Mohon tunggu...
Alisa Aulia
Alisa Aulia Mohon Tunggu... -

aku menulis karena aku tahu setiap kenangan akan memudar oleh waktu, kecuali kau menulisnya maka detail kenangan itu akan tetap jadi milikmu sampai kapanpun.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mahasiswa dan Gaya Hidup

12 Maret 2012   00:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:12 2269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era yang modern ini, faktor gaya hidup menjadi salah satu aspek yang essensial. Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya. Terutama mahasiswa belajar di kota metropolitan.

Mahasiswa pada umumnya berusia di atas tujuh belas tahun, dikategorikan dalam usia dewasa. Namun, tidak semua dari mereka cukup dewasa untuk memilah pengaruh lingkungan. Mereka cenderung meniru mode masa kini. Mode yang dominan berkembang di masyarakat berkiblat pada mode barat. Mulai dari cara berpakaian, cara berbicara, tempat kongkow, cara bergaul, hingga musik barat. Mereka bisa dengan mudah meniru, sebab media elektronik maupun media cetak banyak menampilkan gaya hidup ala kebarat-baratan. Alhasil, bukan hanya masyarakat di metropolitan, melainkan di pedesaan pun demikian.

Mahasiswa seharusnya mampu memfilter pengaruh lingkungan tersebut. Namun, kurangnya kepercayaan diri dan kurangnya pengetahuan menyebabkan mereka lebih senang meniru ketimbang mengembangkan potensi mereka dan menjadi diri sendiri. Akibatnya pengaruh buruk yang lebih banyak berpengaruh. Ini mengancam mental bangsa kita, sebab mahasiswa adalah generasi muda yang terdidik dan diharapkan mampu memberi contoh baik.

Pengaruh barat yang banyak mempengaruhi, misalnya cara berpakaian cukup memprihatinkan. Cara berpakaian yang minim, terbuka dan mengumbar aurad dianggap keren buat masyarakat. Berpakaian dengan cara demikian sangat bertentangan dengan adat timur yang berlaku di Indonesia. Norma kesopanan pun mulai ditinggalkan.

Gaya hidup lain adalah mengkonsumsi minuman keras, narkoba, pesta di club atau pun pub. Mereka beranggapan bila tidak mengkonsumsi barang haram tersebut, mereka dianggap ketinggalana zaman. Padahal mereka sebenarnya sedang membahayakan diri mereka. Begitu banyak contoh kasus di kota metropolitan, dimana mahasiswa menjadi bandar narkoba, bahkan yang meninggal diakibatkan narkoba.

Mahasiswa yang merupakan generasi terdidik sudah selayaknya memberi contoh posistif, terutama dalam berbicara. Namun,banyak mahasiswa yang berbicara seenaknya tanpa memfilter, menggunakan kata-kata kasar yang diadopsi dari luar. Mereka tidak benar-benar memahami apa yang mereka katakan. Mereka menganggap itu keren. Contohnya saja mahasiswa yang sering berkata swear deh, Oh my Gosh, F**k. Mereka menggunakan kata-kata tersebut tanpa memahami apa yang mereka katakana. Selain itu, cara mengucapkan kata-kata dengan aksen yang dibuat berlebihan agar terdengar kebarat-baratan pun sering dilakukan.

Mahasiswa pada umumnya senang mendengarkan musik. Kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu dengan mendengarkan musik. Musik yang digandrungi oleh mahasiswa adalah musik dengan lirik berbahasa asing. Mereka dengan fasihnya menyanyikan lagu tersebut. Sedangkan lagu dengan tema kedaerahan dianggap norak bagi mereka.

Musik yang berkembang di Indonesia memang sangat berpengaruh dari musik barat. Tidak dapat dipungkiri bahwa musik barat jauh lebih berkembang, sehingga banyak musisi yang meniru. Bahkan, sudah banyak lagu dari musisi dalam negeri yang menggunakan beberapa kalimat yang berbahasa asing dalam lagu mereka. Conothnya lagu Baby (Cinta Laura), Jomblowati (SHE), paralyzed (Agnes Monica), dsb. Lagu-lagu yang berlirik bahasa asing cukup disenangi masyarakat. Ini merupakan bagian dari gaya hidup mereka.

Besarnya pengaruh asing dalam gaya hidup mahasiswa kita, akan berpengaruh pada mental bangsa ke depannya. Apabila mahasiswa mampu memilih pengaruh positifnya, maka akan baik. Tapi bila lebih cenderung pada sisi negatifnya, maka dampaknya akan buruk. Mahasiswa harus berhati-hati menerima budaya luar dan memfilter dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun