Mohon tunggu...
Alivia putri Sonjaya
Alivia putri Sonjaya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

saya bisa dibilang ekstrovert orang yang energik dan mudah bergaul dan juga memiliki keyakinan yang kuat pada kemampuan diri saya. saya merasa individu yang menyenangkan diajak bekerja sama dan memiliki pengaruh positif dalam lingkungan saya. hobi saya menyanyi saya sangat menyukai membaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Tokoh Mutu (Dr. W. Edward Deming )

30 Maret 2024   18:20 Diperbarui: 30 Maret 2024   18:24 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://aprendiendocalidadyadr.com/blog/

  • mengenal Dr. Edward Deming 

Dr. W. Edward Deming disebut sebagai "Bapak Mutu" setelah mendapatkan gelar Ph.D. dalam matematika dan fisika dari Universitas Yale. Dia pertama kali belajar tentang konsep dasar manajemen konvensional di Hawthorne, milik Western Electric yang terkenal di Chicago, pada akhir tahun 1920-an. Setelah mengalami pengalaman ini, Deming bertanya, "Bagaimana cara terbaik untuk perusahaan dalam memotivasi karyawan?" Dia menemukan bahwa sistem motivasi lama yang digunakan pada saat itu tidak lagi relevan dan tidak produktif secara ekonomis. Dengan menggunakan insentif yang terkait dengan jenis pekerjaan, sistem ini meningkatkan output karyawan. Setelah itu, inspeksi proses kerja dilakukan, yang mencakup mencatat setiap kesalahan yang dilakukan oleh karyawan.(Siahaan dan Maya Sari, et al.) 

Pada tahun 1930-an, Deming bekerja sama dengan ahli statistik Bell Telephone Laboratories Walter A. Shewhart untuk mengembangkan teknik kontrol statistik yang dapat diterapkan dalam proses manajemen. Deming mengakui bahwa proses manajemen yang terkontrol secara statistik membantu manajer menentukan campur tangan yang tepat dan waktu yang tepat untuk melanjutkan proses. Selama Perang Dunia Kedua, Deming memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada pemerintah cara menggunakan teknik kontrol mutu statistik Shewhart kepada karyawan. Dia melakukannya di pabrik perlengkapan perang yang sibuk. Dia meninggalkan pekerjaannya di pemerintah dan mendirikan perusahaan konsultan ketika Perang Dunia II berakhir. (Siahaan dan Maya Sari, et al.) 

Pada tahun 1947, dia dikirim ke Jepang untuk membantu menyusun sensus nasional. Sama-sama, para manajer Amerika mulai kembali ke praktik manajemen masa lalu mereka sebelum perang, melupakan pelajaran tentang kontrol mutu yang diajarkan selama perang. Metode kontrol kualitas Deming juga diterima baik di Jepang. Orang-orang di sana mengaitkan metodenya dengan keberhasilan ekonomi mereka karena dia menempatkan mutu dalam arti manusiawi. Kualitas perusahaan akan meningkat dengan proses manajemen yang kuat dan karyawan yang berkomitmen untuk menyelesaikan tugas dengan baik.(Siahaan dan Maya Sari, et al.)

  • asal usul gerakan mutu

Dr. W. Edward Deming memperkenalkan konsep pengendalian mutu menyeluruh kepada perusahaan pada tahun 1950. Dia menekankan pentingnya kontrol statistic dalam proses produksi untuk meningkatkan kualitas produksi. Teori "14 Butir untuk Manajemen" dibuat oleh Demirg. (kuntoro,2019)

Mutu yang praktis didefinisikan sebagai tingkat variasi yang terduga standar yang digunakan dan bergantung pada biaya yang rendah. Menggunakan teknik statistik sederhana pada output program perbaikan yang berkelanjutan adalah inti dari pendekatan manajemen mutu Deming. Manajer hanya dapat mengetahui bahwa mereka menghadapi masalah dan menemukan sumbernya melalui verifikasi statistik.Beberapa prinsip utama Deming yang dapat diterapkan dalam pendidikan adalah sebagai berikut: 

a. Tujuan mutu pendidikan harus ditetapkan oleh administrator dan anggota dewan sekolah.
b. Menekankan pada upaya mencegah kegagalan siswa daripada mendeteksi kegagalan setelah terjadi
c. Penggunaan metode kontrol statistik yang ketat dapat membantu hasil siswa dan administratif. informasi ini dirilis oleh manajemen

Menurut Salis, gerakan mutu adalah perkembangan mutu yang terdiri dari empat era: inspeksi, pengendalian mutu melalui statistik, jaminan mutu, dan manajemen mutu.
Dunia industri memulai gerakan kualitas dengan menggunakan bahasa, ide, dan teknik dari Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).Produsen belum memberikan kesempatan memilih pada pelanggan sebelum gerakan mutu dan persaingan muncul. Selain itu, pelanggan tidak memiliki hak untuk menuntut pelayanan yang lebih baik atau yang diharapkan. Dengan industrialisasi yang meningkat, jaminan mutu menjadi masalah utama. Sebelum ini, pengrajin menetapkan dan menjaga standar mereka sendiri, yang menempatkan reputasi mereka dan mata pencaharian mereka dalam bahaya.

Meskipun Amerika Serikat mengembangkan berbagai metode untuk meningkatkan kualitas, gerakan mutu pertama kali berhasil setelah Perang Dunia II. Dibandingkan dengan Jepang, di mana gerakan mutu tersebar luas. Pada akhir 1940-an, Deming mengunjungi Jepang untuk bekerja pada sensus setelah perang. Karena terkesan dengan pekerjaannya, ikatan insinyur dan ilmuan Jepang mengundangnya kembali ke Jepang pada tahun 1950 untuk mengajarkan pengusaha terbesar di negara itu bagaimana menggunakan Kontrol Prosedur Statistik. informasi ini dirillis oleh manajemen mutu pendidikan

  • 14 prinsip manajemen menurut deming
  1. Ciptakan tujuan yang mantap demi perbaikan produk dan jasa. 
  2. Adopsi filosofi baru, termasuk didalamnya cara-cara atau metode baru dan budaya baru dalam bekerja. Budaya baru harus didukung oleh semua karyawan dan harus mencerminkan komitmen pada mutu. 
  3. Hentikan ketergantungan pada pengawasan jika ingin meraih mutu. Ada atau tidaknya pengawasan harus tetap menjaga mutu kinerja masing-masing. 
  4. Hentikan hubungan kerja yang hanya atas dasar harga. Harga harus selalu terkait dengan nilai kualitas produk atau jasa. 
  5. Perbaiki sistem produksi dan jasa secara konsisten dan terus-menerus. 
  6. Lembagakan pelatihan sambil bekerja (on the job training), karena pelatihan adalah alat yang dahsyat untuk pengembangan kualitas kerja pada semua tingkatan dalam unsur lembaga. 
  7. Lembagakan kepemimpinan yang membantu setiap orang untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan baik misalnya, membina, memfasilitasi, membantu mengatasi kendala, dll. 
  8. Hilangkan sumber-sumber penghalang komunikasi antar bagian dan antar individu dalam lembaga. 
  9. Hilangkan sumber-sumber yang menyebabkan orang merasa takut dalam organisasi agar mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien. 
  10. Hilangkan slogan-slogan dan keharusan-keharusan kepada staf. Hal seperti itu biasanya hanya akan menimbulkan hubungan yang tidak baik antara atasan dan bawahan; atau lebih jauh akan menjadi penyebab rendahnya mutu dan produktivitas pada sistem organisasi. 
  11. Singkirkan penghalang yang merebut hak para pimpinan dan pelaksana untuk bangga dengan hasil kerjanya masing-masing. 
  12. Lembagakan program pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan diri bagi semua orang dalam lembaga. 
  13. Libatkan semua orang dalam lembaga untuk ikut dalam proses transformasi menuju peningkatan mutu. Ciptakan struktur yang memungkinkan semua orang bisa ikut serta dalam usaha memperbaiki mutu produk/jasa yang diusahakan. 
  14. Gerakkan setiap orang dalam organisasi untuk mencapai transformasi di atas. Transformasi menjadi tugas dan tanggung jawab setiap orang dalam perusahaan/ organisasi tersebut. informasi ini di rillis oleh rikaariyani.com
  • perkembangan mutu pendidikan

Dengan demikian, masalah mutu pendidikan harus menjadi perhatian serius karena kualitas peradaban sebuah negara sebanding dengan kualitas pendidikannya.Pemerintah sebagai pihak yang membuat kebijakan Tentu saja menjadi tanggung jawab kita semua, bukan hanya Pemerintah, untuk melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Rusman (2009:64) mengatakan bahwa mutu dalam pendidikan mengacu pada proses dan hasil pendidikan. Berbagai input diperlukan untuk proses pendidikan yang berkualitas. Ini termasuk bahan ajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik), metodologi, sarana prasarana, dan sumber daya lainnya. Namun, ketika berbicara tentang hasil pendidikan, mutu mengacu pada tingkat prestasi yang dicapai oleh sekolah dalam jangka waktu tertentu.
TQM masih sangat baru di dunia pendidikan. Itu pertama kali muncul di universitas Amerika dan beberapa institusi pendidikan tinggi di Inggris pada tahun 1990-an. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar institusi pendidikan di Inggris tidak mengadopsi metodologi dan bahasa manajemen industri. Setelah UU Pendidikan Inggris tahun 1988 diberlakukan, penggunaan Total Quality Management (TQM) sebagai prinsip untuk meningkatkan pelayanannya menjadi prioritas utama dalam sistem pendidikan Inggris.
Konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, juga dikenal sebagai MPMBS, digunakan di Indonesia untuk menerapkan manajemen mutu. Ini dilakukan secara desentralisasi di bidang pendidikan, terutama di sekolah dasar dan menengah. Model ini dianggap sebagai model yang akan mempermudah pencapaian tujuan pendidikan. informasi ini di rillis oleh jurnal dharmawangsa ac.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun