Mohon tunggu...
Alivian Ghani
Alivian Ghani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Creative Marketing Director | Candya Wedding Organizer

As the Creative Marketing Director at Candya Wedding Organizer, I have been privileged to embark on an incredible professional journey filled with remarkable experiences and opportunities for growth. Based in Jember and Malang, I have taken on the challenge of elevating our brand through innovative marketing strategies and meaningful collaborations. Throughout my time at Candya, I have had the opportunity to work closely with renowned vendors in Jember, forging strong partnerships that have significantly enhanced the quality and variety of services we offer. These collaborations have not only solidified our reputation as a trusted wedding and event organizer but also allowed me to develop valuable networking and negotiation skills. This professional experience has been transformative, enabling me to immerse myself in the intricacies of event management and marketing while fostering my creativity and strategic thinking. I have led campaigns that resonate with clients, designed impactful promotional materials, and contributed to creating unforgettable moments for our customers. In addition to my professional role, I am a fourth-semester student in the Management Department at the Faculty of Economics and Business, University of Jember, specializing in Human Resource Management (HRM). My academic background complements my professional experience, allowing me to understand the importance of effective team collaboration and organizational development. Working at Candya has not only broadened my professional horizons but also strengthened my adaptability, leadership, and problem-solving abilities. It has been a journey of continuous learning, where I’ve gained insights into managing projects, building relationships, and delivering excellence in a dynamic and demanding industry. I am passionate about combining creativity with strategic thinking to drive results and create lasting impacts. I look forward to connecting with professionals who share a vision of innovation and excellence in the wedding and event planning industry.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia Emas atau Indonesia Cemas? Urgensi Peran Mahasiswa dalam Tranformasi Bangsa

19 Januari 2025   20:46 Diperbarui: 19 Januari 2025   20:45 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/A2K3sXpwUVD8EkGt7

Identifikasi Peran Strategis Mahasiswa

Ketika Indonesia memproyeksikan dirinya menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia pada tahun 2045, sebuah pertanyaan besar muncul: apakah kita sedang melangkah menuju Indonesia Emas atau justru terseok ke jurang Indonesia Cemas? Angka-angka optimis dari laporan McKinsey dan Bappenas menggambarkan peluang besar, tetapi jalan menuju visi itu penuh rintangan.

Di tengah proyeksi ini, mahasiswa sebagai kaum intelektual muda memiliki peran sentral dalam membentuk masa depan bangsa. Namun, apakah mahasiswa hari ini sudah menyadari urgensi peran mereka? Apakah mereka mampu menjawab tantangan globalisasi, digitalisasi, dan kompleksitas sosial yang semakin nyata?

Artikel saya tulis dengan tujuan untuk membedah peran strategis mahasiswa dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, mengidentifikasi tantangan yang menghambat langkah mereka, serta menawarkan strategi yang dapat diimplementasikan untuk mempercepat transformasi bangsa.

Tan Malaka pernah berkata, "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda." Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki tiga peran utama, diantaranya:

  • Pemimpin Transformasi

Mahasiswa bukan sekadar pewaris masa depan, tetapi juga arsitek utama yang membangun fondasi bangsa yang kokoh. Dalam konteks Indonesia Emas 2045, mahasiswa memiliki peran penting sebagai inovator yang mengintegrasikan teknologi dengan kehidupan masyarakat. Inovasi dalam teknologi menjadi motor penggerak yang mendukung efisiensi di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi.

Selain itu, mahasiswa juga berperan dalam pengabdian masyarakat. Dengan memanfaatkan keilmuan yang telah dipelajari, mereka dapat memberikan solusi nyata terhadap berbagai permasalahan sosial, seperti ketimpangan pendidikan, akses kesehatan, dan kemiskinan. Pemikiran kritis yang dimiliki mahasiswa memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi masalah secara mendalam dan menawarkan solusi yang relevan.

Kontribusi ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yaitu menciptakan generasi emas yang mampu mewujudkan tata kelola masyarakat yang baik dan optimal. Mahasiswa tidak hanya menjadi bagian dari perubahan, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam mewujudkan masyarakat yang lebih adil, makmur, dan berdaya saing global.

  • Penggerak Literasi dan Kesadaran Sosial

Mahasiswa juga berperan sebagai penghubung antara ilmu pengetahuan dan realitas sosial. Mereka memiliki potensi besar untuk meningkatkan literasi masyarakat, baik dalam bentuk literasi pendidikan, teknologi, maupun sosial. Program seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat dioptimalkan untuk memberdayakan masyarakat desa. Dalam KKN, mahasiswa tidak hanya sekadar "turun ke lapangan," tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa pengetahuan baru kepada masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat desa melalui KKN dapat mencakup pelatihan kewirausahaan, pengelolaan sumber daya lokal, hingga edukasi terkait teknologi informasi. Dengan pendekatan ini, mahasiswa membantu masyarakat untuk mandiri dan siap menghadapi tantangan era globalisasi. Kesadaran sosial yang ditanamkan melalui KKN juga membuka mata mahasiswa terhadap realitas kehidupan, sehingga mereka menjadi individu yang lebih peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

  • Diplomat Akademik 

Sebagai agen perubahan yang berperan dalam memajukan bangsa, mahasiswa tentunya memiliki kesempatan emas untuk berkontribusi pada panggung internasional melalui kompetisi-kompetisi akademik dan program pertukaran pelajar. Melalui partisipasi dalam kompetisi internasional, mahasiswa tidak hanya menguji kemampuan intelektual mereka, tetapi juga mempromosikan nilai-nilai budaya Indonesia kepada dunia. Selain itu, program pertukaran pelajar memberikan peluang untuk memperluas wawasan, memperdalam pemahaman terhadap budaya lain, dan membangun jaringan global yang dapat mendukung karier mereka di masa depan.

Tantangan dan Hambatan

Mahasiswa sering dipandang sebagai agen perubahan dengan potensi besar untuk mendorong transformasi sosial, ekonomi, dan budaya. Namun, di balik idealisme ini, terdapat berbagai tantangan yang menghambat peran strategis mereka. Jika tidak segera diatasi, tantangan-tantangan ini berisiko mereduksi kontribusi mahasiswa dalam membangun bangsa yang lebih maju. Beberapa hambatan utama yang perlu mendapatkan perhatian serius meliputi: 

  • Minimnya Akses dan Fasilitas

Ketimpangan akses terhadap teknologi dan pendidikan berkualitas menjadi kendala mendasar yang perlu kita pahami. Tidak semua mahasiswa di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati fasilitas pendidikan yang memadai, seperti laboratorium modern, perpustakaan digital, atau jaringan internet yang stabil. Kondisi ini menciptakan jurang yang lebar antara mahasiswa di perkotaan dengan mereka yang berada di daerah terpencil, sehingga potensi inovasi dari berbagai wilayah menjadi kurang optimal pada implementasinya. 

  • Pragmatisme yang Mengikis Idealisme 

Tekanan ekonomi menjadi tantangan lain yang sering kali mengikis idealisme mahasiswa. Banyak dari mereka harus membagi waktu antara studi dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga semangat untuk berkontribusi dalam kegiatan sosial atau pembangunan masyarakat sering tergeser oleh kebutuhan pragmatis. Sistem pendidikan yang cenderung menekankan hasil akademik juga turut mendorong mahasiswa menjadi lebih individualistis, mengesampingkan nilai-nilai kolaborasi dan pengabdian sosial. 

  • Tantangan Globalisasi 

Revolusi industri 4.0 membawa perubahan yang sangat cepat, menuntut mahasiswa untuk memiliki keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan kolaborasi. Namun, tidak semua mahasiswa siap menghadapi tuntutan tersebut. Banyak dari mereka yang hanya menjadi konsumen teknologi tanpa memiliki kemampuan untuk mengelola atau menciptakan inovasi dari teknologi tersebut. Selain itu, persaingan global yang semakin ketat sering membuat mahasiswa merasa tidak percaya diri untuk berkompetisi di panggung internasional. 

  • Keterbatasan Kolaborasi Antar Stakeholder

Kurangnya sinergi antara mahasiswa, institusi pendidikan, dan pemerintah juga menjadi hambatan yang signifikan. Banyak program yang dirancang tanpa melibatkan partisipasi aktif mahasiswa sebagai subjek utama, sehingga implementasinya sering tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. 

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif. Pemerintah, institusi pendidikan, dan mahasiswa perlu bekerja sama untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Peningkatan akses terhadap teknologi dan pendidikan berkualitas harus menjadi prioritas, terutama bagi mahasiswa di daerah tertinggal. Program pengembangan karakter dan pengabdian masyarakat juga harus terus diperkuat untuk menanamkan kembali nilai-nilai idealisme dalam diri mahasiswa. 

Tentunya dengan mengatasi hambatan-hambatan ini, mahasiswa dapat memaksimalkan perannya dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Perjuangan ini membutuhkan kolaborasi, komitmen, dan keberanian untuk menghadapi tantangan. Seperti yang pernah diungkapkan Tan Malaka, "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda." Oleh karena itu, menjaga dan mengembangkan idealisme mahasiswa adalah kunci untuk memastikan masa depan bangsa yang lebih cerah.

Artikel Serupa (https://kumparan.com/ragam-info/5-peran-mahasiswa-dalam-pembangungan-nasional-23)

Penutup

Perjalanan panjang menuju Indonesia Emas 2045 bukanlah beban yang dapat dipikul oleh segelintir individu atau kelompok saja, melainkan sebuah tanggung jawab bersama yang melibatkan sinergi lintas generasi. Sebagai bagian integral dari bangsa, mahasiswa memiliki peran strategis yang sangat penting dalam memastikan visi besar ini terwujud. Mereka adalah ujung tombak transformasi, bukan hanya dalam kapasitas intelektual, tetapi juga dalam kontribusi sosial dan budaya. Dengan idealisme yang mendorong mereka untuk berpikir kritis, penuh gairah, dan penuh energi, mahasiswa menjadi pilar yang tak tergantikan dalam proses pembangunan bangsa.

Sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Tan Malaka, "Hanya satu tanah yang dapat disebut tanah airku, ia tumbuh dengan kerja dan usaha." Hal ini mengingatkan kita bahwa tanah air Indonesia akan terus berkembang dan maju hanya apabila seluruh elemen bangsa, khususnya generasi muda, aktif terlibat dalam usaha keras untuk menggerakkan perubahan. Tidak cukup dengan harapan, tetapi perlu adanya tindakan nyata yang mencerminkan komitmen dan dedikasi untuk memajukan tanah air.

Oleh karena itu, mahasiswa sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa, harus terus bergerak, tidak hanya merancang perubahan dalam lingkup ruang kelas atau seminar saja, tetapi mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Setiap langkah yang mereka ambil, setiap ide yang mereka implementasikan, merupakan sumbangsih nyata untuk menggerakkan roda peradaban Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang. Visi Indonesia Emas 2045 hanya akan tercapai jika generasi muda berani melangkah lebih jauh, menggantikan ketakutan dan kecemasan dengan optimisme yang tak tergoyahkan, dan berani menantang ketidakpastian untuk membawa transformasi bangsa yang sesungguhnya.

Sebagai penulis, saya berharap agar visi besar ini tidak hanya menjadi angan-angan, tetapi terwujud dalam setiap langkah nyata yang diambil oleh mahasiswa dan seluruh elemen bangsa. Saya percaya bahwa dengan komitmen yang kuat, kolaborasi yang solid, dan semangat yang menyala-nyala, Indonesia Emas 2045 bukanlah sebuah impian yang jauh di angkasa, tetapi sebuah kenyataan yang bisa kita capai bersama. 

~ Salam Literasi, Alivian Ghani 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun