Two Stay Two Stray (TSTS), dalam arti bahasa dinamakan Dua Tinggal Dua Tamu merupakan struktur dalam model blended learning yang sifatnya kooperatif sehingga siswa dipacu untuk berpartisipasi aktif. Pembelajaran yang sifatnya kooperatif ini dibagi menjadi beberapak kelompok dimana 1 kelompoknya terdiri atas 4 orang. Dalam pembelajaran kooperatif dengan teknik TSTS ini siswa aktif menggunakan kemampuan bahasanya (language skills) yaitu membaca, menjelaskan, menyimak, dan menulis. Guru diharapkan melakukan pembagian kelompok secara acak atau heterogen dengan membangun relasi keberagaman kemampuan skill akademis, gender, ras, dan etnik agar saling mendukung satu sama lain. Teknik pembelajaran TSTS merupakan bentuk pembelajaran mandiri (independent learning) yang sengaja dipilih guru untuk memberi kesempatan siswanya untuk saling mengajar (peer tutoring).Diharapkan dengan keheterogenan yang ditentukan guru akan mempermudah pengelolaan kelas karena masing-masing siswa akan sama-sama membantu memecahkan masalah dalam kelompok.
Adapun pembagian masing-masing siswa dalam kelompok teknik TSTS ialah:
Nomor 1 : berperan sebagai pemimpin (leader) yang memimpin jalannya diskusi dan memastikan anggotanya menyelesaikan tugasnya dengan baik tepat pada waktunya.
Nomor 2: berperan sebagai pencatat yang mencatat jawaban hasil diskusi.
Nomor 3: beperan sebagai teknisi yang mengatur bahan materi yang dikumpulkan untuk dianalisa
Nomor 4: berperan sebagai reflektor yang memastikan bahwa semua pertanyaan yang terkait dengan topik telah dituntaskan dan memastikan jika ada ide lain dari para anggota kelompoknya. Di akhir reflektor melakukan feedback serta mengamati dinamika para anggota kelompok.
Panitia UNISNU Jepara yang terdiri atas dosen-dosen PBI Unisnu memberikan tugas praktek kepada para peserta guru di sekolah binaan MA Mathalibul Huda sesuai dengan tugas tagihan yang diberikan oleh narasumber mengenai media blended learning yang digunakan. Di pertemuan ke-3, 25 Juli 2017, pemateri sekaligus panitia Sekolah Binaan, Aprilia Riyana Putri, M.Pd. yang biasa dipanggil dengan ibu April menyampaikan materi flipped classroom. Flipped classroom merupakan salah satu bentuk pembelajaran Blended Classroom yang mana pembelajaran ini selain tatap muka di kelas juga online. Guru memberikan materi lewat online atau memberi tugas siswa dengan mencari materi lewat online yang dipelajari di rumah sebagai persiapan siswa sebelum jam pelajaran tatap muka dimulai. Review materi blended learningjuga disampaikan dengan menggunakan mengkolaborasikan dua model strategi yaitu Two Stay Two Stray (TSTS) dan Number Head Together (NHT). Strategi pembelajaran TSTS memacu peserta yang terdiri atas para guru untuk aktif mendiskusikan materi dengan kelompoknya maupun kelompok lain. Strategi pembelajaran NHT memahamkan anggota kelompok pada materi yang didiskusikan maupun pertanyaan yang diajukan sesuai nomor yang diacak. Dengan mengkolaborasikan kedua strategi TSTS dan NHT, peserta yang berlaku sebagai siswa lebih memiliki pemahaman yang mendalam mengenai materi yang diberikan guru, yaitu panitia sekolah binaan. Tugas yang diberikan oleh panitia Sekolah Binaan kepada peserta guru dibagi dalam 4 kelompok. Perkelompok diminta untuk membuat poster tentang review blended learning dengan poin pertanyaan mengenai definisi blended learning, manfaatnya, implementasinya di kelas, jenis-jenis aplikasinya, jenis-jenis sumber belajar blended learning, dan kelebihan dan kelemahan blended learning.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H