Mohon tunggu...
Aliva Rosdiana
Aliva Rosdiana Mohon Tunggu... Penulis - edupreneur

Sebagai seorang edupreneur, saya harus mengasah diri dengan meningkatkan kualitas diri agar menjadi seorang yang memberikan manfaat dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Materi Blended Learning dengan Model Station Rotation di Sekolah Binaan

24 Juli 2017   22:30 Diperbarui: 26 Juli 2017   16:16 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Blended learning atau disebut juga Hybrid learning merupakan strategi pembelajaran mutakhir dengan menggabungkan cara pembelajaran tradisional (tatap muka di dalam kelas) dengan pembelajaran online. Keuntungan dari pembelajaran blended learning ini akan memudahkan siswa untuk lebih mendalami materi secara tuntas. Perangkat lunak yang bisa digunakan siswa antara lain HP android, Tab, iPod, iPad, Laptop, maupun computer yang semuanya terhubung oleh internet atau WiFi. Mobile Apps yang mendukung antara lain Wikipedia, TED, YouTube, iStoryBook Library, TabTale, dan sebagainya. Siswa juga bisa belajar lewat televisi yang mana menyiarkan beragam ilmu pengetahuan seperti Discovery Channel, BBC TV, dan sebagainya.

Salah satu metode yang digunakan dalam strategi blended learning adalah Station Rotation. Model station rotation ini menggabungkan ketiga stasiun atau spot dalam satu jam tatap muka dibagi menjadi tiga. Misalkan satu tatap muka terdiri atas 90 menit, maka waktu tatap muka 90 menit itu dibagi tiga waktu untuk masing-masing tahapan dalam spot yang berbeda yaitu 30 menit. ketiga spot tersebut terdiri atas online instruction, Teacher-led instruction, dan Collaborative activities and stations. 

Di spot online instruction selama 30 menit, siswa akan belajar secara individu bersama dengan siswa lain untuk mengakses materi lewat online. Belajar individu secara online selama 30 menit ini diharapkan siswa menjadi pembelajar mandiri (independent learning)yang baik. Sehingga diharapkan siswa mampu berpikir kritis (critical thinking) dan mampu memecahkan masalah (problem solving) dengan baik kemudian switch (pindah) ke spot berikut untuk tatap muka dengan guru, yaitu Teacher-Led Instruction.

Gambar 2: Narasumber, Drs. H. Muchlas Yusak, Appl. Ling., menjelaskan metode station rotation kepada para peserta guru MA Mathalibul Huda Mlonggo sebagai strateg pembelajaran di dalam kelas.
Gambar 2: Narasumber, Drs. H. Muchlas Yusak, Appl. Ling., menjelaskan metode station rotation kepada para peserta guru MA Mathalibul Huda Mlonggo sebagai strateg pembelajaran di dalam kelas.
Ketika siswa melakukan tatap muka 30 menit dengan guru (Teacher-Led Instruction), siswa menyampaikan pemahaman materi yang didapat lewat pembelajaran online maupun buku. Dalam hal ini siswa melakukan diskusi dengan guru dan menanyakan yang belum dipahami selama siswa melakukan pembelajaran mandiri. Begitu pun sebaliknya guru memberikan pertanyaan untuk memastikan pemahaman kognitif dan kekritisan nalar siswa. 30 menit berikutnya siswa berpindah ke station dimana dilakukan diskusi beberapa siswa. Station ini adalah terminal bagi para siswa melakukan diskusi mengenai apa yang mereka pelajari lewat online dan buku serta hasil diskusi dengan guru.

Di sekolah binaan MA Mathalibul Huda Mlonggo hari ke-2 pada tanggal 20 Juli 2017, narasumber memberikan teori blended learning dengan model station rotation. Narasumber, Drs. H. Muchlas Yusak, Appl. Ling, menyampaikan mengenai cara pengajaran kelas dengan metode station rotation. Untuk lebih memahamkan para peserta cara pembelajarannya, narasumber meminta salah satu peserta untuk memberikan simulasi sebelum mereka mempraktekannya di pertemuan ke-3. Peserta yang akan berperan menjadi guru dalam tatap muka (Teacher-Led Instruction) disesuaikan dengan bidang studi apa yang diampu. Dan peserta lain berperan menjadi siswanya

Maka sebelum praktek, peserta diminta mengumpulkan tagihan berupa materi yang diunduh dari internet oleh narasumber setiap individu dalam satu kelompok sesuai bidang studi yang diampu. Dalam pertemuan ke-2 sebelum praktek di pertemuan ke-3, narasumber membebaskan peserta untuk bertanya. Dari ketiga peserta memiliki pertanyaan hampir sama sehingga dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi adalah tersedianya fasilitas WiFi di sekolah. Selain itu tidak semua siswa memiliki fasilitas internet pula di rumah, terkadang malah tidak ada jaringan internet yang rumahnya di pelosok desa. Dalam hal ini, narasumber menjawab bahwa kendala yang ada sebenarnya adalah bukan perkara yang tidak bisa dicari solusinya. Ini hanyalah masalah kebiasaan. "Jadikan belajar dan mempelajari hal baru dengan memanfaatkan android sebagai media belajar menjadi life habit kita. Seseorang dilahirkan menjadi seorang yang multitasking untuk melakukan kegiatan bersamaan dalam satu waktu. Misalkan mencuci mobil sambil mendengarkan BBC.", tandasnya.

Gambar 3: Salah satu peserta guru menyampaikan kepada narasumber mengenai kebutuhan dan kendala yang dihadapi dari tagihan yang sudah dikumpulkan yang materinya didapatkan dari internet sebagai strategi pengajaran dengan menggunakan blended learning.
Gambar 3: Salah satu peserta guru menyampaikan kepada narasumber mengenai kebutuhan dan kendala yang dihadapi dari tagihan yang sudah dikumpulkan yang materinya didapatkan dari internet sebagai strategi pengajaran dengan menggunakan blended learning.
Bagaimana guru dan siswa membiasakan menggunakan online learning sebagai tambahan referensi melimpah yang mendukung pembelajaran? Referensi dari tahun ke tahun selalu ada yang baru. Baik guru maupun siswa diharapkan untuk selalu mendapatkan materi yang up-to-date baik yang diperoleh melalui internet maupun media cetak. Jayalah Jeparaku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun