Mohon tunggu...
Pangeran Ali
Pangeran Ali Mohon Tunggu... -

Kenalin, saya Pangeran dari Jawa Barat!

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kompasiana Diserbu Banyak Pendatang Baru dari Kalangan Mahasiswa/i

14 Oktober 2014   16:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:05 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu terakhir ini saya melihat banyak sekali, di index kompasianer, pendatang baru  yang berasal dari kalangan mahasiswa dan mahasiswi dari beberapa universitas. Sejak lama (sejak awal 2013) menjadi silent reader, baru sekarang saya melihat seperti ada gerakan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) seperti ini di Kompasiana. Bagaimana tidak, wong saya lihat hampir semua pendatang baru tersebut tercatat baru berumur beberapa hari saja (pada saat saya lihat profilnya) dan baru memiliki 2-3 tulisan.

Pendatang baru mungkin bukan suatu hal aneh ya dalam sebuah forum seperti ini tapi bagi saya, ini menjadi sesuatu yang menarik diperhatikan ketika hal tersebut sepertinya terjadi secara serentak atau kita pinjam sajalah istilahnya polemik pilpres kemarin, TSM. Apalagi ini terjadi serentak dari kalangan mahasiswa/i dari beberapa universitas ternama, katakanlah Universitas Trisakti (Usakti), Unika Atma Jaya (UAJ), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Perhatian saya itu lebih karena penasaran saja kok, tidak lebih. "Sebenarnya ada apa ini, apa yang terjadi di kampus-kampus tersebut sehingga banyak dari mahasiswanya bergabung dengan komunitas keroyokan ini?" itulah pertanyaan yang sering muncul di benak saya. Terkaan awal saya, ini tak terlepas dari tugas kuliah, katakanlah tentang jurnalistik atau komunikasi tapi setelah saya perhatikan lebih seksama ternyata sebagian besarnya (pendatang baru tersebut) berlatar belakang ekonomi alias dari jurusan ekonomi dan sisanya jurusan lain yang bukan seputar jurnalistik ataupun komunikasi. Dugaan saya pun berubah, "Barangkali mereka sedang mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM) jurnalistik di kampusnya atau apalah yang mengharuskan mereka menulis."

Entah apapun itu, yang jelas saya salut  jika memang ada gerakan yang mengarahkan mereka untuk menulis. Ini adalah hal yang positif dimana banyak dari generasi calon pemimpin negeri ini meluangkan waktunya untuk berbagi melalui tulisan. Ya, itung-itung memulai budaya baru lah ya di samping budaya orasi. Berorasi boleh-boleh saja namun bukankah lebih baik jika gagasan tersebut kita jadikan sesuatu yang abadi sehingga tak lekang oleh waktu dan bisa didengar lebih banyak orang? Tulisan itu kan abadi ya terkecuali dihapus oleh admin hehehe!

Pokoknya apapun itu, saya salut dengan gerakan-gerakan yang bisa membuat lebih banyak intelektual muda mulai menulis gagasannya seperti ini. Barangkali ini bisa dijadikan contoh bagi kampus-kampus lain untuk mulai mengarahkan mahasiswa ataupun sivitas lainnya untuk mulai menuangkan ide, gagasan, dan pemikirannya melalui tulisan. Arahkan saja mahasiswa-mahasiswanya untuk menulis di Kompasiana, jadi tidak perlu khawatir tidak akan ada yang membacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun