Duduk di bangku itu, sudut yang sebelumnya tak pernah ku kenal
Sebuah rasa ku sapa tuk berharap dia bisa melihat
Aku ada disudut itu, disalah satu ruang hatimu, ku memaksa
Tapi tetap Kau tak bisa melihat ku, karena kau mentari yang tak butuh sinar seperti ku
Sinar bintang yang jauh entah dimana itulah aku, bagi mu
Tapi aku akan terusmengumpulkan bintang – bintang itu
Sehingga aku berharap kau dapat melihat ku, untuk penerang jalan mu
Tetap kau mentari pagi, tak akan berubah
Biarlah kau mentari yang bersinar di siang hari
Dan aku tetap bintang keci yang berada dalam gelapnya malam
Kau sudah bersamanya dan kuharap kau bahagia
Sungguh benar luka itu ada, dan sakit memang
Bintang tetap bintang, dan kau mentari tetaplah mentari
Mentari beserta sinar yang kau miliki
Sekarang aku bintang yang tak akan merindukan mentari lagi
Biarlah rasa itu hilang bersama datang dingnya malam
Membekukan rasa yang tak pernah akan terlihatnya
sampai mentari kembali datang untuk sinarnya
Dan bintang tetap datang untuk gelapnya malam
Dan hukum alam tak akan pernah berubah, bahkan ditawar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H