KONFLIK GAJAH SUMATERA DAN MASYARAKAT LOKAL DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS
oleh
Aprillia Bella Citha Putri Agustin1, I Nyoman Wirawan1, Ali Wafa1, Tri Widyawati1, Christine Wulandari2, Hari Kaskoyo2, Rudi Hilmanto2
1 Mahasiswa Program Studi Magister Kehutanan Universitas Lampung
2 Dosen Program Studi Magister Kehutanan Universitas Lampung
Â
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Lampung, Sumatera, adalah habitat penting bagi gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), spesies yang terancam punah. Konflik antara gajah Sumatera dan masyarakat lokal sering terjadi di kawasan ini, menimbulkan tantangan besar dalam upaya konservasi dan pengelolaan sumber daya alam.
TNWK merupakan salah satu dari beberapa tempat yang masih menyimpan populasi gajah Sumatera. Namun, pertumbuhan populasi manusia dan perubahan penggunaan lahan mengancam habitat gajah. Konversi hutan menjadi lahan pertanian dan mengurangi ruang hidup gajah dan memicu konflik dengan petani yang kehilangan tanaman mereka.
Faktor Penyebab Konflik:
- Kerusakan Tanaman: Gajah sering memasuki area pertanian di sekitar TNWK untuk mencari makanan, menyebabkan kerusakan pada tanaman milik petani. Ini menyebabkan kerugian ekonomi bagi masyarakat lokal.
- Fragmentasi Habitat: Pembangunan infrastruktur dan ekspansi perkebunan mengakibatkan fragmentasi habitat gajah, memaksa gajah bergerak lebih jauh ke area yang dihuni manusia.
- Perburuan dan Perdagangan: Perburuan gajah untuk bagian tubuhnya dan perdagangan satwa liar ilegal turut berkontribusi pada penurunan populasi gajah dan meningkatkan ketegangan antara manusia dan gajah.
Dampak Konflik:
- Dampak Lingkungan: Konflik ini mengancam kelestarian gajah Sumatera yang telah terancam punah. Selain itu, kerusakan habitat dapat berdampak negatif pada keanekaragaman hayati di TNWK.
- Dampak Sosial dan Ekonomi: Masyarakat lokal sering mengalami kerugian ekonomi akibat kerusakan tanaman. Ketegangan antara masyarakat dan pihak berwenang dalam pengelolaan konflik dapat merusak hubungan sosial.
- Dampak Terhadap Gajah: Gajah yang terpaksa memasuki area manusia seringkali mengalami stres dan cedera, dan dalam beberapa kasus, mereka dapat ditembak sebagai tindakan pencegahan.
Upaya Penyelesaian:
- Pengelolaan Konflik Berbasis Komunitas: Program-program seperti pendidikan masyarakat, pelatihan pencegahan konflik, dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya konservasi gajah telah diperkenalkan untuk mengurangi ketegangan.
- Pembentukan Jalur Perlintasan: Pembuatan jalur perlintasan atau koridor habitat yang aman membantu gajah bergerak dari satu area ke area lainnya tanpa harus memasuki daerah pertanian.
- Pendekatan Teknologi: Penggunaan teknologi seperti kamera perangkap dan sistem pemantauan untuk melacak pergerakan gajah serta sistem peringatan dini untuk memberikan informasi kepada petani tentang keberadaan gajah.
- Kerjasama dengan LSM: Kerjasama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan komunitas lokal untuk mencari solusi berkelanjutan dalam pengelolaan konflik.