Klaim "no prok no lard" yang sering terlihat di restoran, terutama restoran all you can eat dan ramen, tidak selalu dapat dianggap benar-benar halal. Makanan halal adalah makanan yang sesuai dengan ajaran agama Islam, yang mengatur aturan dan cara memperoleh serta mengolah makanan agar layak dikonsumsi. Salah satu prinsip utama dalam masalah makanan halal adalah tindakan melarang konsumsi daging babi dan turunannya, serta lemak babi (lard). Sehingga, klaim "no prok no lard" hanya sebagai tanda bahwa restoran tersebut tidak menggunakan bahan-bahan tersebut dalam proses pembuatannya. Namun, hal tersebut bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sebuah makanan benar-benar halal.
Sebagai konsumen yang peduli akan kehalalan makanan yang dikonsumsi, penting untuk selalu mencari informasi yang jelas terkait dengan proses produksi makanan di restoran yang dikunjungi. Keterlusuran dalam proses produksi makanan halal sangat penting dan harus diperhatikan mulai dari awal penerimaan bahan baku hingga saat makanan disajikan kepada konsumen.Â
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh konsumen untuk memastikan suatu produk adalah halal, selain dari klaim "no pork no lard".
- Periksa label halal sebagai langkah awal, pastikan produk memiliki label halal yang sah dari lembaga sertifikasi halal yang terpercaya. Biasanya label halal ini akan memiliki logo dan nomor sertifikasi dari lembaga tersebut.
- Periksa daftar bahan-bahan yang digunakan, diusahakan menghindari bahan-bahan yang belum jelas kehalalannya
- Cari informasi tambahan selain dari label halal, seperti produsen atau distributor produk tersebut. Terutama informasi mengenai bahan baku sepert daging sapi atau ayam, apakah benar-benar disembelih dengan baik, karena hal tersebut berpengaruh terhadap kehalan produk.
- Gunakan aplikasi atau website yang dapat membantu konsumen dalam memeriksa kehalalan suatu produk. Anda bisa menggunakan aplikasi seperti Halal Check atau website dari lembaga sertifikasi halal untuk memeriksa kehalalan produk.
Selain hal tersebut, kita sebagai konsumen juga perlu memperhatikan sertifikasi halal pada produk yang akan kita beli. Hal tersebbut dapat memberikan jaminan kepada  bahwa produk atau restoran yang dikonsumsi telah melewati proses verifikasi dan inspeksi yang ketat untuk memastikan kehalalannya. Selain itu, sertifikasi halal juga membantu produsen atau pengelola restoran untuk memasarkan produknya kepada pasar yang semakin mengutamakan kehalalan makanan.
Dalam Islam, kehalalan makanan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan umat. Konsumsi makanan halal tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga berpengaruh pada kesucian dan spiritualitas individu. Oleh karena itu, proses sertifikasi halal sangat penting untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi sesuai dengan ajaran agama Islam dan tidak menimbulkan keraguan bagi konsumen muslim.
 Salah satu dalil yang mendasari prinsip makanan halal adalah firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 168 yang berbunyi, "Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sungguh, syaitan itu musuh yang nyata bagimu."
Hadis Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan pentingnya makanan halal dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Beliau pernah bersabda, "Setiap jasad yang tumbuh dari makanan haram, maka neraka lebih layak baginya." (HR. Ahmad)
Dengan mengacu pada dalil-dalil tersebut, umat Islam diajarkan pentingnya memilih dan mengonsumsi makanan yang halal serta menjauhi makanan yang haram. Oleh karena itu, kehati-hatian dalam memastikan makanan yang dikonsumsi benar-benar halal merupakan wujud ketaatan umat Islam dalam menjalankan aturan-aturan agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H