Mohon tunggu...
Nur Fazlin
Nur Fazlin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Guru Dalam Mengontrol Tingkat Emosional Anak Usia Dini

12 Juni 2023   19:50 Diperbarui: 12 Juni 2023   20:00 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perkembangan emosi menjadi salah satu aspek penting dalam ranah tumbuh kembang anak. Aspek ini berkaitan erat dengan kemampuan anak dalam berinteraksi, berempati, dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang baik. Oleh karena itu, selain peran peran orangtua, peran guru juga diperlukan dalam memahami agar bisa mengontrol tingkat perkembangan emosi anak secara menyeluruh. Sehingga anak dapat memaksimalkan potensi dan bakat yang dimiliki serta dapat memahami seperti apa stimulasi yang tepat dalam masa tumbuh kembangnya pada masa golden age.

Menurut Colle (Basset, Curby, Denham, & Morris, 2013) menyatakan bahwa mengelola emosi adalah sebuah sistem kontrol bagi anak-anak, dimana anak-anak dapat mengekspresikan emosinya dengan bebas dan tanpa diatur. Ditambah dengan pendapat dari Richardson dan Rees (2016) yaitu tingkat pengelolaan emosi merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola dan merespon pengalaman emosinya.

Ketika peran guru berhasil dalam pengelolaan emosi anak, maka anak dapat menunjukkan perilaku adaptif sepanjang masa hidup, kinerja jangka panjang dalam berbagai tugas, dan kesejahteraan (Mischel et al., 2010). Oleh karena itu, pengelolaan emosi merupakan kompetensi yang terletak di jantung pendidikan emosi. Berdasarkan penelitian dari Blair (2002) pengembangan emosional anak terbukti signifikan dengan hasil akademik dimana pengelolaan emosi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak di bidang akademik. Salah satu dampak apabila anak tidak mampu dalam mengontrol emosinya yaitu anak akan sukit memahami pembelajaran yang diberikan guru.

Ruang kelas adalah salah satu lingkungan sosial anak ketika berada di sekolah dimana anak akan beradaptasi dan melakukan hubungan sosial dengan teman sebayanya ataupun guru. Dengan demikian guru memiliki pengaruh yang besar terhadap bagaimana perilaku anak didiknya.

Peran guru dalam mengontrol tingkat emosional anak usia dini sangat penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan mendukung perkembangan emosional mereka. Berikut ini adalah beberapa cara di mana guru dapat membantu mengontrol tingkat emosional anak usia dini:

  • Menciptakan iklim yang aman dan nyaman
    • Guru dapat menciptakan iklim yang aman dan nyaman di dalam kelas dengan membangun hubungan yang positif dengan setiap anak dan menunjukkan kasih sayang kepada anak. Guru dapat memberikan perhatian individu, mendengarkan dengan empati, dan menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap kebutuhan dan perasaan anak-anak. Dengan merasa diterima dan didukung, anak-anak akan merasa lebih aman dan dapat mengontrol emosi mereka dengan lebih baik.
  • Mengajarkan strategi pengaturan emosi
    • Guru dapat mengajarkan anak-anak usia dini strategi pengaturan emosi yang sederhana. Misalnya, mereka dapat memperkenalkan teknik pernapasan dalam atau memberikan contoh tentang bagaimana mengenali emosi mereka dan cara mengelolanya dengan baik. Dengan memberikan anak-anak alat untuk mengatur emosi mereka sendiri, guru membantu mereka belajar mengatasi stres dan mengelola perasaan negatif.
  • Memberikan pemodelan perilaku yang positif
    • Guru memiliki peran penting sebagai pemodel untuk perilaku yang positif. Guru dapat mennjelaskan dan menyebutkan emosi yang dialami anak dan menunjukkan cara yang tepat untuk mengungkapkan emosi, seperti berbicara dengan tenang dan mengendalikan kemarahan. Dengan melihat guru mengelola emosi mereka dengan baik, anak-anak akan belajar mengikuti contoh yang positif.
  • Menerapkan strategi pengelolaan kelas yang efektif
    • Guru dapat menggunakan strategi pengelolaan kelas yang efektif untuk membantu mengontrol tingkat emosional anak usia dini. Misalnya, mereka dapat menyediakan aturan dan rutinitas yang jelas, dan memfasilitasi pemecahan masalah kolaboratif. Dengan menciptakan struktur yang konsisten dan mendukung, guru dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan perasaan positif pada anak yang ada dikelas.
  • Mendorong komunikasi yang efektif.
    • Guru dapat mendorong anak-anak untuk berkomunikasi secara efektif tentang perasaan dan emosi mereka. Mereka dapat menggunakan buku cerita atau kegiatan bermain peran untuk membantu anak-anak memahami dan mengungkapkan emosi mereka. Selain itu, guru juga dapat membantu anak-anak membangun keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan baik dengan teman sebaya, sehingga dapat meminimalkan konflik yang mungkin timbul.

Melalui peran yang aktif dan terlibat dalam mengontrol tingkat emosional anak usia dini, guru dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan emosi anak-anak. Dalam proses ini, anak-anak akan belajar mengelola emosi mereka dengan lebih baik, mengembangkan keterampilan sosial yang positif, dan merasa didukung dalam perjalanan perkembangan mereka.

Selain itu menurut pendapat Burton (Bellas, 2009), menyatakan bahwa guru sebaiknya membangun hubungan yang baik dengan anak seperti mengawasi anak saat bermain, berkomunikasi, dan ikut bergabung dengan anak saat bermain akan mendorong anak untuk membahas pengalaman emosinya pada guru. Selain itu, guru juga perlu memberikan tanggapan yang sesuai dengan keadaan anak dan membantu anak untuk mengelola emosinya.

Ketika peran guru berhasil dalam pengelolaan emosi anak, maka anak dapat menunjukkan perilaku adaptif sepanjang masa hidup, kinerja jangka panjang dalam berbagai tugas, dan kesejahteraan (Mischel et al., 2010). Oleh karena itu, pengelolaan emosi merupakan kompetensi yang terletak di jantung pendidikan emosi dan dapat berpengaruh pada akademik anak. Berdasarkan penelitian dari Blair (2002) pengembangan emosional anak terbukti secara signifikan dengan hasil akademik dimana pengelolaan emosi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak di bidang akademik. Oleh karena itu, apabila anak tidak mampu dalam mengontrol emosinya maka akan berdampak buruk yaitu anak akan sulit memahami pembelajaran yang diberikan guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun