Mohon tunggu...
Alir Bening Firdausi
Alir Bening Firdausi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

Perempuan, hobi menulis dan membaca. Penulis 20 buku antologi. Penggemar hujan serta malam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku, Mesin Waktu, dan Sepotong Keadilan untuk Kekasihku

8 Juli 2024   12:30 Diperbarui: 8 Juli 2024   12:48 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku dan Adena berhenti di jembatan layang yang lengang. Dari atas sini, mata kami melihat detik-detik massa mulai kocar-kacir dan keadaan mulai kacau. Polisi melayangkan tongkat, memukuli mahasiswa yang menuntut keadilan. Aku berdesis ngeri.

Sedetik kemudian aku terkejut bukan main kala melihat sosok lain yang tak asing bagiku.

Pak Bobby.

Tidak mungkin salah, aku pernah melihat foto mudanya di atas meja kantor. Ia di sana, menggunakan setelan reporter berita, namun dipersenjatai tongkat hitam persis seperti polisi. Ia menarik paksa kerah seorang mahasiswa, membawanya menjauh entah ke mana. Menghilang.

Dadaku bergemuruh. Lima tahun aku jarang tidur demi mengungkap pelaku di balik penghilangan ibunda Adena di aksi demo 2019 dan … ah ternyata begitu.

Merupakan pilihan paling tepat bagiku untuk berdiri di sini walau harus kupertaruhkan segalanya. Perkataan orang bijak: lebih baik mencegah daripada mengobati mungkin benar adanya.

_____________________________

KONGSI
KONGSI
KONGSI
KONGSI

https://bit.ly/KONGSIVolume1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun