"Aku ingin jadi Guru!" ucap seorang anak yang antusias di dalam kelas. Di pagi hari yang cerah ini Ka Indah mulai mengisi kelasnya dengan belajar mengenal cita-cita, Kak Indah mengajak adik-adik dari SDN Kranji V Kota Bekasi untuk berdiskusi dan mencari tahu apa cita-cita mereka saat besar nanti. Disini Kak Indah tidak sendirian, ia ditemani dua teman lainnya untuk menjadi guru mitra program Kampus Mengajar yang diadakan Pemerintah semester ini.
Seiring dengan perkembangan zaman, cita-cita menjadi seorang guru atau berkancah di dunia pendidikan sudah semakin jarang ditemukan. Intesnya anak-anak muda terpapar teknologi dan media sosial membuat mereka lebih cenderung ingin menjadi youtubers, gamers, atau influencer. Padahal menjadi seorang guru merupakan pekerjaan yang mulia dan penuh dedikasi yang tinggi.
Namun hal tersebut tidak menggoyahkan semangat Kak Indah untuk ikut serta membantu sistem pendidikan dan berkancah di dunia pendidikan di Indonesia. Dalam cita-citanya Kak Indah ingin meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini, melihat masih banyak hal yang masih perlu ditingkatkan untuk mencapai pendidikan yang lebih maju. Tidak hanya itu, pada dasarnya Kak Indah memang suka belajar, banyak hal yang menarik untuk Kak Indah Pelajari.
"Dunia pendidikan ini sangat luas, banyak yang dapat dibahas dan sangat menarik perhatian publik termasuk saya. Berbagai kasus dalam dunia pendidikan, baik yang positif dan negatif dapat diambil pelajarannya, maka dari itu saya sangat tertarik dengan dunia pendidikan." tutur Kak Indah.
Kampus mengajar merupakan salah satu bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dibuat oleh Menteri Pendidikan Indonesia pada tahun 2020. Melalui program Kampus Mengajar ini para mahasiswa dapat berkesempatan belajar diluar kelas dengan menjadi mitra guru dalam satu semester.Â
Kak Indah mulai ikut Program Kampus Mengajar ini sejak bulan Januari lalu, dan terjun langsung ke Sekolah pada tanggal 20 Februari 2023. Dalam program ini, Kak indah belajar untuk menjadi seorang tenaga kependidikan dan menyusun strategi dan model pembelajaran dengan fokus meningkatkan kemampuan anak didik di sekolah sasaran, terutama pada kemampuan calistung. Disini Ka indah memilih SD Negeri Kranji V Kota Bekasi untuk menjadi sekolah sasaran.
Saat mengikuti Program Kampus Mengajar Kak Indah juga harus mengikuti mata kuliah wajib di kampusnya, hal ini menjadi salah satu tantangan bagi Kak Indah untuk membagi fokus dan waktunya, antara tugas mengajar dan juga tugas kampus. Terlebih lagi kurangnya SDM dalam tim kelompok mengajar, mengharuskan tim untuk lebih ekstra lagi dalam menjalani aktivitas dari Program ini. Hal tersebut pastinya cukup banyak menguras tenaga Kak Indah yang mengharuskannya untuk tetap menjaga kondisi fisik dan juga pikiran.
Berbekal ilmu yang dipelajari selama lima semester di perkuliahan, ada saatnya suatu kelas akan menjadi ramai dan tidak kondusif, hal ini bisa dikarenakan antusias seorang anak yang tinggi atau bahkan kurangnya fokus anak saat belajar. Pastinya dalam menghadapi hal tersebut, seorang pengajar harus bertindak tegas agar kelas dapat kondusif kembali. Dalam hal ini, keterikatan emosional antara Kak Indah dan anak muridnya yang terjalin akan terlihat.
Jika dilihat dari karakter anak anak didik, setiap anak memiliki latar belakang berbeda yang membuat mereka memiliki cara belajarnya sendiri yang belum tentu sama dengan anak anak lainnya. Sehingga sebagai seorang yang berkesempatan menjadi pengajar, Kak Indah harus dapat memahami setiap karakter anak muridnya yang berbeda-beda. Hal tersebut pastinya berbeda dengan gaya belajar di kampus yang lebih condong untuk mempelajari materi.Â
"Berbeda dengan belajar di Kampus yang sekedar fokus dengan materi dan menyimak pembelajaran, dari pada saat melakukan praktek langsung di kelas yang terasa lebih ada pengalaman dari suasana kelas yang ramai akan suara anak didik yang antusias." Tanggapan Kak Indah terkait perbedaan belajar di Kampus dan praktek langsung di Sekolah.