"Waalaikumsalam." Jawabku tak kalah ramahnya.
"Tadi saya lihat, anda yang mengantarkan Rahmat. Apakah anda saudara Rahmat?" tanya ustad itu sangat sopan.
"Saya kakak angkatnya."
"Perkenalkan nama saya, Romli. Guru anak-anak yang mengaji di sini. Nama anda?"
"Arkan." Singkatku.
"Mari Mas Arkan, masuk dulu." Ramah ia mengajakku.
"Oh ya, terima kasih." Aku menurutinya dan memasuki tempat pengajian.
Tempat ini banyak dihadiri oleh anak-anak seumuran Rahmat. Terlihat mereka yang sedang menghapalkan ayat-ayat Al Quran disertai artinya. Sebagian ada yang sedang membaca Al Quran dengan nada tinggi, dan ada pula yang sedang menutupi matanya sembari menghapalkan surat-surat Al Quran yang pendek.
Aku dan Pak Romli duduk di pojok ruangan agar tidak mengganggu anak-anak yang sedang menghafal.
"Bagaimana dengan mengajinya Rahmat di sini, Pak?" tanyaku memulai perbincangan ini.
"Sangat baik, ia dapat menghafal hampir seluruh Juz Amma. Sedangkan anak-anak yang lain, masih setengah dari Juz Amma atau ada pula beberapa surat pendek yang mereka bisa." Jelasnya.