Mohon tunggu...
Alista Nuraini
Alista Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Master's Student

A master's student passionate about writing content and articles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perubahan Gaya Bahasa di Kalangan Anak Muda: Ketika Bahasa Kasar Menjadi Bagian dari Identitas

31 Agustus 2024   17:36 Diperbarui: 2 September 2024   21:19 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freepik - https://pin.it/3JlPGjaxk

Bahasa merupakan komponen penting dalam sebuah komunikasi yang akan membentuk identitas atau karakter dalam masyarakat. Perkembangan zaman yang pesat mengakibatkan setiap generasi memiliki cara tersendiri dan ciri khas dalam berkomunikasi yang mencerminkan nilai sosial di masyarakat. Belakangan ini, kita sering melihat tren di kalangan muda yang cenderung menggunakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan menjadi bagian dalam percakapannya sehari-hari. Fenomena ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana perubahan bahasa dapat memengaruhi budaya dan nilai sosial yang terjadi di masyarakat saat ini. Pergeseran bahasa ini memiliki dampak pada hubungan antar-individu dengan norma kesopanan.

Normalisasi Penggunaan Bahasa Kasar dalam Percakapan Sehari-hari

Di era digital seperti saat ini, komunikasi tidak lagi sebatas percakapan tatap muka secara langsung. Berkembangnya platform komunikasi online dan media sosial telah membuka ruang bagi kalangan muda untuk mengekspresikan diri dan juga melakukan komunikasi dalam jaringan secara bebas. Dalam ruang ini kita sering kali mendengar bahasa yang dulunya dianggap tabu kini menjadi bagian dari kata-kata percakapan yang mulai luas dan digunakan dalam sehari-hari.

Penggunaan bahasa ini tidak lagi sebatas pesan komunikasi antar-teman, tetapi lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam konten media sosial seperti meme, video, ataupun dalam kolom komentar media sosial. Kebanyakan dari mereka mengikuti kata-kata tersebut karena dianggap “kekinian” dan “gaul”.

Pengaruh Media Sosial dan Tren Populer

Media sosial memiliki pengaruh besar dalam sebaran normalisasi bahasa ini. Platform media sosial seperti Instagram, Tiktok, dan X (dulu Twitter) memungkinkan para penggunanya berbagi pemikiran dan perasaannya secara instan bahkan cenderung tanpa disaring terlebih dahulu dalam penggunaan bahasanya. Sehingga kata-kata tersebut lebih cepat meluas dan diterima sebagai sesuatu yang normal. 

Selain itu, tren populer seperti musik, film, podcast, dan acara televisi menggunakan kata-kata tersebut sebagai identitas karakter atau gaya hidup. Ketika tokoh dalam media tersebut menggunakan bahasa yang cenderung kasar maka akan dilihat oleh penonton yang mayoritas di dominasi kalangan muda sebagai orang yang paling peka terhadap tren terbaru dan tidak jarang penonton pun menirunya sebagai bagian dari identitas mereka.

Dampak Sosial dari Pergeseran Gaya Bahasa

Perubahan bahasa ini tentu saja memiliki dampak yang cukup besar. Salah satunya adalah penurunan norma kesopanan dalam komunikasi sehari-hari. Anak muda cenderung merasa bahasa yang kasar sebagai bagian dari ketegasan, kejujuran, bahkan ekspresi diri. Namun, disisi lain ini menjadi penyebab rusaknya nilai kesopanan dan rasa hormat dalam budaya yang kita junjung selama ini.

Selain itu, penggunaan bahasa kasar juga dapat menimbulkan kesalahpahaman antar generasi. Orang yang lebih tua atau berbeda generasi mungkin merasa tidak nyaman dengan bahasa tersebut, sehingga hal ini dapat menjadi konflik antar generasi. Hal ini dapat memengaruhi hubungan antara anak muda dan orang tua, guru, dosen, ataupun orang lain yang berbeda generasi. 

Menjaga Kesopanan dalam Komunikasi Modern

Menghadapi fenomena ini, kita sadar bahwa tidak dapat menolak perkembangan yang masuk. Sehingga hal yang bisa kita lakukan adalah menemukan keseimbangan antara mengikuti perkembangan bahasa dinamis dengan menjaga nilai kesopanan yang ada. Pentingnya edukasi kesopanan sedini mungkin baik dalam lingkungan keluarga ataupun sekolah. Kalangan muda harus tau bahwa meskipun bahasa terus berkembang tetapi ada batasan yang harus dihormati untuk menjaga budaya kesopanan di masyarakat. 

Selain itu, peran media dan tokoh publik seperti influencer juga sangat penting dalam membentuk budaya komunikasi yang baik. Dengan memberikan contoh penggunaan bahasa yang santun dan menciptakan tren bahasa ke arah yang lebih posisi.

Pergeseran bahasa di kalangan muda adalah sebuah refleksi bentuk perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Meskipun bahasa kasar telah dianggap umum oleh kalangan muda, tetapi penting untuk menjaga nilai kesopanan sebagai dasar komunikasi yang sehat. Dengan kesadaran akan edukasi yang tepat, kita dapat menjaga keseimbangan antara bahasa yang dinamis dan norma sosial yang ada di masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun