Mohon tunggu...
Alipir Budiman
Alipir Budiman Mohon Tunggu... Guru - hanya ingin menuliskannya

Bekerja sebagai pendidik di MTs Negeri 1 Banjar (dahulu namanya MTs Negeri 2 Gambut) Kabupaten Banjar, Kalsel. Prinsip saya: Long Life Education. Gak pandang tuanya, yang penting masih mau belajar, menimba ilmu. Gak peduli siapa gurunya, yang penting bisa memberi manfaat dan kebaikan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Baik Sangka Terhadap Allah

20 Oktober 2015   16:39 Diperbarui: 20 Oktober 2015   16:39 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Model: Ahmad Sultan, siswa MTs Negeri 2 Gambut Kabupaten Banjar."][/caption]

Sebagai seorang guru matematika, saya terkadang ngobrol dengan orangtua siswa pada saat pembagian rapor, atau pada waktu lain di luar sekolah. Yang saya tanyakan ke orangtua siswa mengenai prestasi anaknya yang cukup rendah. Tapi jawaban orangtua kadang-kadang mengagetkan saya. Dia mengatakan, “kada usah muluk-muluk, bisa membaca manulis dan bahitung gin sudah untung”. Ada juga kalimat negatif lainnya: “Inya di surga kaena kada ditakuni jua matematika atawa bahasa inggris”. Atau kalimat ini: “Kada usah talalu pintar, kaena mun kapintaran harat mambunguli urang”.

Hal yang sama juga saya tanyakan kepada siswa yang prestasinya rendah. Ada sebagian siswa yang jawabannya cukup mencengangkan. Misalnya, “kamampuan sadang-sadang haja gin, asal jujur wan panyambahyang”, atau “kada mungkin jua ulun ni pintar kaya si anu”.

Saya membatin. Saya mengharapkan jawaban dari mereka itu lebih greget. Tapi justru yang didapatkan sebaliknya, seperti tidak mempunyai keinginan untuk pintar dan lebih pintar. Kalau Anda pembaca juga sudah berpikiran seperti itu, maka dapat saya katakan, bahwa Anda tidak akan bisa menjadi orang pintar. Tidak bisa! Kalimat-kalimat itu seperti klaim keadaan diri Anda.

Padahal yang berhak mengklaim itu adalah Allah, sedang manusia hanya bisa merencanakan.

Hadits Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah saw bersabda: Allah berfirman: “Aku berada pada sangkaan hamba-Ku.

Beragam peristiwa dalam hidup ini yang terkadang menggiring seseorang terjebak dalam kondisi selalu berada dalam perasaan pesimis, gagal, tidak dihargai, ditolak, tidak pantas dan sebagainya. Hakikat semua itu adalah manifestasi dari buruk sangka terhadap Allah.

Menduga-duga tentang pemberian Allah, terutama bersangka buruk kepada-Nya adalah perbuatan dosa. Anda tidak boleh mengatakan “mustahil”, “tidak mungkin”, karena itu adalah urusan Allah. Urusan Anda adalah berusaha belajar agar meraih prestasi. Bagaimana mungkin Anda bisa berbaik sangka kepada Allah, kalau Anda menuduh Allah kepada hal-hal yang tidak baik.

 

Banyaknya akibat dari buruk sangka antara lain :

  • Dapat mendatangkan murka Allah subhanahu wata’ala.
  • Merupakan indikasi rusaknya niat dan buruknya kondisi batin.
  • Merupakan salah satu perangai orang munafiq.
  • Merupakan penyebab jatuh dalam akibat yang buruk dan membuka perbuatan keji.[caption caption="Model: Ahmad Sultan, siswa MTs Negeri 2 Gambut Kabupaten Banjar."][/caption]ata’ala dan di hadapan manusia.
  • Salah satu petunjuk akan lemahnya iman.
  • Indikasi atas ketidakpercayaan terhadap diri sendiri.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun