Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menciptakan Generasi Z yang berpikir kritis,dalam hal ini orang tua dan guru menjadi hambatan utama dalam pengembangan kemampuan tersebut. Mereka membantu anak-anak Generasi Z untuk tumbuh menjadi individu yang memiliki kemampuan berpikir kritis dan memahami nilai-nilai demokrasi. Namun sering kali mereka menjadi penghalang bagi kemampuan kritis Generasi Z karena beberapa alasan, seperti kurangnya kesadaran, kurangnya kemampuan, atau kurangnya dorongan untuk membantu Generasi Z untuk tumbuh menjadi individu yang berpikir kritis dan analistis.
Kemampuan untuk berpikir,berbicara, dan menulis dengan kritis adalah kunci kesuksesan,terutama di dunia akademik. Kebiasaan berpikir kritis dapat dibangun dengan cara bertanya dan menganalisis informasi yang diperoleh. "kemampuan berpikir kritis tidak hanya terbatas pada kemampuan berpikir,berbicara, dan menulis,tetapi juga melibatkan kemampuan observasi, analisis ,pengaruh, evaluasi, Komunikasi, dan tentu saja kemampuan bertanya."
Berpikir kritis harus diterapkan dalam berbagai situasi ,karena lingkungan yang kurang mendukung dapat menghambat perkembangan diri. Berpikir kritis memungkinkan otak untuk bertanya dan memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan dapat tersampaikan. Namun Ketika seseorang mempunyai kemampuan yang tinggi dan sering bertanya tidak jarang dianggap "sok pintar,ribet,sok tahu" sejatinya, orang yang bertanya tidak bermaksud menguji atau cari perhatian, melainkan karena rasa ingin tahu yang lebih.
Berpikir kritis juga biasanya mendorong sesorang berpikir secara terbuka, karena menerima kenyataan yang ada diluar sana, ilmupun akan semakin bertambah. Adapun contoh berpikir kritis seperti keinginan untuk berbisnis, Ketika seseorang ingin berbisnis pasti Langkah pertama akan mulai untuk memberikan penawaran kepada orang lain. Dalam hal ini, Ketika seseorang berpikir kritis maka ia akan mencari informasi sebanyak mungkin untuk menemukan cara yang paling rasional yang akan digunakan sebelum membuat keputusan untuk melakukannya.
Ketika dihadapkan dengan berpikir kritis seseorang harus mengesampingkann untuk berpikir secara otomatis, dan biasakan untuk mencari informasi yang lebih banyak. Seseorang biasanya yang sudah terbiasa untuk berpikir kritis maka akan selalu penasaran dengan suatu informasi sehingga akan terciptanya wawasan yang luas untuk kemajuan Generasi Z menjadi Indonesia yang lebih maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H