Bapak itu terdiam sesaat, " Enggak ada yang salah dong mbak. Kan alhamdulillah lengkap semua fisiknya, tempat kerja mbak juga bagus banget, berarti kan pinter."
" Jadi kenapa dong ?" tanyaku lagi dengan nada sedih
" belum saatnya mbak, takdir namanya."
setelah mendengar jawaban itu aku jauh lebih sedih lagi.
Oh takdir. Kalau memang itu jawabannya, aku hanya bisa pasrah.Â
Aku selalu berdoa untuk jodohku setiap hari. Aku mencoba beberapa online dating, aku pun berusaha memperbaiki semua sifatku menjadi lebih baik. Aku sudah berusaha, namun aku belum dapat bertemu dengan jodohku.
Seandainya aku bisa membaca pikiran laki - laki. Walaupun menyakitkan, namun lebih baik mengetahui kebenaran daripada bingung dalam ketidakpastian. Kalau saja aku bisa membaca pikiran laki - laki, maka akan aku perbaiki kesalahanku, dan berharap kesempatan lain untuk menunjukan diriku yang lebih baik.
Namun aku tahu itu hanya angan..
Sampai detik ini, aku kembali masih bertanya - tanya, apa yang salah dari diriku, sampai aku tidak pernah dicintai oleh dia yang aku cintai.
Apakah kamu tahu ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H