Mohon tunggu...
Tora Tora
Tora Tora Mohon Tunggu... -

menulis dikala senggang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Erianto Anas, manusia paling Sialan di Kompasiana

17 Mei 2011   01:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:33 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dia menamakan dirinya sebagai Setan, berarti dari awalnya memang sudah berniat untuk menggoda.

Tulisan2nya selalu berakhir dengan tanda tanya, berarti memang dia sengaja untuk memancing tanda seru.

Nadanya yang sensasional dan provokatif memang dia sengaja untuk membuat para pembaca gatal, walaupun kadang2 dia gatal sendiri dengan ulahnya kalau lagi kecapaian menggoda pembaca.

Sebagai Setan yang konsisten, dia bisa mencapai orgasme kalau berhasil mengadu domba agar orang berkelahi di lapaknya.

Penyampaiannya yang sederhana memang dia sengaja agar anak TK sampai Profesor mengerti maksudnya, ini tandanya bahwa dia adalah Iblis sejati yang bisa menggoda siapa saja.

Komentarnya dia sajikan dalam bentuk rangsangan2, memang sengaja buat memancing pembaca agar melakukan masturbasi.

Seperti halnya setan yang asli, serangan2nya tidak pernah menggempur, tetapi lebih bersifat membisiki, menghasut, mencari titik titik lemah mangsanya.

Dia pandai memanfaatkan ruang yang sempit, sehingga perkelahian berjalan sadis karena terbatasnya gerak menghindar dari pukulan2 lawan...hampir selalu berakhir dengan wajah2 yang babak belur.

Dia sukses merobohkan bangunan penjara kemapanan, tetapi lupa membuat bangunan baru buat narapidana2 yang berkeliaran...karena dia juga bingung sebenarnya bangunan baru itu bentuknya seperti apa.

Erianto Anas, setan yang kebingungan...setan yang merana...kacian deh luh...!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun