Menyalakan handphone, mencari sebuah aplikasi bernama Youtube, membuka aplikasinya, dan mencari video youtuber favorit. Slogan "Youtube lebih dari TV" sudah melekat di benak pikiran orang-orang sejak lama, sekitar tahun 2017. Konten bermain game, prank, challenge, vlog, mukbang, dan konten terbaru lainnya yang terus menjadi daya tarik penonton. Bahkan kisah misteri dan fakta menarik terasa menjadi sebuah berita yang lebih menarik daripada sekedar berita di TV.
Pada masa yang serba teknologi ini, sosok youtuber bisa digantikan dengan sebuah karakter animasi tanpa perlu menunjukkan identitas aslinya. Konten yang tidak jauh berbeda dengan youtuber umumnya, tetapi memiliki suatu ciri khas dari keunikan wujud animasi tersebut. Dengan adanya konsep seperti itu menjadi suatu daya tarik yang lebih besar dan berminat untuk menjadi bagian dari sosok tersebut. Ada yang mengenal sosok apakah itu?
Dia adalah Virtual Youtuber, para penggemar menyebutnya sebagai Vtuber. Dia juga diibaratkan sebagai idol para penonton masa kini yang pada dasarnya youtuber juga terbilang setara dengan artis terkenal. Hanya saja yang membedakan adalah sosoknya yang menggunakan fitur animasi serta menciptakan suatu karakter yang akan menjadi nilai tambah dalam suatu keunikan.
Sama halnya dengan artis pada umumnya, Vtuber juga bisa menunjukkan bakatnya di bidang entertainment, seperti menyanyi, bermain musik, menggambar, dan lain sebagainya. Selain itu, sama halnya juga dengan youtuber gaming, Vtuber juga bisa menyajikan konten bermain game. Serta tidak lupa dia membuat konten berbincang dengan para penonton atau dikenal dengan nama Freetalk. Salah satu konten juga dapat mempengaruhi minat penggemar dan terasa seperti sedang berbaur dengan karakter fiksi. Oleh sebab itu, mengapa Vtuber menjadi bintang diantara para youtuber.
Namun, tanpa kita sadari dibalik karakter youtuber animasi tersebut dia tetaplah seorang manusia meski tidak sesuai ekspetasi seperti karakter yang diperankan. Meski konten-kontennya memiliki minat yang sangat banyak, dampak media massa tetap ada. Rata-rata permasalahan tersebut disebabkan pelaku peminat budaya Jepang.
Kita ambil saja contoh kecilmya dari kasus salah satu netizen otaku yang terobsesi dengan Vtuber. Dia menolak kenyataan bahwa dibalik karakter yang disukai tidak sesuai ekspetasi hingga pada akhirnya mengirim komentar negatif sampai mengirim pesan ancaman kepada idolanya. Hal tersebut juga berdampak kepada Vtuber tersebut secara mental. Apakah menjadi seorang Vtuber sangat berbahaya?
Di era digital ini, perkembangan media massa terus berlanjut termasuk dengan adanya inovasi, seperti peran Virtual Youtuber. Tidak ada salahnya kita membuat perkembangan seperti itu. Peran Vtuber sebenarnya juga memiliki suatu keuntungan. Dia tidak perlu khawatir ketahuan identitas aslinya karena dia hanya berperan sebagai karakter yang dibuat. Sekarang banyak juga orang yang beralih membuat konten dan berperan sebagai karakter animasi, bahkan sekarang Vtuber bisa dilakukan sendirian atau berupa unit grup seperti agensi. Agar lebih aman, untuk tetap waspada dan selektif dalam menjalani aktivitas dunia maya, cari teman atau seseorang yang sekiranya bisa mendukung untuk berkarya. Masih berminat menjadi Vtuber?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI