Panji Gumilang awali tausiyah Jumat dengan memperingati adanya perubahan iklim di Indonesia, Jumat (07/07/23). Katanya, PBB mengumumkan bahwa per hari ini kejadian besar yang menimpa bumi yakni panas bumi atau panas atmosfer bumi (climate change) telah bermula.Â
Pimpinan pondok pesantren Al-Zaytun tersebut mengatakan bahwa dalam menghadapi semua itu harus dilakukan dalam bentuk praktik mewaspadai climate change atau perubahan iklim, diantaranya:
- Tidak menyia-nyiakan air. Syekh memaparkan bahwa tatkala panas temperatur lingkungan meningkat, satu diantara yang  akan terpengaruh adalah air. Jangan menyia-nyiakan air apapun, kata dia. Jangan pernah ada air limbah kemudian disia-siakan. Tatkala ada air limbah, maka fungsikan kembali treatment air.  Dijaga betul-betul agar air apapun seperti limbah itu harus punya manfaat seperti yang sudah dilakukan sekarang ditingkatkan lagi (dalam ponpes diterapkan filterisasi air).Â
- Pelihara baik-baik lingkungan hidup. Khususnya lingkungan hidup dalam bentuk tanaman. Baik itu berbentuk kayu, tanaman kayu,  tanaman kayu dalam bentuk tanaman buah,  dan  kayu rimba untuk dipelihara baik-baik. Saat mengalami panas yang tinggi, tanaman-tanaman yang ada dalam bentuk lindung hidup umat manusia juga akan mengalami kekeringan. Maka dari itu ia berpesan kepada jamaah Tausiyah Jumat supaya jangan ada air yang terbuang, gunakan semua itu setelah di treatment untuk memberi minum dari tanaman.
Perhatikan ternak yang kita pelihara. Jangan sampai ada ternak yang tidak ketahuan kurang air dan terkena dehidrasi, kemudian mengakhiri hidupnya.Â
Pimpinan ponpes ini lebih lanjut memberi tahu bahwa telah terdengar virus antrak yang mulai bergerak kepada binatang. Antara manusia dan binatang dalam hal ini antrak virus  memiliki hubung kait. Dalam bahasa alquran, naungan yang menyebar disaat panas yang tinggi mampu  memberikan perlindungan pada umat manusia.Â
- Menjaga kesehatan diri sebaik-baiknya. Panji mengatakan supaya jangan ada yang kurang minum karena kurang minum akan menyebabkan dehidrasi pada diri dan bisa menyebabkan berpikir menjadi terganggu, konsentrasi terganggu. Maka sudah barang pasti kesehatan fisik pun terganggu. Yang sudah dewasa jangan kurang dari 2  liter, kata dia. Kita bisa memperhatikan diri kita yang kurang minum apa yang kita buang akan berwarna keruh. Kemudian jangan kurang istirahat, namun bukan berarti  tidak meningkatkan daya juang belajar. Daya juang belajar ditingkatkan tetapi istirahat secukupnya dan insya Allah berikan kecukupan.
Panji Gumilang memaparkan tausiyah yang membahas climate change dalam rangka menjaga kelangsungan hidup umat manusia supaya menjadi generasi yang sehat kemudian cerdas, sehingga bisa bertindak manusiawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H