Sayangnya, di babak grup, mereka bergabung dengan klub-klub yang tangguh, Manchester City, Porto, dan Marseille. Dari enam laga, mereka hanya menang 1-0 melawan Marseille.Â
Poin 3 itu terlalu jauh dari milik City (16) dan Porto (13). Untung saja, masih cukup untuk membuat mereka pindah haluan ke Europa League karena meski Marseille juga punya 3 poin, mereka 'unggul' dalam selisih gol (Olypiacos -8, dan Marseille -11).
Masuk babak 32 besar Europa League, mereka berhasil menumbangkan raksasa Belanda PSV Eindhoven dengan agregat 5-4 (menang 4-2 di kandang, dan kalah 1-2 saat tandang).Â
Setelah itu, nasib mempertemukan mereka dengan Arsenal yang langsung menggasak mereka 3-1 di kandang sendiri, Karaiskakis Stadium. Â Â
Harapan untuk meraih trofi ketiga musim ini untuk melengkapi peluang treble Olympiacos sungguh berat. Seperti sudah disinggung di atas, mereka perlu setidaknya menang 3-0 di kandang Arsenal.Â
Jelas ini bukan hal yang mudah. Perkaranya bagi Arsenal, ini adalah trofi harapan mereka satu-satunya musim ini, sekaligus membuka peluan mereka untuk berlaga di Liga Champions musim depan andai bisa menjuarainya. Maklum, di liga primer, posisi mereka sangat jauh dari harapan.
Untuk menjalani misi 'setengah impossible' itu, harapan Olympiacos bertumpu pada penyerang mereka, Youssef El-Arabi yang mencetak satu gol saat melawan Arsenal itu. El-Arabi, pemain timnas Maroko ini memang tidak muda lagi, usianya sudah menginjak 34 tahun. Tapi jangan tanya soal kemampuan mencetak golnya.
El-Arabi memang bukan pemain kelas dunia, meski berpengalaman di liga-liga Eropa. Memulai karirnya di klub Perancis Caen musim 2008-2011 ia menyumbang total 28 gol dari 76 pertandingan.Â
Belum cukup meyakinkan. Karena itulah ia kemudian terbuang ke klub Arab Saudi, Al Hilal musim 2011-12. Meski hanya bermain sebanyak 32 kali, rasio golnya naik, ia mengemas 16 gol.
El-Arabi kemudian digaet oleh klub Granada yang berlaga di La Liga Spanyol. Tiga musim merumput di La Liga (2012-16), ia mengemas 134 caps dengan sumbangan 45 gol, sebuah angka yang lumayan bagus.Â
Itulah yang kemudian membuatnya dipinang klub Qatar, Al Duhail. Tiga musim di Qatar, naluri mencetak gol El-Arabi malah makin terasah. Bayangkan saja, dari 87 pertandingan, dia menyumbang 100 gol untuk Al Duhail!