Era globalisasi bak roket melejit sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi semakin maju. Namun kondisi ini tidak serta merta diikuti oleh kemajuan sumber daya manusia secara merata. Seringkali hal yang sering dilupakan dan diabaikan sebagai dampak dari kemajuan teknologi adalah hubungan sosial, moral, dan keagamaan. Sehingga menjadi keprihatinan ketika masih banyak ditemukan tindak kekerasan, penggunaan narkoba, dan perilaku sesual di banyak kalangan baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Pertanyaannya adalah: kenapa semua itu terjadi? Selain dikarenakan pola pengasuhan, sebab lain adalah media massa.
Media massa sebagai sumber berita informatif tidak bisa disalahkan sebagai penyebab perilaku asosila yang dilakukan sebagin masyarakat. Maka dari itu pola pengasuhan sejak dini sangat penting baik dalam keluarga oleh orang tua maupun di sekolah oleh guru. Ketika anak sudah memasuki usia sekolah, maka dalam setengah hari di sekolah memberi pengaruh besar bagi anak ketika sudah mendapatkan kontrol baik dalam keluarga di rumah. Maka guru harus mampu memberikan pembelajaran tidak hanya sekedar materi namun juga moral. Mereka yaitu anak-anak mempelajari sesuatu yang mereka lakukan (Carolyne Hooper). Kualitas sumber daya manusia dipertaruhkan di sini (rumah, sekolah, dan lingkungan) tidak hanya sebagai human investment namun berdampak signifikan bagi keberhasilan pembangunan pendidikan di masyarakat, bangsa, dan negara.
Persoalannya pada masalah pendidikan sering ditemukan hal-hal sebagai berikut:
1. Kurangnya pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan serta kurangnya kualitas pendidikan;
2. Pola kehidupan generasi muda terhadap ikatan moral kehidupan masih longgar;
3. Masih rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan;
4. Internal sistem pendidikan masih rendah terbukti masih ditemukan murid yang drop out. Maka perlunya pengelolaan yang sifatnya business like sehinga akan lebh dinamis dan efisien;
5. Kelembagaan pendidikan dan pelatihan masih belum terumuskan dengan baik;
6. Belum ditemukan manajemen pendidikan dan pelatiha nasional yang sejalan dengan manajemen pembangunan nasional;
7. Sumber daya dianggap belum profesional terhadap pengaruh dunia kerja.
Dari tujuh persoalan tersebut di atas, maka perlu untuk membenahi sistem pendidikan khususnya pembelajaran oleh guru dengan menjawang  tantangan zaman menggunakan metode PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). Sebenarnya metode ini adalah pengembangan dari metode yang sudah ada sebelumnya seperti ekspositori, inkuiri, kooperatif, kontekstual, berbasis pemecahan masalah, dan tematik. Persoalannya dibandingkan metode pembelajaran sebelumnya, konsep PAKEM tidak hanya sekedar pembelajaran dengan tujuan mendapatkan skor atau nilai, akan tetapi lebih dari itu yaitu bagaimana membuat peserta didik bisa belajar aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan mandiri. Hanya kelemahan penerapan PAKEM ini adalah pada penyusunan kurikulum akademik yang masih mengedepankan kemampuan disiplin ilmu seperti Fisika, Matematika, Kimia, dan Biologi. Seharusnya pendidikan itu mengacu pada Life Oriented sesuai dengan karakteristik budaya setempat sehingga memiliki ciri khas daerah masing-masing.Â