Dalam situasi itu, keesokan harinya, 29 Februari 2004, Ketua Mahkamah Agung Haiti, Boniface Alexandre maju menggantikan posisi sementara yang ditinggalkan oleh Aristide. Alexandre meminta PBB untuk membantu. Hari itu juga PBB mencatat 'pengunduran Aristide' dan langsung mengirimkan pasukan keamanan. Alexandre pun secara 'konstitusional' disumpah menjadi pengganti Aristide.
Dari tempat pengasingannya, Aristide menuduh adanya keterlibatan AS, Perancis, dan juga Kanada dalam penggulingan keduanya itu. Tuduhan Aristide itu diperkuat oleh tetangganya, Dominika, yang mengaku menampung 'pasukan khusus' dari AS yang melatih milisi sejak 2001, termasuk diantaranya adalah Amiot Metayer dengan tujuan untuk menggulingkan Aristide.
Benar atau tidaknya tentu saja menjadi misteri. Yang jelas, bagi Aristide, itulah untuk kedua kalinya ia dikudeta selama menjabat Presiden. Tahun 1990, Aristide memenangkan pemilu dengan perolehan 67 persen suara. Ia kemudian dilantik Februari 1991, tapi dikudeta oleh kalangan tentara pimpinan Raoul Cedras yang diangkat oleh Aristide sendiri. Saat itu, Aristide juga 'diselamatkan' AS dan dibawa ke sana, sebelum ia bisa kembali lagi tahun 1994 dan memimpin lagi Haiti hingga tahun 1996 sebelum kalah oleh Rene Preval, menjadi oposisi, dan terpilih lagi tahun 2001.
Setelah kudeta keduanya itu, Aristide berpindah-pindah tempat sampai terakhir berada di Afrika Selatan. Saat gempa besar melanda Haiti tahun 2010 yang menewaskan ratusan ribu orang, Aristide masih berada di Afrika Selatan. Ia masih dicegah kembali ke negaranya sebelum pemilu presiden Maret 2011. Partainya, Fanmi Lavallas juga dilarang ikut pemilu itu. Aristide baru bisa kembali setelah pemilu diselenggarakan.
Sekadar mengingatkan, Haiti adalah sebuah negara yang memproklamasikan kemerdekaannya pada I Januari 1804, setelah para budak melakukan pemberontakan pada Perancis. Pulau Hispanoila tempat Haiti berbagi dengan Dominika adalah tempat asli suku Taino yang ditemui Chritopher Colombus tahun 1492 yang disangkanya telah menemukan India dan bertemu dengan orang India. Sepanjang sejarahnya, di negara itu sudah terjadi 27 kali kudeta, dan hanya sekali yang gagal.
Itulah sekilas cerita tentang kudeta di negara yang sering terjadi kudeta, bukan kudeta-kudetaan, apalagi merasa ada yang mau kudeta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H