Bagi Indonesia, keduanya adalah pahlawan, sebagaimana gelar Pahlawan Nasional yang disematkan kepada mereka, termasuk menamakan sebuah kapal perang TNI yaitu KRI Usman-Harun. Tapi bagi pihak Singapura (dan Federasi Malaya) saat itu, mereka disebut 'teroris' karena meledakkan sebuah tempat yang menimbulkan korban di pihak sipil.
Kembali ke soal name calling, ini adalah sebuah praktik propaganda yang paling mudah ditemukan dan paling mudah dideteksi, karena pada umumnya julukan ini akan diumumkan kepada publik, bahkan selalu disebut dalam kampanye yang disiarkan melalui media massa.
Tentu saja, sebagaimana propaganda juga tak selalu dilakukan untuk hal yang buruk, banyak propaganda yang bertujuan baik juga menggunakan teknik ini yang tujuannya adalah untuk memberikan penghormatan atau pujian.
Dalam propaganda agama (kemudian kita mengenalnya dengan sebutan dakwah), kita juga sering menemukan penggunaannya. Misalnya saja dalam agama Kristen, Yesus Kristus disebut sebagai 'Juru Selamat.' Dalam Islam, Nabi Muhammad disebut sebagai 'Al Mahiy' (penghapus kebodohan di zaman jahiliyah). Dalam agama Budha, Sidharta Gautama dikenal sebagai 'Sakyamuni' (orang bijak dari kaum Sakya). Dan sebagainya.Â
 Â
TEKNIK BERIKUTNYA: (2) GLITTERING GENERALITY
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI