Mohon tunggu...
Aliqa Syawal
Aliqa Syawal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Seni

Kesenian di Tahun 2024: Tradisi Bertemu Teknologi, Inovasi Melahirkan Keajaiban

6 Januari 2025   11:35 Diperbarui: 6 Januari 2025   10:52 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash


Kesenian selalu menjadi napas budaya, cermin identitas, dan wadah ekspresi manusia. Di tahun 2024, kesenian tidak lagi hanya berbicara tentang tradisi atau modernitas, tetapi sebuah pertemuan epik antara keduanya. Dengan teknologi yang berkembang pesat, seni menjelma menjadi sesuatu yang lebih besar---menghubungkan generasi, melintasi batas budaya, dan membuka peluang yang tak terbatas.

Seni Tradisional: Klasik yang Tak Pernah Usang

Apakah seni tradisional kehilangan pesonanya? Tentu tidak. Di tengah maraknya inovasi teknologi, justru seni tradisional menemukan panggung baru yang lebih luas. Pertunjukan wayang kulit kini tidak lagi hanya dinikmati di pendopo desa, tetapi hadir di layar ponsel lewat platform streaming. Musik gamelan, yang dulunya dianggap kuno oleh sebagian generasi muda, kini menjadi latar lagu EDM yang viral di media sosial.

Para seniman tradisional tak lagi bekerja sendiri. Mereka berkolaborasi dengan anak-anak muda kreatif yang membawa teknologi sebagai alat pelestarian. Lewat animasi, augmented reality (AR), hingga aplikasi interaktif, seni tradisional tidak hanya bertahan, tetapi berkembang dengan cara yang belum pernah dibayangkan sebelumnya.

Revolusi Seni Digital: Ketika Imajinasi Menjadi Tak Terbatas

Jika seni tradisional adalah akar, seni digital adalah cabang yang terus tumbuh. Tahun 2024 menjadi era keemasan bagi seni berbasis teknologi. Seniman menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan lukisan yang berubah-ubah sesuai suasana hati penonton. Virtual reality (VR) memungkinkan kita "masuk" ke dalam lukisan, menjelajahi warna dan bentuk seperti dunia nyata.

Tren NFT (non-fungible token) juga membuat dunia seni semakin mendunia. Bayangkan, lukisan digital karya seniman Indonesia bisa dimiliki kolektor seni dari Eropa atau Amerika hanya dengan beberapa klik. Seni digital ini tidak hanya menjadi medium ekspresi, tetapi juga alat ekonomi yang mengubah kehidupan banyak seniman.

Seni Sebagai Suara Generasi

Di tahun ini, seni tidak hanya menjadi sesuatu yang indah untuk dilihat, tetapi juga alat untuk bersuara. Generasi muda menggunakan seni mural di jalan-jalan kota untuk menyuarakan isu lingkungan. Film pendek dan musik menjadi alat kampanye untuk keadilan sosial. Bahkan, media sosial menjadi "galeri" yang memungkinkan karya seni dilihat oleh jutaan orang dalam waktu singkat.

Pesan-pesan dalam seni ini menyentuh hati banyak orang. Seni kini bukan hanya tentang individu, tetapi komunitas. Ia menggerakkan, menginspirasi, dan menyatukan.

Kolaborasi Lintas Zaman: Seni untuk Semua Generasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun