Mohon tunggu...
Aliya RahmaAmira
Aliya RahmaAmira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga tahun 2024

Saya adalah mahasiswi Kedokteran Hewan tahun 2024 yang memiliki minat terhadap hewan serta kesejahteraan hewan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gagal Ginjal Akut Pada Anak di Indonesia: Perspektif Pelanggaran Hak Asasi Manusia

9 Januari 2025   01:23 Diperbarui: 9 Januari 2025   01:23 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kasus gagal ginjal akut  anak di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, terutama sejak Agustus 2022, dengan banyaknya laporan gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak di bawah usia 5 tahun. Faktor penyebab yang teridentifikasi antara lain adanya sejumlah kecil senyawa berbahaya dalam obat yang dikonsumsi anak, kurangnya kesadaran orang tua terhadap gejala awal gagal ginjal, dan paparan racun di lingkungan. Gagal ginjal merupakan sebuah gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible, di mana fungsi ginjal mengalami penurunan dalam mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga terjadi uremia. Gagal ginjal biasanya berakibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap. Pada umumnya penyakit ini baru dapat dideteksi melalui tes urine dan darah. Gejala yang bersifat umum membuat pengidap penyakit ini biasanya tidak menyadari gejalanya hingga mencapai stadium lanjut. Gagal ginjal kronis merupakan masalah kesehatan global dengan kasus yang meningkat karena adanya peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dan terjadinya berbagai kasus penyakit penyerta, seperti diabetes mellitus serta hipertensi.

Peningkatan kasus ini menunjukkan perlunya untuk memperhatikan kesehatan anak dan  lebih memantau obat-obatan yang beredar di masyarakat. Dalam konteks ini, pelanggaran hak asasi manusia juga merupakan isu penting, terutama ketika pemerintah gagal melindungi anak-anak dari risiko kesehatan yang dapat dihindari. Akses terhadap layanan kesehatan yang tepat seringkali sulit, dan kurangnya  informasi yang transparan mengenai obat-obatan yang berpotensi membahayakan semakin memperparah masalah ini. Untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan, pemerintah, profesional kesehatan, dan masyarakat harus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gejala gagal ginjal akut, pemantauan obat yang ketat, dan memastikan sistem pelaporan yang efektif Program pendidikan kesehatan di sekolah dan masyarakat juga sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan ginjal dan pencegahan penyakit.

Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan merupakan langkah krusial dalam mencegah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).  Pertama adalah Infrastruktur Kesehatan. Pemerintah harus membangun puskesmas dan posyandu dengan peralatan dan kebutuhan medis yang layak di daerah terpencil untuk memastikan masyarakat memiliki akses yang lebih baik ke layanan kesehatan. Pemerintah dapat berinovasi dengan memberikan layanan kesehatan keliling membantu menjangkau wilayah yang sulit diakses serta memberikan pemeriksaan dan pengobatan langsung kepada masyarakat. Kedua adalah Tenaga Medis. Meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga medis yang kompeten di daerah pedesaan sangat penting untuk memberikan layanan yang berkualitas. Pelatihan dan akreditasi puskesmas juga dilakukan untuk memastikan standar pelayanan. Ketiga adalah Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Untuk Seluruh Masyarakat. Keempat adalah Edukasi dan Kesadaran Masyarakat Mengenai Pentingnya Kesehatan. Terakhir adalah memanfaatkan Teknologi Digital. Salah satu bentuk teknologi digital yang digunakan di layanan kesehatan adalah Rekam Medis Elektronik (RME). Implementasi RME memudahkan akses data kesehatan dan meningkatkan transparansi sehingga mempercepat pelayanan dan mengurangi biaya. 

Kasus gagal ginjal akut pada anak berusia 1 tahun merupakan peristiwa yang sangat memprihatinkan dan menimbulkan pertanyaan tentang kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Analisis kasus ini menunjukkan beberapa kelemahan dalam sistem pelayanan kesehatan, seperti keterlambatan penanganan medis, kurangnya informasi dan edukasi dari pihak medis, serta keterbatasan akses ke perawatan medis yang memadai. Kasus ini juga menyoroti pentingnya perbaikan sistem rujukan darurat, peningkatan kualitas perawatan, dan edukasi masyarakat tentang perawatan tepat waktu. Pemerintah harus memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan memadai dan meningkatkan kemampuan tenaga medis untuk mencegah kasus serupa di masa depan. Dengan demikian, hak atas kesehatan masyarakat dapat terjamin dan kualitas pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan.

Tim Penulis:

ETIK 25 Universitas Airlangga 2024

Roki Zaidan Arohmi / 111241154

Malta Hashinah Mahub / 121241197

Clarissa Salsabila Soebagiyo /  151241202 

Kautsar Qarina / 151241196

Nuris Adelia Tabassam N / 413241066

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun