Mohon tunggu...
Alinka
Alinka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Seorang mahasiswa yang memiliki ketertarikan dengan isu yang sedang fenomenal yang memicu pro dan kontra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menuju Kesadaran Pentingnya Etika: Navigasi Etika Komunikasi Dalam Virtual Reality

12 Juni 2024   13:34 Diperbarui: 12 Juni 2024   15:46 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman kemajuan tekonologi ini, banyak sekali penemuan baru yang mengagumkan termasuk diantaranya adalah Virtual Reality (VR). Walaupun kehadiran Virtual Reality  sudah lama, namun seiring perkembangan waktu juga berkembang semakin canggih hingga kini bisa diakses oleh banyak orang. Virtual Reality  adalah sebuah penemuan berlandaskan teknologi dimana para penggunanya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang disimulasikan oleh teknologi. Dalam VR interaksi menggunakan kontroler tangan atau alat kendali lainnya adalah hal yang memungkinkan hingga pengalaman yang di dapatkan terkesan lebih nyata.  Terdapat banyak jenis penggunaan VR, termasuk untuk hiburan, simulasi, pelatihan dan sebagainya. VR menjanjikan potensi untuk bertransformasi dalam cara interkasi dan berkomunikasi dalam lingkup pribadi maupun profesional.

Pengguna VR dapat berinteraksi dengan visualisasi objek grafis maupun hologram bahkan bisa berinteraksi dengan pengguna lainnya dalam lingkup VR, yang dimaksud disini adalah bertemu secara virtual, tidak secara langsung. Dimana ada interaksi disitu terjadi komunikasi, tak terkecuali di VR. Komunikasi menjadi kunci utama adanya interaksi dalam VR dan tentunya komunikasi tak terlepas dari etikanya, etika dalam berkomunikasi. Komunikasi dalam VR bisa terjadi dalam beberapa bentuk, termasuk diantaranya chat dan game online. Karena bersifat anonim secara umum, sangat disayangkan banyak sekali kasus pelanggaran etika komunikasi yang bahkan bisa dianggap sebagai masalah umum. Pengguna merasa 'terlindungi' dibalik sifat anonimnya dan berangkat dari hal ini timbul tindakan untuk melakukan komunikasi 'sesuka hati' hingga bisa melanggar etika berkomunikasi.

Beberapa bentuk pelanggaran etika berkomunikasi di VR adalah cyberbullying, menggunakan bahasa yang menghina hingga berbentuk 'sumpah serapah' bahkan ancaman, pelecehan, perundungan. Hal ini bisa berdampak negatif bagi pemain, sisi psikologis juga bisa terganggu. Tidak sedikit oknum yang melakukan pelanggaran ini. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya kesadaran diri akan penggunaan etika dalam berkomunikasi. Padahal, etika adalah hal penting yang seharusnya setiap manusia punya karena hidup di lingkungan sosial, termasuk diantaranya etika berkomunikasi karena setiap manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi setiap harinya.

Menurut beberapa pemain, ketika sedang bermain memang tingkat emosi dan adrenalin menjadi tinggi sehingga mudah sekali melontarkan kekecewaan. Sebagai contoh kasus, banyak yang sudah mengetahui akan kasus pemain game online Mobile Legend yang berkomentar dengan kata-kata kasar. Hal-hal seperti ini tidak terjadi hanya sekali melainkan sudah sangat sering. Dari pihak Mobile Legend sendiri sudah melakukan tindakan berupa ban kata-kata tertentu yang menjurus ke arah kekerasan di kolom komentar, sehingga jika ada pemain yang memberi komen tersebut, secara otomatis oleh sistem komen tersebut akan tersensor dengan bentuk bintang (*). Hingga saat ini, hanya tindakan ini yang sudah dilakukan oleh banyak pihak.

Namun apalah artinya dan tidak ada gunanya bila yang dilakukan adalah menyelesaikan masalah, yang pada beberapa kasus juga tidak selesai, alangkah lebih baik jika melakukan pencegahan sebelum kasus serupa terjadi. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang sudah seharusnya berpikiran kritis, hal seperti ini merupakan suatu masalah yang bisa disadari dan melakukan pencegahan, dimulai dari kita sendiri, karena kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi? Selain itu juga, bisa dilakukan kampanye untuk memasifkan pencegahan ini. Harapannya adalah, kedepannya semakin banyak masyarakat Indonesia yang tercerdaskan dan sadar akan pentingnya etika berkomunikasi. Tak terkecuali di VR yang saat ini sudah semakin banyak digunakan oleh banyak orang.

Harapan kedepannya semoga semakin banyak yang tersadarkan, karena bukan siapa yang berani tapi siapa yang peduli, peduli demi keberlangsungan dan kenyamanan banyak orang. Oleh karena itu, penting sekali penggunaan etika komunikasi dalam setiap sisi kehidupan termasuk dalam Virtual Reality, karena kedepannya penggunaan VR bisa jadi merupakan suatu hal yang umum dan dirasakan oleh semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun