Kertas dari Kotoran Gajah: Seni yang Terhambat Kebijakan
Oleh:
Ali Wafa1, I Nyoman Wirawan1, Aprillia Bella Citha Putri Agustin1, Tri Widyawati1, Christine Wulandari2, Hari Kaskoyo2, Rudi Hilmanto2
1 Mahasiswa Program Studi Magister Kehutanan Universitas Lampung
2 Dosen Program Studi Magister Kehutanan Universitas Lampung
Gajah termasuk satwa endemik yang sangat di lindungi. Gajah termasuk mamalia darat terbesar di dunia yang setiap hari menghasilkan sekitar 1,5 ton kotoran. Kotoran sebanyak itu terbuang sia-sia. Di balik penampilan kotor dan bau yang kurang sedap, sebenarnya menyimpan beragam manfaat yang akan mengejutkan Anda. Banyak orang mungkin hanya beranggapan bahwa kotoran adalah sampah, tetapi beda halnya dengan orang yang berpikir kreatif, kotoran gajah termasuk harta yang tidak ternilai harganya.
Suatu kotoran yang tergeletak begitu saja di bawah rimbunnya hutan ternyata menyimpan seni yang menakjubkan dengan menggabungkan alam dan kreativitas yang tak terduga yaitu "pembuatan kertas dari kotoran gajah". Walaupun terlihat aneh, tetapi kotoran gajah termasuk bahan yang cocok membuat kertas.
Mengapa Kotoran Gajah?
Kotoran gajah yang mungkin terlihat seperti bahan yang kurang tidak bisa dibuat kertas, tetapi sebenarnya kotoran gajah sangat kaya dengan serat. Serat ini disebabkan karena gajah memiliki sistem pencernaan yang tidak sepenuhnya mengurai serat-serat dari makanan yang dia konsumsi. Kandungan serat yang tinggi dari kotoran gajah sehingga dapat digunakan untuk membuat kertas yang berkualitas.
Manfaat dan Tantangan
Pembuatan kertas dari kotoran gajah suatu contoh inovasi yang keberlanjutan. Dengan memanfaatkan kotoran gajah, akan menggurangi pembuangan limbah ke lingkungan serta mengurangi bahan baku kertas dari pohon. Kertas dari kotoran gajah memiliki tekstur yang unik dari kertas biasa. Sehingga masyarakat sekitar hutan mendapatkan manfaat ekonomi dari pembuatan kertas kotoran gajah sambil berkontribusi pada pelestaraian lingkungan.