Papua merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah seperti banyak tambang, emas, dan perak. Di papua terdapat Perusahaan Freeport  (PT-FI) yang berlokasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia.  Perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan yang melakukan penambangan, pemprosesan, dan melakukan pengeksplorasian terhadap tembaga, emas, dan perak.
Bicara mengenai Prinsip kapitalisme di PT Freeport Papua (PT-FI) mencakup:
- Kepemilikan swasta
- PT Freeport Papua (PT-FI) ini dimiliki oleh perusahaan tambang Amerika Serikat, yang mencerminkan prinsip kepemilikan swasta yang bercirikhaskan kapitalisme.
- Eksploitasi terhadap SDA
- Prinsip utama dari PT Feeport Papua (PT-FI) ini adalah melakukan eksploitasi SDA, terutama tembaga dan emas. Hal ini mengarah pada kegiatan pengeboran dan penambangan logam berharga.
- Motif keuntungan
- Tidak sedikit perusahaan swasta yang tujuan utamanya untuk mencari keuntungan. Seperti PT Freeport Papua (PT-FI) yang memiliki tujuan memaksimalkan laba  karena hal ini dapat mendorong evisiensi ekonomi.
- Kontribusi Ekonomi
- Selain mencari keuntungan, PT Freeport Papua (PT-FI) memberikan kontribusi ekonomi berupa pajak, royalti, dan kontribusi lainnya.
Perlu diingat bahwa prinsip-prinsip tersebut tidak selalu jalan dengan lingkungan dan sosial yang lebih luas. Tetapi dengan adanya peran pemerintah Indonesia  yang memiliki peran dalam mengatur perusahaan-perusahaan swasta dan mengawasi kepatuan hukum. PT Freeport Papua (PT-FI) sekarang telah berhadapan dengan kritik dari masyarakat terhadap dampak pada lingkungan dan sosial yang luas, termasuk konflik dengan komunitas lokal dan isu-isu lainnya. Berbicara mengenai masalah yang terjadi di PT Freeport Papua (PT-FI), selama bertahun-tahun PT Freeport Papua (PT-FI) menghadapi berbagai masalah, masalah utamanya yakni
- Masalah lingkungan
- Kegiatan pengeksploitasian ini menimbulkan dampak yang serius terhadap lingkungan, termasuk pada limbah tambang dan pencemaran sungai. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di dalam maupun di luar negeri dan dapat memicu protes dari kelompok-kelompok lingkungan.
- Konflik sosialÂ
- PT Freeport Papua telah terlibat konflik dengan komunitas local, terutama Suku Amungme yang telah mengklaim bahwa ha katas tanah dan SDA di wilayah tersebut. Konflik ini bisa berakibat kekerasan
- Kedilan sosial
- Isu- isu mengenai PT Freeport Papua (PT-FI) juga mempertanyakan lebih luas tentang hak asasi manusia, keadilan sosial, dan peran perusahaan multinasional dalam ekonomi lokal.
PT Freeport Papua (PT-FI) Â telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta menjalin kerja sama dengan pemerintah dan komunitas lokal. Namun, masalah yang terkait dengan operasinya tetap menjadi subjek perdebatan dan perhatian masyarakat luas.
ALIYA AINUN NUROH
EKONOMI SYARIAHÂ
KUDUS, JAWA TENGAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H