Bandung selalu menjadi pilihan utama bagi para pelancong yang mencari pengalaman liburan yang tak terlupakan. Selain menawarkan kesempatan untuk bersantap enak dan mengeksplorasi berbagai tempat rekreasi, Bandung juga menyediakan destinasi menarik bagi mereka yang tertarik pada warisan sejarah. Salah satu tempat bersejarah yang patut dikunjungi di kota ini adalah Museum Sri Baduga, yang terletak di Jl. BKR No.185. Museum ini menampilkan beragam koleksi sejarah, termasuk artefak, lukisan, dan objek lainnya yang menggambarkan kekayaan budaya dan sejarah Sunda.Â
Salah satu koleksi unik yang ada di Museum Sri Baduga adalah alat musik. Alat musik yang bisa ditemukan di sana salah satunya adalah Gamelan Degung yang merupakan alat musik tradisional Jawa Barat. Bagaimana sejarah Gamelan Degung? Bagaimana pengaruh seni Gamelan Degung yang menjadi salah satu bagian dari koleksi Museum Sri Baduga? Yuk, Simak!
Sejarah Museum Sri Baduga
Museum Sri Baduga, terletak di Kota Bandung, Jawa Barat, memberikan suatu kontribusi istimewa bagi para pengagum sejarah dan kebudayaan Sunda. Dengan menyajikan kumpulan benda-benda prasejarah yang berasal dari era kerajaan kuno, institusi ini memainkan peran sentral dalam penggalian pemahaman terhadap akar-akar budaya yang dalam dan kaya di Sunda.
Gagasan mendirikan museum ini pertama kali muncul pada tahun 1974, dikemukakan oleh Gubernur Jawa Barat saat itu, Aang Kunaefi. Pada tanggal 5 Juni 1980, museum ini resmi diresmikan dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa Barat oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr Daoed Joesoef. Pada tahun 1990, terjadi perubahan nama menjadi Museum Sri Baduga, mengambil nama dari seorang Raja Agung Kerajaan Sunda, Prabu Siliwangi III, yang dikenal dengan gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji berdasarkan isi Prasasti Batutulis. Raja Sri Baduga memerintah Pakwan Pajajaran dari tahun 1482 hingga 1521 Masehi. Keputusan untuk memberi nama Museum Sri Baduga resmi ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 02223/0/1990 pada tanggal 4 April 1990.
Gamelan Degung dan Jejak Seninya
Gamelan Degung adalah salah satu alat musik tradisional Jawa Barat. Alat musik ini berkembang sekitar akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gamelan Degung terdiri dari beberapa instrumen yang melibatkan Bonang, Jenglong, Peking, Penerus, Kendang, dan Goong. Biasanya, Gamelan Degung dilengkapi dengan suling atau seruling bambu, baik untuk mengiringi pesinden atau lagu-lagu yang dibawakan dengan instrumennya. Kini, Gamelan Degung digunakan sebagai alat hiburan, terutama pada acara khitanan, pernikahan, dan lain-lain.
Museum Sri Baduga memiliki kaitan erat dengan Gamelan Degung melalui perannya sebagai penjaga dan penyajian kekayaan seni budaya Jawa Barat. Koleksi Gamelan Degung yang dipamerkan di museum ini menjadi simbol hidup dari warisan musik tradisional Sunda. Dalam konteks ini, Gamelan Degung bukan hanya sebuah koleksi di dalam museum, tetapi juga suatu ungkapan seni yang menyatu dengan identitas budaya yang dipelihara dan dipamerkan oleh Museum Sri Baduga.
Pameran gamelan degung di Museum Sri Baduga tidak hanya menyajikan instrumen-instrumen yang indah secara visual, tetapi juga memungkinkan pengunjung untuk mendalami sejarah, makna, dan peran musik ini dalam konteks budaya Sunda. Dengan mendokumentasikan perkembangan gamelan degung dari masa ke masa, museum ini turut berperan dalam memelihara dan melestarikan warisan musik tradisional, serta mendidik generasi tentang pentingnya gamelan degung dalam konteks sejarah dan identitas lokal.
Melalui penempatan gamelan degung dalam konteks Museum Sri Baduga, pengunjung memiliki kesempatan unik untuk meresapi keindahan seni musik tradisional Sunda sambil memahami konteks budayanya. Museum ini menjadi wadah penting dalam menjembatani generasi modern dengan warisan kultural yang kaya, termasuk melalui perpaduan antara koleksi gamelan degung dan cerita sejarah yang diabadikan di dalamnya.