Mohon tunggu...
Nur Alisa
Nur Alisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Strategi Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi COVID-19 Melalui Pandangan Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

25 Desember 2021   20:42 Diperbarui: 26 Desember 2021   12:01 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nur Alisa (1405620027)

Prodi Pendidikan Sosiologi B, Universitas Negeri Jakarta

nuralisa28@gmail.com

 

Latar Belakang Masalah

Pandemi merupakan sebuah wabah penyakit yang tersebar secara global. Menurut KBBI, pandemi dapat diartikan sebagai wabah yang berjangkit serempak dimana-mana yang meliputi daerah geografis yang luas (KBBI.go.id). Kondisi pandemi menunjukkan suatu keadaan penyebaran suatu penyakit yang diluar kendali manusia. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa pandemi dinyatakan ketika penyakit baru menyebar di seluruh dunia melampaui batas. Kondisi pandemi juga menggambarkan situasi ketika populasi seluruh dunia memiliki kemungkinan untuk terinfeksi dan berpotensi untuk jatuh sakit (Rehia Sebayang, CNBC Indonesia).

Di akhir 2019 lalu, masyarakat dunia digemparkan dengan permasalahan virus baru yang merebak secara cepat di seluruh dunia, sehingga menyebabkan terjadinya dampak serius bagi seluruh aspek kehidupan di muka bumi. Virus tersebut berasal dari sebuah kota di China yakni Kota Wuhan. Virus tersebut bernama COVID-19 (coronavirus disease 2019). Menurut (Emmeluth, 2005) virus ini didefinisikan sebagai penyakit berbahaya yang menyebar dengan cepat dan sering menyebabkan kematian. Dilansir pada laman Detikhealth menjelaskan bahwa di Rumah Sakit Provinsi Hubei, China tanggal 27 Desember 2019 telah terdapat 180 orang yang terkonfirmasi terkena paparan virus COVID-19

Di Indonesia sendiri, mulai merebaknya virus COVID-19 ini terjadi pada awal Maret 2020. Saat itu, pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa terdapat dua kasus pasien yang terjangkit oleh virus tersebut. Setelah kasus COVID-19 di Indonesia semakin meningkat pada saat itu, Presiden Indonesia menetapkan aturan yang bersifat darurat dalam kesehatan melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020. Dalam keputusan tersebut menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia untuk selalu mematuhi protokol kesehatan seperti gerakan 5 M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Selain itu, kebijakan pemerintah yang dikeluarkan guna mengendalikan laju penyebaran virus COVID-19 dengan menerapkan kebijakan pembatasan kepada seluruh masyarakat Indonesia yakni Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau sekarang dikenal sebagai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kebijakan ini diterapkan oleh pemerintah agar dapat mengurangi interaksi secara langsung antar orang maupun kelompok demi mengurangi penyebaran virus COVID-19 ini.

Dalam fenomena pandemi COVID-19 tentunya menimbulkan berbagai masalah baru dalam kehidupan sosial masyarakat. Dengan meningkatnya permasalahan jumlah kasus pasien yang terpapar virus COVID-19 ini telah menyebabkan disfungsi dan disorganisasi sosial dalam masyarakat. Maka dari itu, fokus penulisan disini akan membahas permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi selama pandemi COVID-19. Permasalahan kasus tersebut akan dianalisis melalui pandangan Teori Struktural Fungsional Talcott Parson, yang secara khusus membahas tentang skema AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latency) guna melawan pandemi COVID-19.

Analisis Permasalahan Sosial Pada Pandemi COVID-19 di Masyarakat Melalui Pandangan Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

            Munculnya kasus COVID-19 di Indonesia pada Maret 2020, tentunya sangat membuat masyarakat semakin kebingungan dan tak terarah. Kebijakan pembatasan yang diterapkan pemerintah sejak awal hingga sekarang tidak sepenuhnya dapat menghilangkan wabah ini secara cepat. Bahkan pada waktu tertentu seperti hari besar Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, maupun hari besar lainnya dapat menunjukkan lonjakan jumlah kasus positif yang terpapar oleh virus COVID-19 ini. Selama dua tahun ini, dengan banyaknya pembatasan kegiatan seperti belajar dari rumah, bekerja dari rumah (work from home), kegiatan ibadah, dan kegiatan lainnya secara tidak langsung menyebabkan disfungsi dan disorganisasi sosial pada masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun