Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Syahrini Kok Pilih Bubu?

19 Mei 2012   03:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:07 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

“Heran, Syahrini kok malah pilih Bubu dari Malaysia pula, memangnya di negara ini sudah kehabisan stok apa ya?” tanya Bi Odah saat ngarambet (membersihkan sawah dari tanaman liar pengganggu) di sawah Nyi Iteung yang sudah diserahkan pengelolaannya pada si Kabayan. Acara ngarambet kali itu memang lumayan rame, ada sepuluh ibu-ibu yang ikut, termasuk Nyi Iteung. Beberapa lelaki juga ada di situ, Kabayan sedang membenahi galengan (pematang) sawahnya yang berbatasan dengan sawah Mang Odon. Ada juga Ki Arjun yang tidak punya urusan dengan acara ngarambet itu, ia sedang asyik memasang perangkap ikan di Sungai Cimuntur yang mengalir persis di dekat pesawahan itu.

“Stok dari luar negeri kan bagus-bagus, duitnya kalau di-rupiah-kan kan jadi lebih gede, begitu...” timpal Bi Oyoh yang tampaknya juga paham soal pergosipan artis nasional. Meski rata-rata nggak punya pesawat televisi sendiri di rumah, tapi soal begituan, ibu-ibu di Cibangkonol nggak pernah ketinggalan inpo, eh, info. “Apalagi katanya dia kan anak raja, jadi ya duitnya pasti banyak...” tambah Bi Oyoh.

“Bukan anak raja, tapi namanya Raja, Raja Muhamad Sajni,  tau...” timpal Bi Odah. “Cuma kalo dilihat namanya sih, kayaknya jodoh...” tambahnya.  “Iya, tapi biasanya, artis yang dapat orang luar negeri nggak pernah panjang jodohnya. Awalnya saja kelihatan mesra, habis itu berantem, terus cerai. Habis cerai saja masih panjang urusannya, anak lah, harta lah, apa nggak pada capek tuh, terus apa nggak pada belajar dari pengalaman yang sudah-sudah?” kali ini Bi Isoh yang ikutan nimbrung.

“Yeeh jodo mah sudah ada yang ngatur atuh Bi, siapa tau memang jodoh dan langgeng....” Iteung nimbrung, meski nggak terlalu paham dunia pergosipan, maklum, di rumahnya nggak ada televisi, dan dilarang sering-sering nonton gosip sama suaminya, si Kabayan. “Bener Teung, kan mestinya kita bangga, perempuan kita disukai orang luar, itu tandanya pengakuan kalau perempuan kita cantik-cantik...” timpal Ceu Imin.

“Iya, berarti tandanya juga pengakuan kalau laki-laki di sini nggak banyak yang ganteng. Kalaupun ganteng masa depannya nggak jelas...” timpal Bi Isoh lagi. “Pilihannya ya dua itu, mau pilih yang ganteng tapi masa depannya nggak jelas, pilih artis cowok Indonesia. Tapi kalau mau pilih yang masa depannya jelas, cuma nggak ganteng, ya cari pengusaha!” tambahnya.

Pergunjingan itu nggak bakalan berhenti sampai acara ngarambet itu selesai. Biasa lah. Sementara Kabayan yang sudah selesai membenahi pematang, mulai membuat api untuk membakar singkong. Ki Arjun juga selesai memasang perangkap ikan dan bergabung dengan Kabayan sambil membawa dua ekor ikan dari perangkap yang dipasangnya kemarin. Daripada membawanya pulang, Ki Arjun memilih untuk membakarnya bersama si Kabayan, barter sama singkong.

“Pada ngomongin apa sih rame pisan?” tanya Ki Arjun pada Kabayan. “Biasa lah Ki, ibu-ibu mah begitu, sagala diomongin. Denger-denger sih lagi ngomongin bubu impor dari Malaysia...” jawab Kabayan sekenanya, maklum, dia emang nggak memperhatikan obrolan mereka.

“Heran sayah mah, masa bubu aja harus impor dari Malaysia. Memangnya di sini nggak ada yang bisa buat apa?” tanya Ki Arjun, “Saya ge bisa buat bubu mah, dari sejak bisa jalan sudah diajari bikin sama masangnya oleh kakek sayah...” tambahnya. “Nggak tau atuh Ki, tanya aja sama mereka. Siapa tau ada orderan...” jawab Kabayan.

Ki Arjun pun penasaran, lalu bertanya pada ibu-ibu itu. “Ibu-ibu, siapa yang mau beli bubu dari Malaysia?” tanyanya setengah teriak. “Syahrini Ki, artis ibukota itu!” jawab Bi Isoh sambil melirik Ki Arjun. “Dasar artis, apa-apa harus beli dari luar negeri. Dengerin ya, bubu itu mau dibuat di dalam negeri mau dibuat di luar negeri, sama saja, hasilnya nggak bakalan banyak. Paling dapet juga satu dua ekor saja. Saya sudah pengalaman hampir seumur hidup. Nggak bakalan ada bubu yang penghasilannya banyak!” teriak Ki Arjun. “Kalau mau, jangan pilih bubu, sekalian sajah beli pukat harimau, sekali narik bisa ton-tonan. Sekalian beli sama kapalnya, pasti cepet kaya!” tambahnya. “Tapi jangan pake bom atau racun ya, itu namanya merusak lingkungan!”

Ibu-ibu saling melirik, “Nggak nyambung, biasa aki-aki nggak kenal tipi, taunya cuma sungai sama ikan!” kata Bi Isoh. “Eh, tapi bener juga ya, kalau nanti penghasilannya ketauan sedikit pasti ditinggalin, nyari yang lebih banyak!” sambungnya. “Eeeh, itu namanya suudon, pitnah, siapa tau beneran cinta!” timpal Bi Odah.

“Nyari ikan mah pake otak, kudu rasiyonal pake itung-itungan, jangan pake cinta!” teriak Ki Arjun lagi. “Kalau cinta sama bubu mah, suruh dia mesen buatan sayah, dijamin kualitasnya sama dengan buatan luar negeri. Apalagi cuma buatan Malaysia, paling beda tipis, malah bagusa buatan kita!” sambungnya.

Bi Odah melirik teman-temannya, “Ganti topik lah, sudah nggak seru!” katanya. Iteung nyeletuk, “Topik Hidayat bukannya sudah punya istri sama anak, kok malah mau ngerebut suami orang sih?” tanyanya. Bi Odah dan Bi Isoh manyun, “Berhenti ngomongin Syahrini lah, malah tambah nggak nyambung, sama tambah dosa!” kata Bi Isoh. “Ya sudah, ngomongin Ledi Gaga wae, ngomongin dia mah nggak bakalan dosa kali, kecuali nonton konsernya!” sahut Bi Odah.

“Nah itu, ngomongin Ajis Gagap wae, sama si Sule, lebih lucu....” kata si Iteung.

Jogja, 19 Mei 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun