Pendidikan  juga  bertanggung  jawab  membina  peserta  didik  agar  dewasa,  berani,  mandiri dan  berusaha  sendiri.  Dengan  demikian  nuansa  pendidikan  semestinya  diupayakan  agar memberikan  kesempatan  kepada  peserta  didik  untuk  selalu berpikir mandiri dan kritis  dalam menemukan  jati  dirinya.  Dalam  konteks  ini, yang terpenting bukanlah  memberikan pengetahuan  positif  yang  bersifat taken for granted kepada  peserta  didik,  melainkan bagaimana  mengajarkan kepada peserta  didik  agar memiliki  kekuatan  bernalar.  Salah  satu upaya  yang  dapat dilakukan  adalah  dengan  memberikan  kemerdekaan  kepada  peserta didik untuk  terlibat langsung  dalam  proses  pembelajaran dan transfer  keilmuan.  Dalam  hal  ini, peserta  didik  dianggap  sebagai subjek  utama  bukan  hanya  sekadar  objek  dari  sebuah  proses pendidikan.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Hidayat, Rakhmat. (2011). Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
Jurnal
Marisa, M. (2021). Inovasi kurikulum "Merdeka Belajar" di era society 5.0. Santhet:(Jurnal Sejarah, Pendidikan, Dan Humaniora), 5(1), 66-78.
Mustaghfiroh, S. (2020). Konsep "merdeka belajar" perspektif aliran progresivisme John Dewey. Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran, 3(1), 141-147.
Wasitohadi, W. (2014). Hakekat Pendidikan Dalam Perspektif John Dewey Tinjauan Teoritis. Satya Widya, 30(1), 49-61.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H