Mohon tunggu...
Maysa Salma
Maysa Salma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendekatan Tasawuf dalam Studi Islam

15 Oktober 2024   18:18 Diperbarui: 15 Oktober 2024   19:05 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDEKATAN TASAWUF DALAM STUDI ISLAM

Oleh: Maysa  Salma Eka Nugraheni (235221096)

Akuntansi Syariah 3C

Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Studi Islam secara umum mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan Islam. Namun, secara terminologis, studi Islam merujuk pada kajian sistematis dan mendalam yang mencakup pemahaman tentang sumber-sumber ajaran, pokok-pokok ajaran, sejarah, serta penerapan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari..(Zaini, 2020)

Shuf, yang berarti bulu binatang, adalah asal kata tasawuf. Sebagian orang mengatakan bahwa itu berasal dari kata Shofia, yang berarti al-Hikmah (bijaksana), karena para sufi adalah orang yang mencari hikmah illahiyyah dalam kehidupan mereka, dan mereka berpakaian secara sederhana (bulu binatang), tidak menyukai pakaian indah-indah atau pakaian mewah.

Tasawuf berfungsi mengingatkan manusia akan hakikat dirinya, membangunkan dari ilusi kehidupan duniawi, dan membebaskan dari keterikatan dunia. Dengan demikian, jiwa menjadi bersih dan memancarkan akhlak mulia.

Menurut Muhammad Fauqi Hajjaj, tasawuf memiliki tiga aspek utama:

  • Aspek Moral: Tasawuf adalah tentang akhlak mulia, yang berasal dari orang-orang baik.
  • Aspek Maqamat: adalah tahapan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dengan melepaskan ketergantungan pada makhluk.
  • Aspek Ahwal: mencakup pengalaman spiritual, di mana seseorang belajar mematikan ego dan lebih sadar akan kehadiran Tuhan. (Falach & Assya'bani, 2021)

Pendekatan Tasawuf

a. Model-model Penelitian Tasawuf

     Pendekatan utama dalam pengkajian tasawuf yang diusulkan oleh beberapa tokoh menunjukkan beragam metode yang dapat digunakan untuk meneliti dan memahami tasawuf dalam konteks yang lebih mendalam. Berikut adalah ringkasan dari pendekatan-pendekatan tersebut:

  • Pendekatan Tematik (Sayyed Husein Nashr)

Sayyed Husein Nashr dalam mengkaji tasawuf didasarkan pada tema-tema tertentu. Ia mengelompokkan dan menjelaskan ajaran tasawuf, serta menyoroti kritik yang pernah muncul terhadap ajaran-ajaran tersebut dalam sejarah. Salah satu karyanya yang terkenal adalah buku Tasawuf Dulu dan Sekarang (1985).

  • Pendekatan Eksploratif (Mustafa Zahri)

Peneliti menggali ajaran tasawuf dari berbagai literatur, terutama yang berlandaskan Alquran dan hadis. Mustafa Zahri menggunakan metode ini dalam bukunya Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, dengan mengkaji sumber-sumber klasik tentang ajaran tasawuf.

  • Pendekatan Tokoh (Kautsar Azhari Noor)

Pendekatan ini meneliti tokoh tasawuf tertentu, seperti Ibn Arabi. Kautsar Azhari Noor, dalam bukunya Ibn Arabi Wahdat al-Wujud dalam Perdebatan, membahas konsep Wahdat al-Wujud yang diperkenalkan oleh Ibn Arabi, yang sempat menjadi kontroversi di kalangan ulama.

  • Pendekatan Tematik (Harun Nasution)

Harun Nasution menggunakan pendekatan tematik dalam karyanya tentang tasawuf. Dalam bukunya Falsafat dan Mistisisme dalam Islam (1973), ia mengkaji berbagai tema tasawuf dari perspektif filsafat dan mistisisme.

  • Pendekatan Kesejarahan (AJ. Arberry)

Pendekatan kesejarahan menggabungkan kajian tema dan tokoh dengan latar belakang sejarah. A.J. Arberry, dalam bukunya Pasang Surut Aliran Tasawuf, menjelaskan perkembangan ajaran tasawuf dari zaman Nabi, para zahid, hingga para sufi dan ahli teori tasawuf, dengan menempatkan ajaran-ajaran tersebut dalam konteks sejarah.

Pendekatan-pendekatan ini mencerminkan berbagai cara untuk memahami tasawuf, baik melalui penggalian tematik, eksplorasi literatur, kajian tokoh, maupun analisis kesejarahan, masing-masing memberikan pandangan yang mendalam dan kontekstual. (Wanto, 2014)

Aplikasi Tasawuf Di Era Modern

     Tasawuf, atau sufisme, adalah ajaran Islam yang menekankan peningkatan spiritual dan kedekatan dengan Tuhan. Ia menawarkan cara untuk menemukan kedamaian batin dan makna hidup yang lebih mendalam dalam dunia modern yang penuh tekanan dan aktivitas. Berikut adalah beberapa cara tasawuf bisa diterapkan di era modern:

  • Meningkatkan Kedamaian Batin: Banyak orang mengalami stres dan kehilangan arah akibat kehidupan yang sibuk. Tasawuf mengajarkan untuk fokus pada hubungan dengan Tuhan dan mencari ketenangan batin melalui ibadah seperti berzikir dan refleksi diri, yang membantu menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih tenang.

  • Menjaga Kesederhanaan: Tasawuf mendorong kehidupan sederhana dan mengurangi ketergantungan pada material. Ajaran ini menekankan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari hati yang bersih dan merasa cukup, membantu mengurangi tekanan untuk mengejar kekayaan dan status sosial yang tidak penting.

  • Menggunakan Teknologi Secara Bijak: Tasawuf mengajarkan keseimbangan antara menggunakan teknologi dan memenuhi kewajiban agama serta hubungan dengan Tuhan, yang berarti menggunakan teknologi secara bijak dan mengatur waktu dengan baik.

  • Seimbangkan Akal dan Hati: Tasawuf menekankan pentingnya keseimbangan antara hati dan akal, menunjukkan bahwa selain logika, perasaan dan intuisi juga diperlukan untuk menjalani hidup yang bijaksana dan bermakna.

  • Membangun Karakter yang Baik: Tasawuf menekankan pengembangan sifat rendah hati, sabar, dan ikhlas, yang dapat membantu kita menjadi lebih baik dan lebih peduli pada sesama di dunia yang sering individualis dan egois.

     Tasawuf menawarkan cara untuk menemukan kedamaian dan makna hidup di tengah tekanan modern, mendorong kita menjadi lebih baik dan damai, serta menjaga keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritual.(Wanto, 2014)

KESIMPULAN

Tasawuf adalah jalan spiritual dalam Islam yang fokus pada pembersihan jiwa, mendekatkan diri kepada Allah, dan menjalani kehidupan mulia dan sederhana. Asal-usul kata tasawuf masih diperdebatkan, namun esensinya tetap pada kesederhanaan, pengendalian ego, dan usaha mencapai maqamat (tahapan spiritual) serta ahwal (pengalaman spiritual) yang mendalam.

Dalam kajian tasawuf, terdapat beberapa pendekatan seperti tematik, eksploratif, tokoh, dan kesejarahan. Pendekatan ini memungkinkan pengkajian tasawuf dari berbagai sudut pandang yang terperinci dan kontekstual, sehingga memberikan pemahaman yang lebih kaya.

Di era modern, tasawuf tetap relevan sebagai panduan untuk kedamaian batin, hidup sederhana, bijak dalam teknologi, dan menjaga keseimbangan antara akal dan hati, serta membangun karakter baik. Ajaran ini membantu menyeimbangkan kehidupan spiritual dan duniawi untuk mencapai makna hidup yang lebih dalam.

Secara keseluruhan, tasawuf adalah panduan etika hidup yang mengajarkan kedamaian, kesederhanaan, dan hubungan mendalam dengan Tuhan, menjadikannya relevan bagi umat manusia di semua zaman.

Referensi:

Falach, G., & Assya'bani, R. (2021). Peran Tasawuf di Era Masyarakat Modern: Peluang dan Tantangan . Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam, 21, 191--206.

Wanto, S. (2014). PENDEKATAN TASAWUF DALAM STUDI ISLAM DAN APLIKASINYA DI ERA MODERN. Jurnal At-Tafkir, VII.

Zaini, M. (2020). BUKU AJAR PENGANTAR STUDI ISLAM. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER. http://digilib.uinkhas.ac.id/10962/1/Diktat%20Lengkap%20%28EDIT%29%20Buku%20Ajar%20Pengantar%20Studi%20Islam.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun