Mohon tunggu...
ALIYA NURUL F.
ALIYA NURUL F. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI KAMDA CIBIRU

Sebagai seorang penulis yang telah aktif sejak tahun 2022, saya telah memiliki pengalaman berharga dalam dunia blogging dan penulisan. Hobi saya menulis tidak hanya sekadar aktivitas, tetapi merupakan bentuk ekspresi diri yang saya tekuni dengan penuh gairah. Saya telah menerbitkan beberapa buku antologi, yang menjadi bukti dedikasi saya dalam dunia literasi. Selain itu, saya juga bergabung dengan komunitas menulis ODOP (One Day One Post), yang telah memberikan banyak kesempatan untuk berkembang dan berkolaborasi dengan penulis lain. Kecintaan saya terhadap buku dan membaca, khususnya buku-buku filsafat, telah menjadi sumber inspirasi utama dalam tulisan-tulisan saya. Filsafat memberikan perspektif yang mendalam tentang kehidupan dan pemikiran, yang saya rasa sangat relevan untuk diterjemahkan dalam tulisan. Melalui penulisan, saya berharap dapat berbagi pengetahuan dan refleksi yang bermanfaat bagi pembaca, serta terus belajar dan berkembang sebagai seorang penulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pancasila sebagai Kunci : Menghadapi Krisis Kenaikan Harga dengan Solidaritas dan Keadilan

22 Desember 2024   15:20 Diperbarui: 22 Desember 2024   15:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Belakangan ini, kenaikan harga kebutuhan pokok menjadi isu sosial yang sangat berdampak pada masyarakat luas. Harga bahan pangan seperti beras, minyak goreng, dan telur mengalami lonjakan signifikan, sehingga menimbulkan tekanan ekonomi, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam situasi ini, penting untuk melihat permasalahan ini melalui perspektif nilai-nilai Pancasila.

Salah satu nilai yang relevan adalah sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia." Kenaikan harga kebutuhan pokok menunjukkan adanya ketimpangan akses terhadap barang-barang esensial. Bagi sebagian besar masyarakat, kenaikan ini mempersulit mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan kebutuhan pokok melalui berbagai kebijakan, seperti pemberian subsidi atau operasi pasar untuk menekan harga. Selain itu, pemerintah dapat memperkuat pengawasan terhadap distribusi barang kebutuhan pokok agar tidak terjadi penimbunan yang memperburuk situasi.

Selain itu, sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," mengingatkan kita akan pentingnya memperhatikan dampak kemanusiaan dari krisis ini. Kenaikan harga bahan pokok tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan dan pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu. Dalam situasi ini, masyarakat yang lebih mampu dapat berperan aktif dengan memberikan bantuan langsung berupa paket sembako atau dukungan finansial kepada mereka yang terdampak. Solidaritas sosial dari berbagai pihak, termasuk komunitas, organisasi non-pemerintah, dan lembaga amal, dapat menjadi solusi jangka pendek yang efektif.

Dalam konteks ini, sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan," juga penting. Pemerintah dan para pemangku kebijakan harus mendengarkan suara masyarakat, khususnya mereka yang paling terdampak. Kebijakan yang melibatkan dialog dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi petani, pedagang, dan konsumen, akan menghasilkan solusi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan adanya musyawarah yang terbuka, kebijakan yang diambil dapat lebih tepat sasaran dan mengurangi beban masyarakat kecil.

Di sisi lain, masyarakat juga dapat berkontribusi melalui inisiatif lokal, seperti membentuk koperasi atau komunitas swadaya yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan. Langkah ini tidak hanya membantu meringankan beban ekonomi tetapi juga memperkuat semangat gotong royong sebagaimana diamanatkan oleh sila ketiga, "Persatuan Indonesia." Koperasi dapat menjadi alat efektif untuk memotong rantai distribusi yang terlalu panjang sehingga harga barang dapat lebih terjangkau.

Pancasila adalah pedoman yang selalu relevan dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk krisis harga kebutuhan pokok. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat dan pemerintah dapat bersama-sama mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Persatuan dan gotong royong harus menjadi semangat utama dalam menghadapi krisis ini. Misalnya, pemerintah dapat bekerja sama dengan sektor swasta dan organisasi masyarakat untuk menciptakan program-program bantuan pangan yang lebih efektif.

Pada akhirnya, tanggung jawab untuk mengatasi kenaikan harga kebutuhan pokok tidak hanya terletak pada pemerintah, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan. Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, kita dapat memperkuat solidaritas sosial dan membangun keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hanya melalui kolaborasi dan semangat kebersamaan, Indonesia dapat mengatasi tantangan ini dan mewujudkan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyatnya.

Lebih jauh lagi, ketahanan pangan yang kuat harus menjadi salah satu prioritas nasional, karena kebutuhan pokok yang terjangkau adalah kunci untuk mencapai kemajuan sosial yang berkelanjutan. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama memperkuat sistem distribusi pangan dan memperkenalkan solusi inovatif untuk mengatasi kesenjangan yang ada. Dengan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, setiap langkah menuju penyelesaian krisis ini akan semakin mantap dan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih sejahtera dan adil bagi seluruh rakyatnya.

Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia terkait dengan kenaikan harga kebutuhan pokok adalah ujian bagi kekuatan solidaritas sosial kita. Dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila, kita dapat menghadapinya dengan cara yang adil, bijaksana, dan penuh kebersamaan. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus bersatu padu untuk memastikan bahwa setiap warga negara, tanpa terkecuali, dapat memenuhi kebutuhan dasarnya tanpa terjerat dalam kesulitan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun