Kita tidak bisa memungkiri bahwa memasuki era Internet of things (IoT) ini sudah terlalu banyak suguhan informasi dipadukan dengan kemudahan akses melalui internet menjadi penyebab Information Overloading.Â
Tidak sedikit pegiat pendidikan, siswa, guru dan beberapa bagian lainnya yang akhirnya gagal melakukan penyaringan informasi ditambah lagi isu hoax, buzzer menjadikan informasi digital semakin tidak sehat.
Pendidikan memang diarahkan untuk melek teknologi dan mengikuti arus digitalisasi, guru dan siswa harus ada pada frekuensi kompetensi yang sama sehingga tidak ada gap dalam proses pembelajaran.Â
Pendidikan juga menurut undang-undang memiliki tujuan yang sangat mulia melalui tujuan pedidikan nasional yang menempatkan karakter pada poin yang krusial untuk dibenahi.Â
Hal ini mengakibatkan perubahan kurikulum dan pola pendidikan di setiap waktu dan mungkin hingga menemukan formulasi yang ideal.Â
Perubahan tersebut menjadi penanda bahwa kita tidak diam tetapi apakah perubahan merupakan "positive shift" atau malah destruktif karena tidak selamanya banyak itu lebih baik (more are not necessarily better).
Perbaikan secara kuantitatif belum banyak menjawab permasalahan pendidikan kita. Misalnya dengan penambahan jam belajar, aktifitas belajar (ekstrakurikuler), tugas yang diperbanyak sebagai bentuk akuntabilitas pendidikan dan tes berlapis yang harus dihadapi siswa mulai ulangan harian, UTS, UAS dan ujian nasional.Â
Sejauh ini hal tersebut secara ilmiah belum banyak berkontribusi dalam memperbaiki kualitas lulusan. Belum lagi dengan banyaknya jumlah mata pelajaran yang mereka harus kuasai dan lulusi yang menurut beberapa anggapan kurang "fair" bagi siswa.
Perlu kita ingat bahwa lonceng disrupsi telah dibunyikan yang tentunya akan banyak berpengaruh pada fokus pendidikan utamanya siswa.Â
Guru harus lebih kuat karena akan berjibaku dengan gangguan-gangguan yang dibawa oleh perkembangan teknologi. Perlu akselerasi pengambangan pengetahuan oleh guru kita utamanya pada aspek teknologi digital.Â
Jika tidak, maka gap pengetahuan secara kontekstual antara murid dan guru akan semakin lebar jaraknya. Siswa hari ini sudah sangat siap dalam pengoperasian teknologi dan itu adalah salah satu representrasi gaya hidup milenial yang saat ini makin marak diekspos.Â