Latar BelakangÂ
Caf atau kedai kopi ialah semacam restoran yang lebih berfokus pada kenyamanan tempat dan penyajian minuman seperti kopi dan teh. Biasanya caf tidak memiliki menu makanan yang banyak seperti tempat makan pada umumnya. Banyak orang mengunjungi kedai kopi untuk bersantai sembari menikmati secangkir kopi. Tidak hanya itu, dapat dilihat beberapa orang di cafe biasanya sedang mengerjakan pekerjaan atau tugas mereka. Beberapa juga ada yang sedang bertukar pikiran dan mengobrol dengan teman.
Di kalangan anak muda dan orang dewasa, ada yang mengatakan bahwa, "Kalo belom ngopi di caf, kreativitas dan ide gak akan muncul." Mendengar perkataan ini kita akan membahas, apakah ini sebuah fakta atau hanya mitos belaka.
Teori yang digunakan adalah teori konsumsi. Menurut Suherman Rosyidi dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Teori Ekonomi" pada halaman 163, konsumsi diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia. Sebagian manusia dizaman modern ini telah menganggap pergi ke cafe dan membeli kopi sebagai salah satu kebutuhan mereka. Adanya kepuasan dan kebanggaan tersendiri apabila membeli produk kopi dari suatu cafe kopi  yang terkenal membuat sebagian orang gemar ke cafe. Kebanggan dalam hal ini adalah status sosial seseorang akan dianggap tinggi apabila ia mengkonsumsi suatu produk yang dianggap memiliki nilai tinggi. Selain itu,adanya nilai khusus yang melekat pada cafe dan kopi nya juga menjadi daya tarik bagi calon konsumen. Nilai yang melekat ini misalnya adanya anggapan bahwa cafe adalah tempat yang nyaman untuk mengerjakan tugas karena suasananya yang nyaman dan fasilitas tambahan yang diberikan banyak. Serta kopi yang dipercaya dapat membuat kreativitas seseorang lancar apabila mengkonsumsinya membuat cafe menjadi tempat favorit untuk mengerjakan tugas.
Teori kedua yang kita ambil ialah teori nilai. Teori nilai disini bisa berkaitan dengan nilai etika dan estetika. Nilai Estetika adalah nilai keindahan. Segala sesuatu yang terdapat dalam cafe ini mempengaruhi nilai etika seseorang saat berada di dalam cafe tersebut. Tapi hal ini kembali lagi kepada setiap individu yang memiliki penilaian atau pendapat yang berbeda-beda. Kenapa nilai atau penilaian setiap orang berbeda-beda? Karena nilai itu bukan sesuatu yang fakta atau yang dapat ditangkap oleh indra. Nilai lebih bersifat ide dan abstrak. Dalam teori ini bukan membahas mengenai benar atau salahnya tapi lebih membahas mengenai baik atau buruk, senang atau tidak senangnya.
Menurut triadik sisiologi desain Pak Sumbo Tinarbuko yang terdiri dari sosiologi desain, budaya kreatif, dan pembangunan/modernisasi, adanya komunikasi dan interaksi antara pengunjung caf dan pelayan caf merupakan aspek dari sosiologi desain. Dalam budaya kreatif terdapat kekerasan simbol yang bisa diambil, yaitu timbulnya persepsi masyarakat bahwa kreatifitas belum muncul jika belum minum kopi. Kemudian adanya novelties atau kebaharuan dalam caf kopi membuat peminat terus bertambah. Kebaharuan ini terdapat pada tersedianya free wifi dan latte art yang menarik, serta interior caf yang didesain khusus seperti working space.
Di tengah masyarakat ini, nilai-nilai simbolik suatu benda turut berperan dalam masyarakat konsumtif. Seperti contohnya, ada nilai simbolik yang melekat pada caf dan kopi sebagai tempat dan minuman yang paling pas untuk mengerjakan tugas karena dipercaya akan memicu kreativitas otak. Kita pun juga akan turut merasa bahwa kreativitas kita akan muncul apabila kita mengerjakan tugas di caf sambil meminum kopi. Nilai simbolik inilah yang akhirnya membuat masyarakat dalam kasus ini, seperti para mahasiswa, menjadi ketagihan untuk mengerjakan tugas di caf kopi.
Dalam membangun suasananya nyaman di caf untuk para pengunjung, ada poin-poin yang menyangkut ilmu desain komunikasi visual di dalamnya. Mulai dari desain keseluruhan interior caf, desain layout menu yang dibuat, pelayanan dan penyajian makanan dan minuman, packaging jika pelanggan menginginkan makanan atau minuman tersebut dibungkus atau take out, serta seragam yang digunakan barista dan penjaga kasir. Citra inilah yang diangkat demi membuat suasana caf menarik agar pengunjung nyaman dan betah untuk melakukan aktivitas di caf kopi.
Analisis
Budaya kreativitas yang kita angkat adalah, "Nggak ngopi, kreativitas nggak muncul." Kreativitas biasanya muncul dari suatu hal yang abstrak dan tidak berstuktur, dan kadang mereka muncul dengan sendirinya. Beberapa orang beranggapan dengan meminum kopi, kreativitas dan inspirasi dapat datang dengan mudah yang kemudian membuat mereka menjadi lebih fokus dan produktif.
Faktanya, minum kopi diyakini dapat merangsang dan menstimulir syaraf agar dapat bekerja lebih keras lagi. Selain itu kopi juga berfungsi untuk meningkatkan memori jangka pendek. Kafein yang terdapat di dalam kopi bereaksi secara kimia yang menstimulasi dan membantu kita untuk fokus menangkap informasi agar dapat diterima dengan lebih baik. Kopi juga dapat mengurangi rasa sakit kepala. Karena berbagai hal tersebut, kebanyakan orang meminum kopi selagi mengerjakan sesuatu, seperti tugas maupun berbagai hal lainnya.