Resmi sudah, Rangers FC, klub sepakbola yang berbasis di kota Glasgow Skotlandia meraih gelarnya yang ke-55 musim ini. Ini adalah rekor bagi trofi domestik tertinggi di Liga Skotlandia, meninggalkan saingan terdekatnya yang juga berasal dari kota yang sama, Celtic FC.
Kemenangan tim asuhan Steven Gerrard ini bukan hanya menambah dan menjauhkan koleksi trofinya, tapi juga memutus kemenangan Celtic 9 kali berturut-turut. Sebuah pencapaian yang tentu saja menggembirakan bagi pendukung Rangers yang sudah hampir satu dekade berada di bawah bayang-bayang rival abadinya itu.
Ketika mantan kapten Liverpool itu ditunjuk sebagai manajer pada 1 Juni 2018, banyak orang yang menyangsikannya. Termasuk para penggemar Rangers sendiri. Gerrard memang moncer sebagai pemain, tapi sebagai pelatih? Ia hanya sempat melatih tim junior Liverpool.
Musim pertama tak bergerak, masih di bawah Celtic. Musim berikutnya pun demikian. Tapi ada hal yang menggembirakan, grafik permainan dan cara bermain Rangers mulai asyik dinikmati, rasa-rasanya seperti saat menonton Liverpool ketika Gerrard bermain dulu, paduan operan pendek-panjang, umpan silang, terobosan, dan sebagainya. Memang bukan ala Gegenpressing Liverpool di bawah Klopp sekarang, tidak selalu bertempo tinggi, tapi cukup enak dilihat.
Dan musim ketiganya, 2020-21 ini, bukan saja permainan yang mulai enak dilihat, tapi juga hasil di lapangan yang menggembirakan. Di saat bersamaan, harus diakui bahwa musuh abadinya, Celtic, juga mengalami penurunan kualitas yang cukup signifikan. Tidak buruk, tapi ketika Rangers sempurna dan Celtic terlalu banyak terpeleset, tentu saja sangat berpengaruh.
Sebagai pengingat saja, Scottish Premiership menggunakan sistem yang agak berbeda. Dari 12 tim yang bermain, mereka akan saling bertemu dua kali di putaran pertama (tandang-kandang) sehingga menjadi total 22 pertandingan. Setelah itu, masuk putaran kedua dimana masing-masing tim akan saling bertemu sekali, sehingga total hingga akhir putaran kedua adalah 33 pertandingan. Setelah itu, klasemen akan dibagi dua (split) dimana enam tim teratas dan terbawah akan saling bertemu sekali, sehingga menambah 5 pertandingan lagi, dengan total 38 pertandingan.
Kepastian Rangers juara ini bahkan belum sampai ke putaran ketiga (split), melainkan masih di putaran kedua (pekan ke-32). Artinya, masih ada satu pertandingan tersisa di putaran kedua, dan 5 pertandingan di putaran ketiga. Poin 88 yang dimiliki oleh Rangers, tak mungkin lagi dikejar oleh poin Celtic yang baru 68. Hasil ini lebih cepat dari perkiraan banyak orang. Penyebabnya? Ya karena Celtic sendiri yang 'menyerahkan' trofinya lebih awal kepada Rangers.
Bagaimana bisa? Kita tengok tujuh pertandingan yang dianggap menjadi jalan bagi Rangers meraih trofi musim ini:
1 Agustus 2020, Aberdeen -- Rangers (0-1)
Ini pertandingan awal yang dilakoni Rangers musim ini. Bertandang ke Stadion Pittodrie kandang Aberdeen FC, pertandingan berjalan alot. Rangers masih tampak grogi. Untunglah, sebuah gol cantik dari mantan pemain muda Liverpool, Ryan Kent di menit ke-21 sudah cukup untuk meraih tiga poin. Jika tidak, gawat, keesokan harinya, Celtic menggunduli Hamilton Academical dengan skor 5-1!
18 Oktober 2020, Celtic-Rangers (0-2)
Old Firm Derby digelar untuk pertama kalinya musim ini. Memang kurang meriah tanpa penonton, tapi bukan berarti tanpa greget. Celtic lebih dulu menjadi tuan rumah saat liga memasuki pekan ke-11. Hasilnya? Connor Goldson, mantan pemain Brighton & Hove Albion itu membobol gawang Celtic menit ke-9 yang langsung membuat Rangers makin menggila. Hingga akhirnya Goldson menambah golnya di menit ke-54. Usai laga itu, Rangers menjauh 4 poin dari Celtic.
8 November 2020, Rangers-Hamilton, (8-0)
Pekan ke-14, Rangers menjamu tim gurem Hamilton Academical. Mumpun lawannya gurem, Gerrard berimprovisasi dengan pemainnya, sebagian starting XI-nya diganti. Hasilnya? Malah panen gol. Dimulai dengan gol Scott Arfield, disusul dengan Kemar Roofe, Joseph Aribo, Brandon Barker, James Tavernier, dan dua gol tambahan lagi dari Arfield dan Aribo. Hasil yang mengangkat kepercayaan diri anak asuh Gerrard itu.
19 Desember 2020, Rangers-Motherwell (3-1)
Ini pertandingan yang gawat. Bukan apa-apa, pertandingan pekan ke -18 ini hanya berselang beberapa hari dari kekalahan Rangers dari St Miren. Untungnya bukan di Premiership, melainkan di  ajang League Cup. Itupun karena Gerrard mengistirahatkan sebagian pemain pentingnya. Memang agak terlihat grogi, apalagi menit ke-6, Callum Lang membobol gawang Rangers. Untung saja di ujung babak kedua, tiga gol berhasil disarangkan dalam jarak tak terlalu jauh. Gol Kemar Roofe menit 73, Cedric Itten menit 82, dan Roofe menambah gol di masa tambahan waktu. Selamat!
2 Januari 2021, Rangers-Celtic (1-0)
Old Firm jilid dua berlangsung di pekan ke-22. Panas? Super Hot! Posisi Celtic saat itu tertinggal 6 poin. Alih-alih membalas dendam hasil sebelumnya, pasukan Neil Lennon malah berantakan. Nir Bitton diusir wasit menit ke-62, dan beberapa menit berselang, Callum McGregor malah bunuh diri. 1-0. Cukup!
6 Maret 2021, Rangers-St Miren (3-0)
Pertandingan pekan ke-32 ini sebetulnya belum menjadi penentu. Katakanlah Rangers memang menang dengan gol dari Ryan Kent, Alfredo Morellos, dan Ianis Hagi. Tapi jika Celtic menang melawan Dundee United, juara mereka masih harus tertunda. Kapan? Pekan ke-33 alias akhir putaran kedua. Lawannya? Yap, Celtic di kandangnya sana!
7 Maret 2021, Dundee-Celtic (0-0)
Eeeh, taunya malah Celtic malah bermain imbang dengan Dundee. Ya sudah, penggemar Rangers pun langsung turun ke jalan merayakan juara tanpa harus menunggu Old Firm Derby ketiga kalinya atau bahkan hingga putaran ketiga (split).
Ya. Resmi sudah Rangers di bawah pimpinan Gerrard menjadi juara Scottish Premiership musim ini. Mereka pun sekarang bisa menikmati sisa musim dengan berkonsentrasi di Europa League. Selamat!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H