Sekelompok mahasiswa Universitas Bengkulu mengembangkan inovasi board game untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan siswa sekolah dasar. Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap rendahnya tingkat literasi keuangan di Provinsi Bengkulu yang hanya mencapai 30,39%, jauh di bawah rata-rata nasional sebesar 49,68%.
Tim mahasiswa merancang program sosialisasi pendidikan literasi keuangan menggunakan board game bertema aset dan monopoli sebagai media interaktif. Program ini akan dilaksanakan di salah satu SD Negeri di Kota Bengkulu, melibatkan 208 siswa dari kelas 4 hingga 6.
Board game ini menggabungkan konsep aset dan monopoli, bertujuan mengajarkan pengelolaan keuangan dalam konteks permainan yang menyenangkan. Metode belajar sambil bermain ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep keuangan dasar.
Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep keuangan dasar, mendorong kebiasaan menabung, dan membantu siswa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Selain permainan, tim mahasiswa juga akan memberikan materi edukasi melalui presentasi dan video pembelajaran.
Inisiatif ini mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah. Pihak sekolah menyambut baik program ini karena belum pernah ada program literasi keuangan yang dilaksanakan di sekolah tersebut sebelumnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan literasi keuangan di Bengkulu, terutama di kalangan generasi muda. Dengan pemahaman keuangan yang lebih baik sejak dini, diharapkan dapat membentuk generasi yang lebih bijak dalam mengelola keuangan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H