 7 orang, dan suatu saat nanti akan menjadi  sebuah EO sebagai cita - citanya. [caption id="attachment_108386" align="alignnone" width="150" caption="KOALA sebelu berevolusi, foto KOLA"] [/caption] [caption id="attachment_108388" align="alignnone" width="150" caption="KOALA setelah berevolusi, foto KOALA"][/caption] *** Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Gunung Gede teramsuk dalam ruang lingkupTaman Nasiaonal Gunung Gede Panggroango (TNGGP) yang berada di 3 kabupaten Bogor, Cianjur dan sukabumi. Ada 6 akses pintu masuk menuju TNGGP, yaitu dari Gunung Putri, Cibodas, Bodogol, Cisarua, Selabintana dan Situgunung. Pada tanggal 2 February 2011 kemarin Taman Nasional Gunung  Gede Pangrango telah memperoleh sertifikat ISO 14001 : 2004, dalam 3 ruang lingkup yaitu, pelayanan pendakian, pemantauan dan pengelolaan lingkungan (pengelolaan sampah) dan siaga tanggap darurat (STD), ini menjadi niali tambah untuk Taman Nasional Gunung Gede Panggrango.  Semoga dengan di raihnya ISO semakain menjaga ekosistem yang ada, bukan sebaliknya karena hemat saya semakin di explor suatu kekayaan alam maka keseimbanagn alam akan tergagu. Taman Nasional Gunung Gede Panggrango setiap tahunnya melakukan penutupan kegiatan pendakian ini dilakukan rutin selama 3 bulan yaitu pada bulan January sampai bulan Maret penutupan ini bertujuan untuk pemulihan ekosistem. [caption id="attachment_109197" align="alignnone" width="150" caption="ISO 14001:2004 TNGGP"][/caption] Sedangkan untuk jalur pendakian bisa menggunakan 3 pintu masuk  yaitu  Cibodas, Gunung Putri dan Selabintana yang merupakan akses utama menuju puncak Gunung Gede Pangrango, sedangkan Pintu masuk Situgunung merupakan utnuk menuju Danau Situgunung yang sangat sesuai untuk rekreasi keluarga, katanya (belum sempat ke sono hehe), dan pusat pendakian konservasi alam Bodogol juga sebagai pilihan alternative lain untuk menikmati keindahan hutan hujan tropis. **** Persiapan Jadwal yang kami tentukan sebelumnya adalah pada tanggal 2-3 bulan April, tetapi semua kuoata atau jatah pendakian telah habis untuk tanggal tersebut, baik dari Cibodas, Gung Putri maupun dari Selabintana, untuk mengurangi dampak negative kepada lingkungan dan supaya pengalam selama pendakian memuaskan maka pengelola TNGGP menetapkan system kuota begitu katanya, dan untuk masing – masing kuoatanya ialah : dari Cibodas sebanyak 300 pendaki, dan dari Gunung Putri 200 pendaki sedangkan dari Selabintana 100 pendaki jadi tiap hari jatah kuoata untuk mendaki Gunung Gede Pangrango totalnya  600 pendaki dari 3 pintu masuk tersebut. Sedikit Saran  supaya nanti sesuai dengan rencana yang anda buat, maka untuk mendaki Gunung ini dan agar mendapatkan bagian kuota  mendaki  disarankan untuk booking satu bualan sebelum  pendakian , bisa booking online juga  dan satu minggu  sebelum hari H nya pastikan kembali bahwa kita terdaftar, karena gunung Gede merupakan salah satu gunung komersil yang lumayan banyak di kunjungi. kemudian kami memilih tanggal pada minggu berikutnya yaitu 9-10 April karena pada minggu sebelumnya kuota telah habis, itu pun kami menadapt jalur dari Gunung Gede yang sebelumnya  menginginkan dari jalur Cibodas karena dari jalur ini kami anggap treeknya tidak terlalu sulit, tetapi berhubung kuaotanya telah habis untuk tangal tersebut, maka kami mengambil jalur dari Gunung Putri dan  hasilnya lumayan cukup berat bagi saya, sebagai pemula. [caption id="attachment_109201" align="alignnone" width="300" caption="Trek dari Gunung Putri, foto KOALA"][/caption] Masih bicara soal jalur untuk sampai ke puncak Gunung Gede disarankan untuk pendaki pemula agar memilih jalur  dari Cibodas karena trek ini lumayan mudah, tetapi sebaliknya kalo dari Gunung Putri trek yang akan dilewati lumayan curam karena kemiringannya berada pada ±70 derajat, dan untuk lebih jelasnya bisa klik di sini *** Hari H-nya Kami  sampai di basecame jam 11 malam tanggal 8 April, setelah telfon sana sini untuk mencari tempat  istirahat sekaligus bermalam sebagai bekal mempersiapkan kondisi tubuh esok harinya, dan bersukur tidak terlalu lama kami bisa mendapatkan  tempat yang lumayan nyaman, tempat yang ukurannya kurang lebih 3 x 4 meter, dan sepertinya kami ditempatkan bersama 1 rombongn lain, mereka ber 6 dan sepertinya mereka teman satu kerja (sok tau). Untuk tempat menginap biasanya masarakat setempat menyediakannya dan tarif seikhlasnya alias tidak ditenukan Lumayan lah buat meremin mata dari pada kami harus diluar dan begadang lebih baik kami disini. Setelah basa – basi dengan teman satu kamar tiba saatnya untuk memejamkan mata dengan diiringi irama merdu suara simfoni alam yang berasal dari teman saya alias ngorok hehehee. *** Pagi di kaki Gunung Pagi menyapa dengan udara sejuk yang tidak kami dapatkan di Jakarta yang pengap oleh ego dan individualis yang sepertinya mereka banggakan, bermacam – macam hal saya dapatkan disana (Jakarta) dari mulai mencari makan, ilmu dan berharap juga jodoh saya dapatkan (hehheee), sudahlah saya tidak mau membahas kota Jakartaku tersayang  biarlah Jakarta seperti apa adanya sekarang. Keindahan dan pesona alam begitu elok di pagi yang saya dapatkan di sana, kaki gunung Gede, ya semakin membuat aku bangga, tinggal di Indonesiaku yang di anugarahi Tuhan kekayaan  indah. Sukur ku panjatkan. Tempat aku menginap bukan lah sebuah tempat yang istmewa, tetapi dari tempat sederhana itu aku bisa melihat jauh tanpa batas sebuah pemandangan kota dari kejauahan serta deretan bukit yang masih malu dan bersembunyi di balik sisa kabut pagi.  Keindahan hamparan hijau sebagai tanda keaguanNya Kelembutan kabut membungkus kecuraman tebing Keanggunan langit, serta kermahan menyapa setiap memandangnya. *** Persiapan Pendakian Kemudian mata terjaga saat itu jarum jam berada di angka 4, subuh menjelang sebagian dari kami masih dalam pelukan mimpi masing – masing, saya dan sebagian lainnya menuju sumber suara yang memanggil kami di bumi untuk menghadap pemiliknya. Pukul 6 pagi kami mulai bersiap – siap untuk melakukan pendakian setelah bersih – bersih kemudian kami sarapan, dan pukul 8 pagi kami mulai mendaki.  Dengan semangat 45 saya dan ke6 orang teman  berangkat memulai pendakian sunguh alam yang kembali tak henti – hentinya mempesona, indah damai yang saya rasakan ketika melihat  salah satu kekayaan Indonesia  dari sekian banyak yang dimilikinya. *** Pendakian Stelah menempuh  perjalan kurang lebih 15 menit kami sampai pada pos pertama, sebuah bangunan panggung sederhana dengan penopang kayu yang tingginya tidak lebih dari 10 cm dari tanah, dan dilengkapi sebuah meja persegi dan bangku panjang di situ kami menemui dua petugas yang sedang berjaga, kemudian kami menyerahkan surat jalan, serta diingatkan kembali peraturan -peraturan  pendakian oleh petugas tersebut, dan sebagi penutup di pos pertama ini kami di berikan  petuah agar menjaga dan tidak merusak ekosistem ujarnya. [caption id="attachment_108360" align="alignnone" width="300" caption="Sinar mentari menghangatkan pepohonan, foto KOALA"][/caption] perjalanan kami lanjutkan setelah melewati pos pertama dan kedua serta berikutnya tidak kami temukan kembali petugas yang berjaga selain di pos pertama, tapi tak mengapa toh disini kami sering menjumpai sesama pendaki dan terlihat sebuah kebersamaan yang solid diantara mereka, serta keramahan yang kami temukan ketika berjumpa mereka. [caption id="attachment_109206" align="alignnone" width="300" caption="Semangat!!! foto KOALA"][/caption] [caption id="attachment_109217" align="alignnone" width="300" caption="semangat, diatas ada warung nasi Padang, foto KOALA"][/caption] Saling menyapa dan saling menyemangati  diantara kami, disini di gunung dialam bebas kita bisa saling menyapa tanpa harus tau siapa dia dari mana dia berasal, karena disini kami punya satu tujuan yaitu sampai ke puncak gunung yang kami tuju. [caption id="attachment_108389" align="alignnone" width="300" caption="melepas lelah sambil narsis, foto KOALA"] [/caption] [caption id="attachment_108366" align="alignnone" width="300" caption="kembali melepas lelah, foto KOALA"][/caption] Wajah Indonesia ku yang kutemukan di sini di gunung yang saya tapaki, wajah Indonesia yang seharusnya selalu sama disaat kapan pun dan dimana pun di belahan bumi pertiwiku, Indonesia kekayaan alamnya yang melimpah serta penduduknya  ramah, itulah Indonesia ku. *** Suryakencana Pukul 5 sore kami sampai di sebuah alun - alun yang berada di salah satu sisi gunung Gede Pangrango dan alaun – alun  itu dinamakan Surya kencana.  Lembah dengan padang bunga edelweiss yang menghampar indah memanjakan mata, Angin membisikan keagunganNya serta meninggalkan dingin masuk ke dalam badan Senja sore di Surya kencana, letih dan lelah hilang disapu pandangan indah yang di tawarkan di Surya kencana, begitu banyak cerita dan sejarah dari tempat ini, dimuali dari cerita yang lumayan seram sampai sejarah di balik alun – alun indah ini, begitulah Indonesia selalu memiliki cerita sendiri di setiap  wilayahnya. Diawali cerita yang mengatakan bahwa jika malam hari di Surya kencana  trdengar suara kuda berjalan yang disebut – sebut pangeran Suryakencana sedang melewati daerah itu tetapi entah lah kebenarannya tapi kabarnya beberapa pendaki pernah mendengar, Indonesia disini lah letak keunikan yang dimilikinya yang belum tentu di miliki oleh tempat lain di dunia. Setelah saya coba nyari di mbah Google dengan keyworld Surya kencana begitu banyak link – link yang menjelaskan sejarah dari Surya kencana. [caption id="attachment_108361" align="alignnone" width="300" caption="Pemandanagn di Suryakencana, foto KOALA"][/caption] [caption id="attachment_108351" align="alignnone" width="300" caption="padang Edelweiss, foto KOALA"][/caption] Eyang  Raden Suryakencana Winata Mangkubumi atau lebih dikenal dengn Eyang surya kencana, yang merupakn putra dari Aria Wiratanudatar (pendiri kota Cianjur) yang beristrikan seorang putri jin, Pangeran Suryakencana memiliki dua putra yaitu  Prabu Siliwangi dan Prabu Sakti, konon masyarakat setempat masih percaya bahwa tempat bersemayamnya Pangeran Suryakencana dan Prabu Siliwangi ada di Gunung Gede, untuk menjaga Gunung Gede tidak meletus, kepercayaan yang masih ada sampai kini. [caption id="attachment_108370" align="alignnone" width="300" caption="mentari menghangatkan Suryakencana, foto KOALA"][/caption] [caption id="attachment_109209" align="alignnone" width="300" caption="narsis di Suryakencana, foto KOALA"][/caption] *** Malam di Suryakencana Senja sore menghangatkan tubuh yang dipeluk dingnnya angin menghembus, langit sore menujukan jati dirinya yang lembut tanpa malu dan bersembunyi dibalik awan hitam, kami bersukur sore itu tidak turun hunjan sehingga bisa menikmati terang dan indahnya langit senja. Kami masing – masing berbagi tugas sebagian mengambil air, sebagian laginya mendirikan tenda dan kami para permpuan masak, sayang teman perempuan satu – satunya  tidak enak badan badannya menggigil kedinginan, tinggallah saya sendiri yang masak tapi tidak masalah wong  masaknya juga masak nasi dengan menu laku  yang simple dan mudah. Tugas  kami selesai dan tinggal makan, makanan yang saya oalah tadi, tak taulah rasanya seperti apa yang penting perut harus disi untuk tetap menjaga stamina tubuh agar setabil. Sayang saya kurang menikamti malam di surya kencana karena malam itu saya menggigil kedinginan dan harus diam di dalam tenda, padahal malam di sana (Suryakencana) pasti berbeda. Bersukur malam itu tidk turun hujan seandainya hujan pasti saya akan semakin menggigil kedinginan. *** Menuju puncak Gunung Gede Setelah kami bermalam di alun – alun Suryakencana besok paginya kami langsung melajutkan perjalanan ke puncang Gunung Gede, Semakin dekat dengan puncaknya semakin pendek pohon yang ditemui, dan semakin terjal jalannya, tapi kami harus tetap semangat untuk mencapainya, apa lagi kami sering berpapasan dengan pendaki yang  hendak turun ini semakin membakar semangat kami untuk mencapai puncaknya. [caption id="attachment_109226" align="alignnone" width="300" caption="berdoa dulu, brdoa di mulai... foto KOALA"][/caption] [caption id="attachment_109212" align="alignnone" width="300" caption="lanjut menuju puncak gunung Gede, foto KOALA"][/caption] Dan setelah berjalan kurng lebih 3 jam kami sampai di atas puncak Gede, puncak yang kami tuju sengguh semakin membuktikan kuagunganNya dan begitu kecilnya kita dibandingkan dengan ciptaanNya yang lin sehingga kembali lagi untuk kesekian kalinya saya di buat takjub oleh alam Indonesia  ku atas karunia Tuhan yang diberikanNya serta keagunganNya. [caption id="attachment_108363" align="alignnone" width="300" caption="tebing batu mengelilingi kawah puncang Gede, foto KOALA"][/caption] [caption id="attachment_108382" align="alignnone" width="300" caption="jalur puncak Gede, naik2 ke puncak gunung tinggi2 sekali...foto KOALA"][/caption] Di puncak Gunung Gede ini kami di suguhi pemandangan Kawah dengan asap dari belerang mengepul keatas, pasir serta tebing yang mengelilingi sebagai ‘mangkok’ raksasa  wadahnya, Indah sekali saya tersenyum pusa, ahirnya saya bisa sampai ke puncaknya juga sedikit bangga karena pendakian pertama ku cukup berhasil. *** Ahir Indonesia Negara yang dianugrahi tuhan dengan begitu banyak keyaannya, baik alam, bahasa, budaya dan banyak lagi yang dimiliki Indonesia ku. Marilah kita jaga dan pelihara sebagai warisan generasi kita berikutnya. [caption id="attachment_108355" align="alignnone" width="300" caption="koala punya gaya, foto KOALA"][/caption] [caption id="attachment_109215" align="alignnone" width="300" caption="narsis never die :D, foto KOALA"][/caption] _________________________________________________________________ Beberapa sumber :

http://www.jurnalbogor.com/?p=19040

http://gedepangrango.org/

a+kencanahttp://www.lintasberita.us/topic/sejarah+prabu+sury

Foto ISO

http://gedepangrango.org/wp-content/uploads/2011/03/iso14001.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun