Mohon tunggu...
Muhammad Ali Syifa
Muhammad Ali Syifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1

Saya mahasiswa S1 prodi PAI di Institut Agama Islam Al-Qodiri Jember. Hobi saya menonton dan menganalisa film

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah

4 Januari 2025   23:13 Diperbarui: 4 Januari 2025   23:19 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dinasti Abbassiyah merupakan dinasti ketiga dalam Islam yang berkuasa di Baghdad, dan sekarang menjadi kota Irak sejak tahun 1261 M. Dinasti ini berkembang dengan pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia. Dinasti Abbasiyah merujuk pada paman Nabi Muhammad saw. yaitu sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib (566-652 M). Pada masa ini perkembangan Islam sangat maju, begitu pula dengan keadaan politik, keadan sosial, juga keagamaannya. Pada awal masa dinasti Abbasiyah, pendidikan dan pengajaran Islam sangat berkembang pesat di seluruh negara Islam. Sehingga mulai banyak sekolah yang didirikan dan tersebar luas di kota maupun di desa-desa. Banyak anak-anak dan pemuda pergi ke pusat pendidikan untuk menuntut ilmu pengetahuan. Pendidikan Islam diharapkan mampu mewujudkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam pribadi manusia sehingga mampu memiliki akhlak atau perilaku yang baik. Adanya proses pendidikan yang terbagi menjadi dua yakni lembaga pendidikan formal dan nonformal, merupakan salah satu cara transformasi nilai-nilai pendidikan islam. Pada masa Dinasti Abbasiyah inilah masa kejayaan Islam mengalami puncak keemasan. Pada masa itu kemajuan dalam berbagai bidang mengalami peningkatan seperti bidang pendidikan, ekonomi, politik dan sistem pemerintahannya. Para Khalifah di masa Dinasti Abbasiyah merupakan tokoh yang kuat dan cinta ilmu pengetahuan sekaligus merupakan pusat kekuasaan politik dan agama. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat pada saat itu mencapai tingkat tertinggi. Pada masa itu pula umat Islam banyak melakukan kajian kritis terhadap ilmu pengetahuan sehingga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Tokoh-tokoh pada puncak keemasan dari dinasti ini berada pada tujuh khalifah, diantaranya yaitu al- Mahdi, Musa al-Hadi, Harun al-Rasyid, Abdullah al-Ma’mun, al- Mu’tashim billah, al-Wasiq dan al-Mutawakkil.

Siapakah tokoh-tokoh yang berperan penting dalam pendidikan di masa dinasti Abbasiyah?

Ada banyak sekali tokoh yang berperan penting, seperti ibnu sina, al-khawaizmi, jabir ibnu hayyan, dan lain sebagainya. Akan tetapi, selain tokoh-tokoh tersebut, yang berperan besar dalam pendidikan pada masa dinasti abbasiyah tidak lain adalah para khalifah di masa dinasti tersebut. Karena, dunia pendidikan dapat berkembang pesat salah satu faktor terbesarnya adalah stabilnya kondisi dan situasi sosial politik, yang mana paling mudah dikendalikan oleh kepala negara yaitu Khalifah.

Metode pembelajaran yang seperti apa pada masa dinasti abbasiyah dan apakah efektif metode tersebut digunakan di masa sekarang?

Pada masa dinasti Abbasiyah metode pembelajarannya masih sama dengan masa sebelumnya, yaitu metode ceramah. Yang mana metode ini berpusat pada guru (pendidik), dan teknik pengajarannya adalah guru menjelaskan pada siswa melalui  lisan, siswanya menulis penjelasan guru, kemudian materi tersebut dihafalkan, dan akhirnya guru akan melakukan pengujian (ujian/tes) terhadap siswa dengan tujuan untuk mengulang materi yang telah dijelaskan.

Berhasil pada bidang apa saja di masa dinasti Abbasiyah?

Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah terdapat banyak kemajuan yang dicapai dalam berbagai bidang. Zaman ini sering dirujuk sebagai Zaman Keemasan Islam karena pencapaian dan sumbangannya yang besar kepada "tamadun" dunia. Berikut ini adalah beberapa bidang utama di mana kemajuan tersebut dapat dilihat, yaitu:

1. Sains dan Teknologi

Bani Abbasiyah terkenal dengan sumbangannya dalam bidang sains dan teknologi. Para sarjana dari berbagai latar belakang budaya dan agama berkumpul di Baghdad (pusat pemerintahan ketika itu) untuk berkongsi pengetahuan dan melakukan penyelidikan. Diantaranya yaitu:

Matematik: Al-Khwarizmi, seorang ahli matematik dan ahli astronomi, menyumbang kepada perkembangan algebra dan memperkenalkan konsep sifar kepada dunia Barat.

Astronomi: Observatori dibina di Baghdad dan ahli astronomi seperti Al-Battani membuat penemuan penting mengenai pergerakan planet dan bintang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun