Mohon tunggu...
Aliyani Ghassani
Aliyani Ghassani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi universitas negeri malang

Seorang mahasiswi universitas negeri Malang yang hobynya menulis,memasak,dan bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengembangan media edukasi digital untuk meningkatkan

25 Desember 2024   15:14 Diperbarui: 25 Desember 2024   15:13 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Nganjuk, Kompasiana --- Candi Lor, situs bersejarah yang terletak di Desa Lor, Kecamatan Nganjuk, Jawa Timur, kini menghadapi tantangan besar dalam pelestarian dan pengenalan kepada masyarakat. Dibangun pada abad ke-10, candi ini merupakan peninggalan penting dari Kerajaan Majapahit, namun kondisi fisiknya kini terancam rusak akibat faktor alam dan kurangnya pemeliharaan yang memadai. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang situs ini juga menghambat upaya pelestarian yang lebih efektif.

Menanggapi situasi ini, tim pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Malang (UM), yang terdiri dari Aliyani Ghassani, Dinda Arsita, Maelani Khoirun Nisaa, dan Novi Artamevia, mengembangkan sebuah media edukasi digital untuk meningkatkan daya tarik dan pengetahuan masyarakat mengenai Candi Lor. Alih-alih menggunakan aplikasi berbasis Android, tim ini mengusung sistem barcode sebagai solusi interaktif yang lebih sederhana dan mudah diakses oleh pengunjung.

Dengan memasang barcode di sekitar area candi, pengunjung dapat memindai kode tersebut menggunakan ponsel pintar mereka untuk mengakses informasi sejarah, arsitektur, dan pentingnya pelestarian Candi Lor. Sistem barcode ini dirancang untuk menyediakan berbagai materi edukatif, mulai dari artikel tentang sejarah candi, foto-foto dokumentasi, hingga video pendek yang menggambarkan pentingnya menjaga situs bersejarah ini. Selain itu, pengunjung juga dapat menemukan informasi mengenai kegiatan budaya tradisional yang diadakan oleh masyarakat setempat, seperti acara Mocopatan, yang dapat menambah daya tarik bagi pengunjung untuk lebih peduli terhadap pelestarian candi.

Tim pengabdian ini berharap bahwa penggunaan sistem barcode ini akan mempermudah masyarakat, terutama generasi muda, dalam mengakses informasi tentang Candi Lor secara langsung saat mengunjungi situs tersebut. Melalui pendekatan ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya pelestarian situs bersejarah ini dapat meningkat, dan masyarakat semakin terlibat dalam upaya menjaga warisan budaya Indonesia.

Meskipun demikian, tim juga menekankan bahwa pelestarian fisik Candi Lor memerlukan dukungan lebih besar dari pemerintah, terutama dalam hal pendanaan dan pengelolaan konservasi. Dengan kerjasama antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah, Candi Lor diharapkan dapat tetap terjaga dan menjadi simbol kebanggaan budaya Indonesia yang tak hanya dihargai oleh generasi sekarang, tetapi juga oleh generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun