Mohon tunggu...
Alisa Qottrun
Alisa Qottrun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Semarang

Saya seorang mahasiswi yang sedang belajar mengenai gender dan feminisme.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permainan Sensorik Motorik sebagai Upaya Pencegahan Stunting

11 September 2022   08:02 Diperbarui: 11 September 2022   08:08 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan sosialisasi stunting di Desa Teglamlati. [Dokumen pribadi]

Stunting menjadi salah satu fokus permasalahan kesehatan di Indonesia. Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. 

Anak yang memiliki tubuh pendek dapat menjadi pertanda bahwa ada masalah gizi kronis pada petumbuhannya. Namun, perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu stunting, sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek.

Anak-anak yang terkena stunting dapat dikenali melalui beberapa ciri di antaranya pertumbuhan melambat, wajah tampak lebih muda dari usia anak seusianya, anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi, pertumbuhan gigi terlambat, memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk, pada usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya, perkembangan tubuh anak terlambat (misalnya menstruasi pertama pada anak perempuan), dan berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.

Masalah stunting ini juga menjadi fokus kesehatan di Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Di Desa Tegalmlati, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang tercatat 8 anak yang mengalami stunting. Jumlah ini terbilang sedikit sehingga menandakan bahwa anak-anak di Desa Tegalmlati tumbuh dengan sehat. 

Namun, tetap saja dibutuhkan upaya pencegahan agar jumlah tersebut tidak bertambah.

Tim KKN Unnes Giat 2 Desa Tegalmlati melakukan edukasi terkait stunting sebagai pengingat mengenai pemenuhan gizi anak untuk mencegah stunting. Sosialisasi dilakukan dalam kegiatan "Kelas Balita". 

Tim KKN Unnes Giat 2 menggandeng tenaga kesehatan Puskesmas Petarukan untuk melakukan sosialisasi stunting. Edukasi berupa pengertian stunting sampai cara pencegahannya. Sosialisasi dilakukan dengan metode ceramah dari tenaga kesehatan kepada ibu-ibu Desa Tegalmlati.

Kegiatan ini menjadi bagian dari salah satu kerja KKN Unnes Giat 2 yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata, LPPM Unnes. Kegiatan ini juga sebagai upaya untuk membangun desa. Sebagaimana tagline yang diusung oleh KKN Unnes Giat, yakni "Bersama Unnes Giat, membangun Indonesia dari desa".

Setelah sosialisasi, kegiatan kelas balita dilanjutkan dengan permainan yang mengasah motorik anak. Perkembangan motorik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. 

Motorik sendiri dibagi menjadi dua, yakni motorik kasar (gerakan yang melibatkan kelompok otot-otot besar seperti lengan, kaki, betis, dan seluruh tubuh anak) dan motorik halus (gerakan yang melibatkan otot-otot kecil dalam tubuh anak seperti tangan, jari, dan pergelangan tangan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun